tag:blogger.com,1999:blog-84661082155109907252024-03-17T20:04:07.941-07:00SERBA SERBI KEPERAWATANKeperawatan Jiwa, Keperawatan Dasar, Komunikasi dalam Keperawatan, Perawatan Palliatif, Manajemen Keperawatan, Keperawatan Anak, Keperawatan Gerontik, Keperawatan Komunitas, Keperawatan Dewasa, Keperawatan Maternitas, Sistem Informasi Keperawatan, Caring, Promosi Kesehatan, Multimedia Keperawatan, Sistem Informasi Manajemen Keperawatan, Manajemen Mutu dalam Bidang Keperawatan, Perawat Profesional, Profesi Perawat, Kode Etik KeperawatanImron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.comBlogger179125tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-37235454254264783392018-09-20T18:32:00.000-07:002018-11-26T22:44:11.423-08:00MENGENAL PSIKOTROPIKA (DASAR - DASAR NAPZA)<div style="text-align: justify;">
<b> Psikotropika</b> adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan <b>narkotika</b>, yang berkhasiat <b>psikoaktif</b> melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan <b>perilaku.</b> (Wikipedia, 2018)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat definisi diatas dapat dikatakan bahwa <b>psikotropika</b> sebenarnya digunakan untuk menekan saraf pusat, obat ini digunakan untuk merelaksasi saraf pusat agar orang jadi mudah tertidur, mudah mengantuk, menjadi tidak cemas, menjadi tidak agresif dll. Obat - obat <b>psikotropika</b> sebenarnya adalah terapi bagi beberapa penderita gangguan psikologis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah mengapa penyalahgunaan <b>psikotropika </b>menjadi berbahaya, ini sama halnya anda memiliki sebuah modil, sebenarnya mobil anda sudah memiliki sistem pengereman yang baik dan sempurna, karena suatu kondisi sistem pengereman anda tidak berjalan maksimal maka anda memperbaiki sistem pengereman tersebut agar tidak membahayakan diri anda maupun orang sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengereman baru sangat baik dan ideal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bayangkan jika kondisinya sebaliknya, sistem pengereman anda baik - baik saja kemudian anda tambah dengan sistem pengereman tambahan yang justru mengganggu kinerja mesin, mungkin secara pengereman anda menjadi lebih baik, tetapi bagaimana dengan sistem pembakaran bahan bakar yang diturunkan secara tiba - tiba atau ekstrim? bisa jadi akan mengalami masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, kembali ke kasus diatas, ketika seseorang menggunakan <b>psikotropika</b> maka seseorang tersebut jika tadinya agresif kemudian menjadi tidak agresif, bisa dibayangkan orang yang sudah nyaris bunuh diri diberi obat tersebut, bisa jadi makin memperparah kondisinya. Inilah bahaya dari <b>psikotropika</b> yang jika dibiarkan justru merusak <b>psikologis</b> dari yang bersangkutan. Mengapa penggunaan <b>psikotropika</b> harus seijin medis atau dokter? karena dokter paling paham berapa dosis <b>psikotropika</b> yang dapat ditoleransi oleh tubuh, meminimalisir resiko dari penggunaan psikotropika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa obat <b>psikotropika</b> memang sulit didapatkan dipasaran akan tetapi pasti ada oknum nakal yang justru memperjualbelikan obat - obat ini, meskipun UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sudah sangat jelas melarang peredaran obat - obat golongan ini.</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-63686847353325726322018-01-09T20:37:00.001-08:002021-10-31T21:38:59.643-07:00MANUSIA ADALAH MAKHLUK PALING SEMPURNA<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Manusia itu apa sih? Manusia adalah
mahluk bio, psiko, sosio dan spiritual. Ini yang membedakan antara manusia
dengan hewan, manusia dengan alam, manusia dengan tumbuhan. Meskipun beberapa
penelitian menyebutkan bahwa sebenarnya binatang atau hewan sekalipun memiliki
satu sisi yang disebut emosi atau biasa disebut dengan animal insting atau
insting binatang, manusia pun sebenarnya di area cortex memiliki salah satu
bagian otak yang disebut dengan reptilian brain atau otak reptil, mengapa
disebut dengan otak reptil tentu ahli biologi yang lebih paham untuk
menjelaskan. Intinya hewan dan manusia memiliki kemiripan sehingga sangat wajar
ketika sebuah penelitian menggunakan hewan coba sebelum ke manusia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Manusia
memiliki psikologis yang membuat mereka berespon terhadap kejadian – kejadian yang
membuat hati dan perasaan mereka menjadi tidak nyaman, mereka berespon terhadap
nyeri – nyeri psikologis yang terjadi sebagai akibat interaksi mereka dengan
orang lain, sangat mustahil sebuah interaksi tidak menghasilkan berbagai
masalah, masalah – masalah ini bisa saja sangat melukai hati dan perasaan
mereka. Jika masalah – masalah ini berlangsung lama atau bahkan merusak ego
mekanisme defence mereka maka yang terjadi mereka akan rentan terhadap masalah –
masalah psikologis, menguatkan ego mechanisme defence tidak seperti permainan
clash of clan dengan cara upgrade wall, upgrade tower yang akan menyerang lawan
dan musuh yang menyerang, ego mechanisme defence hanya bisa diupgrade dengan
merubah sikap dan karakter seseorang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Apa
hubungan antara karakter dengan kemampuan bertahan terhadap masalah, semakin
baik karakter maka kemampuan mereka bertahan terhadap masalah akan membuat
mereka semakin tangguh, semakin kuat dan semakin baik dalam beradaptasi, hal
ini sangat sesuai dengan teori evolusi yang mengatakan bahwa yang paling
survive adalah yang paling mampu beradaptasi, kemampuan beradaptasi ini tentu
saja dibekali dengan konsep dan jam terbang yang cukup, atau istilah tepatnya
pengalaman hidup yang baik. Seseorang dengan pengetahuan kognitif tinggi bisa
saja menjadi orang gagal bahkan mengalami gangguan jiwa ketika mental mereka
tidak tangguh. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Jiwa
yang tangguh, jiwa yang kuat, jiwa yang bisa menerima masalah dan persoalan
hidup sebagai sebuah pelajaran yang justru mengasah mereka menjadi lebih kuat,
lebih berani dan lebih siap menghadapi apapun yang akan terjadi ke depannya.<o:p></o:p></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-32171778328341123532018-01-07T20:03:00.001-08:002018-01-07T20:03:07.248-08:00ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PEMULA<div style="text-align: justify;">
<b>Pendahuluan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru – keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih lambat. Misalnya, menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985, 75 persen pria dan 57 persen wanita Amerika Serikat masih belum menikah pada usia 21 tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55 persen dan 36 persen masing-masing dalam tahun 1970.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, dan keluarga berencana merupakan tiga tugas perkembangan yang penting dalam masa ini (Tabel 6-4).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Membangun Perkawinan yang Saling Memuaskan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar hidup bersama sambil memenuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan bagi mereka berdua. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini, terbentuk satu kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicu dan memantau tingkah laku pasangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabel 1. Tahap Pertama Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orang Tua, dan Tugas-Tugas Perkembangan yang bersamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga<span style="white-space: pre;"> </span>Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga</div>
<div style="text-align: justify;">
Keluarga Pemula</div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Membangun perkawinan yang saling memuaskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.</div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua)</div>
<div style="text-align: justify;">
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan diri yang baru saja dibicarakan, dan tergantung kepada komplementaritas atau kecocokkan bersama dari kebutuhan dan minat pasangan. Sama pentingnya bahwa perbedaan-perbedaan individu perlu diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan dipandang untuk memperkaya hubungan perkawinan. Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan tergantung pada pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani “perbedaan-perbedaan tersebut” (Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan masalah adalah berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling mendukung, dan mampu berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan Lederer, 1969).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malahan, sejauhmana kesuksesan mengembangkan hubungan perkawinan tergantung pada bagaimana masing-masing pasangan dibedakan atau dipisahkan dari keluarga asal masing-masing (tugas perkembangan sebelumnya). Orang dewasa harus pisah dengan orangtuanya dalam upaya untuk membentuk identitas dirinya sendiri dan hubungan intim yang sehat. McGoldrick (1988) memberikan sebuah deskripsi yang amat bagus tentang proses ini dan masalah-masalah psikososial selama masa ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak pasangan mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual, serikali disebabkan oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan kekecewaan dan harapan-harapan yang tidak realistis. Malahan, banyak pasangan yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat mempengaruhi hubungan seksual secara merugikan. (Goldenberg dan Goldenberg, 1985).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan, karena mereka pindah dari rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi anggota keluarga dari keluarga mereka sendiri yang baru saja terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan orangtua mereka, sanak saudara dan dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka harus diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangat tersebut, hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Keluarga Berencana.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Littlefield (1977) menekankan pentingnya pertimbangan semua rencana kehamilan keluarga ketika seseorang bekerja di bidang perawatan maternitas. Tipe perawatan kesehatan yang didapat keluarga sebagai sebuah unit selama masa prenatal sangat mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi perubahan-perubahan yang luar biasa dengan efektif setelah kehamilan bayi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Masalah-Masalah Kesehatan. </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran perkawinan, penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling pranatal, dan komunikasi. Konseling semakin perlu diberikan sebelum perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar yang mantap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konsep-konsep perkawinan tradisional sedang ditantang oleh hubungan cinta, perkawinan berdasarkan hukum adat, dan perkawinan homoseks. Orang yang memasuki perkawinan tanpa pernikahan memerlukan banyak konseling dari tugas perawatan kesehatan untuk mendapatkan bantuan. Dalam hal ini, perawat keluarga terperangkap diantara dua “keluarga”, keluarga orientasi dan keluarga perkawinan. Dalam situasi semacam itu, para profesional kesehatan keluarga tidak perlu membuat penilaian-penilaian yang bermanfaat tetapi mencoba membantu setiap kelompok dari kedua kelompok tersebut agar mereka dapat memahami diri mereka sendiri dan saling memahami satu sama lain (Williams dan Leaman, 1973).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. Keluarga Berencana.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena Keluarga Berencana merupakan tanggungjawab utama dari perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu dibahas lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : mobiditas dan moralitas ibu-anak ; menelatarkan anak ; sehat sakit orangtua ; masalah-masalah perkembangan anak, termasuk inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jumlah kelahiran di Amerika Serikat sedang menanjak, dalam tahun 1975 mengalami penurunan dan terus mengalami kenaikan setelah itu hingga tahun 1990, seperti yang diproyeksikan dalam tahun 1984 hingga 1990 (Family Service America, 1984). Meningkatnya kehamilan remaja yang sangat besar, khususnya diantara wanita kulit hitam yang belum menikah dan terutama dipandang sebagai masalah karena kerentanan dan kurangnya sumber-sumber pada kelompok remaja yang malang ini (Chilman, 1988). Kehamilan penyebab utama remaja wanita keluar dari sekolah dan juga penyebab sering terjadinya perkawinan prematur. Dalam perkawinan, kehamilan awal (sebelum dua tahun) mengurangi penyesuaian perkawinan. Semua ini merupakan faktor-faktor kesehatan mental yang penting bagi orangtua dan anak-anak (Cohn dan Lierberman, 1974).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesehatan fisik ibu dan anak merupakan masalah utama yang didokumentasikan dalam penelitian kebidanan dan perinatal. Jarak kelahiran antara 2 dan 4 tahun dan usia ibu 20 tahunan merupakan faktor-faktor yang menguntungkan dalam mengurangi mortalitas dan mobiditas ibu dan bayi. Jumlah keluarga yang optimal, jarak dan waktu kelahiran mengurangi mortalitas bayi (Cohn dan Lieberman, 1974).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Angka kehamilan berencana semakin meningkat, karena banyak wanita dan pasangan menggunakan alat kontrasepsi. Empat puluh lima negara bagian, dan juga Distrik Columbia telah membuat undang-undang yang membolehkan gadis-gadis remaja berusia di bawah 18 tahun mendapatkan kontrasepsi tanpa ijin dari orangtua. Namun sebagian besar remaja dan wanita dewasa muda yang aktif secara seksual tidak mendapat pelayanan keluarga berencana (Chilman, 1988).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan antara kelompok miskin dan kaya dalam menggunakan alat kontrasepsi yang efektif berhubungan dengan aksesibilitas pelayanan (Manisoff, 1977) dan ketidaktahuan tentang kehamilan dan kontrasepsi dikalangan remaja (Weatherley dan Cartoof, 1988). Faktor-faktor agama dan sosiopolitik menjadi pengengah untuk mengurangi hak-hak reproduktif wanita dan pasangannya. Seperti diawal tahun 1990-an, karena menentang hak untuk melakukan aborsi secara legal maka perjuangan mempertahankan pelayanan saat ini agar tetap tersedia merupakan masalah yang sedang berkembang. Pendanaan masyarakat dari pemerintah untuk keluarga berencana, khususnya untuk aborsi telah dipotong, dan pelayanan terbatas pada kaum miskin dan orang muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain kebutuhan untuk klinik medis yang banyak dan undang-undang yang membolehkan remaja menerima perawatan, program pendidikan kesehatan keluarga berencana dan seks yang efektif perlu direncanakan dilakukan di sekolah-sekolah, gereja dan lembaga-lembaga kesehatan. Pelayanan-pelayanan seperti itu harus difokuskan tidak hanya pada premis-premis umum bahwa keluarga berencana merupakan satu tujuan dalam keluarga itu sendiri, tapi pada keuntungan-keuntungan kesehatan dari keluarga berencana bagi individu dan bagi pertumbuhan dan perkembangan keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi, memaksakan keluarga berencana pada keluarga bukanlah sesuatu yang etis, karena hal tersebut menghancurkan inisiatif, integritas, dan kompetensi. Gadis-gadis remaja yang menginginkan bayi perlu mengkonsultasikan kesiapan fisik dan emosi untuk menjadi orang tua dan perlindungan yang realistis terhadap kehamilan bersama-sama dengan supervisi kesehatan yang baik. Tapi hanya sedikit saja dilakukan untuk mengimbangi tekanan-tekanan masyarakat terhadap seks dan perkawinan dengan pendidikan kontrasepsi yang realistis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diagnosa yang mungkin pada keluarga pemula:</div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Gangguan komunikasi verbal</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Perubahan proses keluarga</div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Perubahan penampilan peran</div>
<div style="text-align: justify;">
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Gangguan interaksi sosial</div>
<div style="text-align: justify;">
5.<span style="white-space: pre;"> </span>Disfungsi seksual</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diagnosa yang mungkin pada ibu hamil:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Trimester I</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh</li>
<li>ketidaknyamanan </li>
<li>resiko kekurangan volume cairan</li>
<li>resiko cidera terhadap janin</li>
<li>resiko keletihan</li>
<li>resiko konstipasi</li>
<li>resiko infeksi : ISK</li>
<li>resiko gangguan citra tubuh</li>
<li>resiko perubhan penampilan peran</li>
<li>perubahan pola seksualitas</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Trimester II</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Ketidaknyamanan</li>
<li>Resiko cidera terhadap janin dan ibu</li>
<li>Perubahan pola seksualitas</li>
<li>Perubahan pola nafas</li>
<li>Resiko kelebihan vol cairan</li>
<li>Resiko koping individu tidak efektif</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Trimester III</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Gangguan pola tidur</li>
<li>Resiko cidera terhadap janin dan ibu</li>
<li>Resiko harga diri rendah situasional</li>
<li>Perubahan eliminasi</li>
<li>Peran perawat</li>
<li>Konselon pada penyesuaian seksual & peran marital</li>
<li>Gusru konselon dalam perencanaan keluarga</li>
<li>Koordinator untuk konseling menjadi orang tua</li>
<li>Fasilitator dalam hubungan kekerabatan interpersonal</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-44769851479920426742018-01-07T19:57:00.000-08:002018-01-07T19:57:12.308-08:00ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Pengertian</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Etiologi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor antara lain:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Kelelahan - Proses penuaan</li>
<li>Keturunan - Diet yang tidak seimbang</li>
<li>Stress - Sosial budaya</li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b> Akibat/ komplikasi dari penyakit hipertensi:</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gagal jantung, gagal ginjal, stroke (kerusakan otak), kelumpuhan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. Patofisiologi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4. Tanda dan gejala</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Sakit kepala - Perdarahan hidung</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Vertigo - Mual muntah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Perubahan penglihatan - Kesemutan pada kaki dan tangan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Sesak nafas - Kejang atau koma</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Nyeri dada</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Data dasar pengkajian klien dengan hipertensi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Aktifitas/ istirahat</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Sirkulasi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Integritas Ego</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Eliminasi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Makanan/ cairan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Neurosensori</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Nyeri/ ketidaknyamanan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Pernafasan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu pernafasan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Keamanan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Pemeriksaan Diagnostik</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kalsium serum</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kalium serum</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kolesterol dan trygliserid</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Px tyroid</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Urin analisa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Foto dada</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- CT Scan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- EKG</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Prioritas keperawatan:</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Mempertahankan/ meningkatkan fungsi kardiovaskuler.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Mencegah komplikasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kontrol aktif terhadap kondisi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Beri informasi tentang proses/ prognose dan program pengobatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. Pencegahan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
a. Pencegahan Primer</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
b. Pencegahan sekunder</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Batasi aktivitas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Kemungkinan Diagosa Keperawatan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Diagnosa Keperawatan:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Intoleran aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tujuan/ kriteria:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ diperlukan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intervensi:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kaji respon terhadap aktifitas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ sesudah istirahat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga, misal: menggunakan kursi saat mandi, sisir rambut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Beri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Nyeri (akut), sakit kepala sehubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hasil yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intervensi:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Pertahankan tirah baring selama fase akut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Beri tindakan non farmakologik untuk menghilangkan nyeri seperti pijat punggung, leher, tenang, tehnik relaksasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan nyeri kepala,misal: membungkuk, mengejan saat buang air besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kolaborasi dalam pemberian analgetika, anti ancietas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi motorik sekunder terhadap kerusakan neuron motorik atas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kriteria:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Klien akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intervensi:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1) Ajarkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit pada sedikitnya empat kali sehari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Rentang gerak aktif meningkatkan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2) Lakukan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit tiga sampai empat kali sehari. Lakukan latihan dengan perlahan untuk memberikan waktu agar otot rileks dan sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi dan jaringan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak digunakan. Kontraktur pada otot fleksor dan adduktor dapat terjadi karena otot ini lebih kuat dari ekstensor dan abduktor.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3) Bila klien di tempat tidur lakukan tindakan untuk meluruskan postur tubuh.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi neurosensori yang berkepanjangan dapat menyebabkan kontraktur permanen.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4) Siapkan mobilisasi progresif.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Tirah baring lama atau penurunan volume darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah tiba-tiba (hipotensi orthostatik) karena darah kembali ke sirkulasi perifer. Peningkatan aktivitas secara bertahap akan menurunkan keletihan dan peningkatan tahanan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5) Secara perlahan bantu klien maju dari ROM aktif ke aktivitas fungsional sesuai indikasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Memberikan dorongan pada klien untuk melakukan secara teratur.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik atau persepsi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kriteria hasil:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Meminta bantuan bila diperlukan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intervensi:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1) Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Membantu menurunkan cedera.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2) Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk melakukan:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan lotion emoltion.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien terhadap suhu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3) Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan pengunaan alat bantu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Penggunaan lat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat meyebabkan regangan atau jatuh.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4) Anjurkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
R/ Klien dengan masalah mobilitas, memerlukan pemasangan alat bantu </div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-56413249369185367152017-12-14T20:09:00.002-08:002017-12-14T20:09:17.490-08:00MANAJEMEN KEPERAWATAN ITU APA?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kata <b>Manajemen </b>berasal dari
bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Mengapa disebut dengan seni? Karena <b>manajemen</b> memang memiliki bentuk
yang berbeda – beda ditangan manajer yang berbeda pula, Bagaimana cara <b>Steve
Job</b> mengatur tentu akan sangat berbeda dengan bagaimana <b>Bill Gates</b> mengatur atau
<b>Warren Buffet </b>mengatur. Bagaimana dengan pelaksanaannya? Tentu berbeda pula,
maka manajemen masuk kedalam kategori art and science, ilmu dan seni, bahwa
untuk melaksanakan dan mengatur maka membutuhkan ilmu pengetahuan yang
mencukupi dan seni dalam melaksanakan dan mengatur, seni dan science yang
dikelola dengan baik akan membuat manajemen menjadi sesuatu yang menarik dan
menyenangkan untuk diulas dan dianalisis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan <b>manajemen</b> sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang<b> manajer</b> bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dari
pengertian ini akan sangat terlihat tidak profesional ketika sebuah organisasi
segala hal dikerjakan oleh satu orang atau <b>one man show</b>, tidak ada distribusi
pekerjaan, tidak ada delegasi, semua hal dilaksanakan oleh <b>top level manajer</b>,
dengan <b>manajemen</b> yang baik maka <b>top level </b>cukup mengontrol ke mid level dan mid
level mengontrol ke bottom level, controlling berjenjang ini membuat semua
pekerjaan akan terawasi dengan baik, semua kegiatan dilakukan oleh semua unit
secara terkoordinasi dengan baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ricky W. Griffin mendefinisikan
<b>manajemen</b> sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Istilah <b>manajemen</b> harus memenuhi
syarat-syarat/prinsip-prinsip tertentu yaitu adanya kegiatan kerjasama yang
dilakukan oleh sekelompok manusia, adanya penataan/pengaturan dalam kerjasama,
dan adanya tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan kerjasama tersebut. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kegiatan – kegiatan terstruktur
tersebut harus dimulai dengan penguatan legalitas berupa dokumen – dokumen kebijakan,
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, surat keputusan, aturan – aturan,
flowchart atau diagram alur terkait kegiatan apa dll, ketika semua aspek
legalitas berbentuk dokumen sudah disahkan oleh top level manajer, kemudian
dilaksanakan oleh bawahan dengan baik maka kualitas pelayanan didalam
organisasi akan meningkat secara pesat, inti dari <b>manajemen</b> ini mirip dengan
permainan sepakbola dimana sang captain akan menyerahkan tanggungjawab
mengelola lini belakang kepada centerback, sideback dan kiper, menyerahkan lini
depan pada striker dan dia bertanggungjawab mengatur permainan sebagai <b>play
maker</b> atau pun melakukan pertarungan box to box.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari beberapa istilah <b>manajemen</b>
maka jika difokuskan pada Manajemen keperawatan, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional melalui tahapan proses yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian (dalam Munijaya, 1999).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lebih singkatnya manajemen
keperawatan adalah sebuah ilmu dan seni untuk menyelenggarakan pelayanan
keperawatan yang efektif dan efisien, yang menopang pelayanan kesehatan RS,
memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga, memberikan kenyamanan pada beberapa
pihak yang bekerjasama dengan perawat sehingga semua tujuan dari RS yang
tertuang dalam visi dan misi akan tercapai.<o:p></o:p></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-55338867159422622742017-12-13T19:31:00.000-08:002017-12-13T19:31:02.251-08:00SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnnya. Dalam aktivitas <b>supervisi</b> ini pihak yang melakukan <b>supervisi</b> disebut <b>supervisor</b>. Seorang <b>supervisor</b> dituntut untuk dapat menguasai paling tidak dua hal penting agar proses <b>supervisi</b> menjadi bernilai tambah, yaitu kemampuan teknis sesuai proses pekerjaan yang ditangani dan kemampuan <b>managemen</b> (Simamora,2012).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> merupakan bagian yang penting dalam menejemen seta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam <b>manajemen keperawatan</b>. Sehingga untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan <b>supervisi</b> dari seorang <b>manajer keperawatan</b>. Swansburg 1999 dalam Suyanto, 2009 mengatakan bahwa, <b>supervisi</b> adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaiam tugas-tugas keperawatan. Dimana <b>supervisor</b> merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar seta mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan (Keliat Anna,2006). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi,<b>supervisi</b> biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan <b>supervisi</b>, kegiatan yang dilakukan diharapkan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang,dan menciptakan hasil seperti yang diinginkan (Keliat Anna,2006).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Materi <b>supervisi</b> atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Materi <b>supervisi</b> untuk kepala ruangan berkaitan dengan kemampuan managerial dan kemampuan asuhan keperawatan. Ketua tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Dilain pihak, perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti diatas) dan videre (bahasa Latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asal kata aslinya, <b>supervisi</b> berarti “melihat dari atas”. Pengertian supervisi secara umum adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh “atasan”terhadap pekerjaan yang dilakukan “bawahan”untuk kemudian <i>bila ditemukan masalah</i>, <i>segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya</i>. jadi jelas bahwa supervisi itu bukan mencari - cari masalah apalagi sampai menciptakan masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Supervisi</b> tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan,tapi lebih diartikan sebagai pengawasan partisipatif,yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian,bawahan tidak merasakan bahwa ia sedang dinilai. Namun,ia juga dibimbing untuk melakukan pekerjaaannya dengan benar (Keliat Anna,2006).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KESIMPULAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau biasa disebut dengan VMTS maka supervisi menjadi sebuah keharusan, sehingga dalam perjalanan organisasi ketika terjadi penyimpangan, terjadi perubahan arah bisa segera diperbaiki dengan sangat cepat, supervisi yang baik cenderung seperti orang tua yang sedang mengasuh anaknya, ketika anaknya salah maka dia tidak langsung menyalahkan tetapi menanyakan mengapa bisa begitu, mengapa bisa begini, setelah mendapatkan cukup data baru kemudian memberi solusi kepada anaknya tersebut untuk menjadi lebih baik lagi dikemudian hari, manajemen adalah seni mengelola manusia, bukan sekedar mengelola system seperti robot yang kalau salah bisa diperbaiki kode programmnya dll, manusia membutuhkan sebuah pendekatan khusus sebelum memutuskan untuk melakukan segala sesuatu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-43860304312542554882017-12-12T23:20:00.002-08:002017-12-12T23:20:23.953-08:00KONSEP DIRI PADA USIA LANJUT<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Stuart dan Sundeen (1995) mengatakan bahwa <b>konsep diri</b> adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Beck, William dan Rawlin (1994), <b>konsep diri </b>adalah cara individu memandang dirinya secara utuh fisikal, emosional intelektual, social, dan spiritual.<b> Konsep diri</b> adalah keseluruhan pikiran dan perasaan dari individu tentang dirinya sendiri sebagai suatu obyek (Rosenberg cit. Fuller, 2000).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Stuart dan Sundeen (1995) mengkategorikan <b>konsep diri</b> menjadi 5 (lima) komponen, yaitu: <b>Gambaran diri</b> atau <b>citra diri</b>, <b>ideal diri</b>, <b>harga diri</b>, <b>penampilan peran</b>, dan <b>identitas diri</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambaran diri atau citra diri </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan kumpulan dari sikap individu yang disadari atau tidak disadari oleh tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang berkesinambungan dimodifikasi persepsi dan pengalaman baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambaran diri</b> adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Stuart dan Sundeen, 1995). <b>Gambaran tubuh</b> seseorang adalah penilaian dari individu tentang keadaan fisiknya termasuk dalam bagian tubuhnya yang sehat dan sakit, apakah dapat berfungsi secara normal (Driever cit. Mary, 1996). <b>Gambaran tubuh</b> berhubungan erat dengan kepribadian, cara memandang individu terhadap dirinya yang mempunyai dampak yang sangat penting pada aspek psikologisnya, pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberikan rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri bagi individu yang stabil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambaran diri</b>, identitas dan kepribadian diri saling ketergantungan, gambaran diri mempengaruhi perilaku karena gambaran diri tergantung dari bagian nyata dari tubuhnya, seseorang umumnya tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan fisik dari tubuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ideal diri</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ideal diri</b> adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi ((Stuart dan Sundeen, 1995). <b>Ideal diri</b> merupakan bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin dicapai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ideal diri</b> akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma social (keluarga dan budaya), dan kepada siapa ia ingin lakukan. <b>Ideal diri</b> mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan. Pada usia remaja ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Menurut Keliat (1994) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi <b>ideal diri</b> adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya.</li>
<li>Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri, kemudian standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.</li>
<li>Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.</li>
<li>Semua factor di atas mempengaruhi individu dalam menetapkan <b>ideal diri</b>. <b>Ideal diri</b> merupakan hal yang paling pokok bagi seseorang dalam menetapkan konsep dan karakteristik yang diinginkannya. <b>Ideal diri</b> hendaknya tidak ditetapkan terlalu tinggi tetapi masih lebih tinggi dari kemampuannya agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Harga diri</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Harga diri</b> adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi <b>ideal diri</b> (Stuart dan Sundeen, 1995). <b>Harga diri</b> berhubungan dengan penerimaan individu dimana ia berada (Janince, 1994). <b>Harga diri</b> berhubungan dengan penerimaan individu terhadap dirinya sendiri, dan ia dihargai jika memiliki kemampuan dan diakui oleh orang lain (Warren cit. Mary, 1996). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan <b>harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi</b>, jika individu sering gagal maka cenderung <b>harga diri rendah</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Harga diri yang tinggi</b> adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan dirinya sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga. <b>Harga diri</b> diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. <b>Harga diri</b> akan rendah jika kehilangan rasa kasih sayang dan penghargaan dari orang lain. Sedangkan harga diri yang rendah berhubungan dengan personal yang buruk dan terutama menonjol pada klien yang depresi (Stuart dan Sundeen, 1995). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun manifestasi orang dengan <b>harga diri rendah</b> adalah kehilangan nafsu makan, atau kehilangan berat badan, makan yang berlebihan, konstipasi atau diare, gangguan tidur, tubuh tidak terawat, sulit dalam melakukan aktivitas baru, penurunan gairah seksual, perubahan perilaku, sedih dan cemas, perasaan terisolasi, takut dan mudah marah kepada orang lain, lebih suka menjadi pendengar dari pada berpartisipasi dengan orang lain, mengeluh nyeri dan pusing, perasaan tidak berharga lagi, membenci diri sendiri, merasa tidak dapat meraih kesuksesan, merasa tidak berarti, tidak mampu menyelesaikan masalah, berperilaku yang aneh, melihat orang lebih baik dari pada dirinya sendiri. (Driever cit. Mary, 1996). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada empat elemen yang dapat meningkatkan harga diri seseorang menurut Stanwyck (cit. Oliveri, 1995), yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>pengertian dari orang lain</li>
<li>peran social yang diharapkan</li>
<li>perkembangan krisi psikologi</li>
<li>komunikasi dalam bentuk koping.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Penampilan peran</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penampilan diri</b> merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan lain. Peran yang diterima adalah peran terpilih dan dipilih oleh individu. Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Beck. Cit. Keliat, 1994).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang termasuk usia lanjut selalu disibukan dengan perannya yang berhubungan dengan posisi pada setiap waktu sepanjang kehidupan, Misalnya peran sebagai kakek-nenek, orang tua, anggota masyarakat, suami-istri dan lain-laian. Peran-peran tersebut sangat dibutuhkan untuk mencapai aktualisasi diri seseorang. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran untuk memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Adapun stressor dari peran meliputi: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konflik peran : Konfllik peran ini dialami jika peran yang diminta konflik dengan system individu atau dua peran yang konflik satu sama lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Peran yang tidak jelas. Peran yang tidak jelas bisa terjadi jika individu diberikan peran yang tidak jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang diharapkan.</li>
<li>Peran yang tidak sesuai, Peran yang tidak sesuai bisa terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap contoh orang tua yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat (RT atau RW) yang belum pernah dialaminya.</li>
<li>Peran berlebihan, Peran ini bisa muncul apabila terjadi jika seseorang individu menerima peran sebagai kakek, tokoh masyarakat, orang tua, ketua organisasi social dll. Dimana peran-peran tersebut tidak bisa dijalankan dengan baik karena kondisi fisiknya.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi individu dalam menyesuaikan terhadap peran, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
a.<span style="white-space: pre;"> </span>Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran</div>
<div style="text-align: justify;">
b.<span style="white-space: pre;"> </span>Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
c.<span style="white-space: pre;"> </span>Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang diembannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
d.<span style="white-space: pre;"> </span>Keselerasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.</div>
<div style="text-align: justify;">
e.<span style="white-space: pre;"> </span>Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Identitas diri.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Identitas diri </b>adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yan utuh (Stuart dan Sundeen, 1995). Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertangung jawab terhadao kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu, mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meier (cit. Stuart dan Sundeen, 1995) mengidentifikasi lima ciri identitas ego, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
a.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
b.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengakui jenis kelamin sendiri</div>
<div style="text-align: justify;">
c.<span style="white-space: pre;"> </span>Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
d.<span style="white-space: pre;"> </span>Menilai diri sendiri sesuai dengan nilai masyarakat</div>
<div style="text-align: justify;">
e.<span style="white-space: pre;"> </span>Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam konsep diri tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa apabila individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari penguasaan lingkungan, konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan individu dan social yang maladaptive. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Aktualiasi Diri</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Aktualisasi diri</b> adalah kemampuan individu untuk menunjukkan kepribadian yang sehat dengan gambaran diri yang baik, ideal diri yang sesuai dan realistic, harga diri yang tinggi, penampilan peran yang memuaskan dan identitas diri yang jelas. Konsep diri positif adalah kemampuan diri untuk berfungsi lebih efektif yang terlihat dari penguasaan lingkungan yang mempengaruhinya. Keracunan identitas adalah merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi adalah suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan tingkat kecemasan atau panic dan kegagalan dalam pengujian realitas. Individu mengalami kesulitan untuk membedakan diri sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing bagi dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Yani (1998) bahwa konsep diri dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Predisposisi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai factor penunjang terjadinya perubahan konsep diri seseorang . Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Faktor yang mempengaruhi harga diri yang meliputi: penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis kegagalan yangnberulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistic.</li>
<li>Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran seks, tuntutan peran kerja dan harapan peran cultural.</li>
<li>Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dari struktur social.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Faktor presipitasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi individu dan individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Stressor yang mempengaruhi gambaran diri adalah: </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>hilangnya bagian tubuh</li>
<li>tindakan operasi</li>
<li>proses patologi penyakit</li>
<li>perubahan struktur dan fungsi tubuh</li>
<li>proses tumbuh kembang</li>
<li>prosedur tindakan dan pengobatan.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Stressor yan mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah; </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>penolakan dan kurang pengaharagaan diri dari orang tua dan orang yang berarti</li>
<li>pola asuh anak yan tidak tepat</li>
<li>persaingan antar saudara</li>
<li>kesalahan dan kegagalan yang terulang</li>
<li>cita-cita yang tidak tercapai</li>
<li>gagal bertanggung jawab terhadap dirinya.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sepanjang kehidupan seseorang sering mengalami transisi peran. Keliat (1994) mengidentifikasi tiga kategori transisi peran, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Transisi perkembangan, Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu dengan meyelesaikan tugas yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.</li>
<li>Transisi situasi, Transisi situasi terjadi sepanjan daur kehidupan seperti kelahiran dan kematian, dari sendiri kemudian menjadi berdua dengan pasangannya, atau ditinggal mati pasangannya. Perubahan-perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran, peran yang tidak jelas atau yang berlebihan.</li>
<li>Transisi sehat-sakit, Stressor pada tubuh dapat meyebabkan gangguan gmbaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri, yaitu gambaran diri, ideal diri, identitas diri, penampilan peran, dan harga diri.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sosiologis atau fisiologis, namun yang lebih penting persepsi individu terhadap ancaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sumber buku.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Yani AS. 1998. Buku saku: Keperawatan jiwa. Edisi 3. EGC. Jakarta</li>
<li>Keliat. AB. 1994. Gangguan konsep diri. GC. Jakarta.</li>
<li>Rawlin, William, and Beck. 1993. Mental health psychiatric nursing a holistic life cycle approach. Third Edition. Mosby USA</li>
<li>Stuart and Sundeen S.J. 1995. Principles and practice of phychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis Mosby Year Book.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-71808484073532609922017-12-12T22:56:00.006-08:002017-12-12T22:56:49.481-08:00MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN : KRITERIA ASUHAN KEPERAWATAN<b>MINIMAL CARE </b><br />
<b><br /></b>
<br />
<ol>
<li>Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital pasien tiap shift</li>
<li>Mengobservasi aktivitas sehari-hari (ADL) pasien</li>
<li>Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai masalah pasien. </li>
<li>Mengobservasi ambulasi pasien. </li>
<li>Memberikan obat oral sesuai program. </li>
<li>Tindakan keperawatan mandiri lain dalam pengelolaan pasien dengan minimal care.</li>
<li>Memberikan perawatan selama 3 – 4 jam/hari.</li>
</ol>
<br />
<br />
<b>INTERMEDIATE CARE </b><br />
<br />
<br />
<ol>
<li>Mengobservasi keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda vital tiap 4 jam.</li>
<li>Memberikan sedikit bantuan pada pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.</li>
<li>Memberikan sedikit bantuan pada pasien dalam melakukan pergerakan/ambulasi.</li>
<li>Melakukan perawatan dan monitoring infus/DC/NGT/Oksigen</li>
<li>Memberikan obat oral sesuai program (lebih dari sekali per hari)</li>
<li>Memberikan penyuluhan kesehatan (health education) sesuai situasi dan kondisi pasien.</li>
<li>Tindakan keperawatan mandiri lain dalam pengelolaan pasien dengan intermediatecare. </li>
<li>Memberikan perawatan selama 5 6 jam/hari.</li>
</ol>
<br />
<br />
<br />
<b>MODIFIED INTENSIVE CARE / TOTAL CARE</b><br />
<br />
<br />
<ol>
<li>Mengobservasi keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda vital tiap 2 – 4 jam </li>
<li>Membantu sebagian besar aktivitas sehari-hari pasien.</li>
<li>Melakukan perawatan dan monitoring infus/NGT/DC/Oksigen </li>
<li>Mengobservasi intake output.</li>
<li>Memberikan obat oral sesuai program.</li>
<li>Menyiapkan pasien yang akan dilakukan prosedur operasi/ pemeriksaan penunjang(psikologis, mempuasakan pasien, menyiapkan obat/alat/hasil</li>
<li>laboratorium/rontgen, menyiapkan blangko informed consent) </li>
<li>Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai situasi dan kondisi pasien.</li>
<li>Monitoring laboratorium kontinyu tiap = 8 jam.</li>
<li>Tindakan keperawatan mandiri lain dalam pengelolaan pasien dengan modified Intensive Care </li>
<li>Memberikan perawatan selama 7 - 8 jam/hari.</li>
</ol>
<br />
<br />
<br />
<b>INTENSIVE CARE : </b><br />
<b><br /></b>
<br />
<ol>
<li>Melakukan pengkajian </li>
<li>Melakukan diagnosa keperawatan </li>
<li>Merencanakan tindakan keperawatan</li>
<li>Melakukan tindakan keperawatan:</li>
<li>Memonitor keadaan umum, tingkat kesadaran, hemodinamik, tanda vital tiap 1 – 2 jam. </li>
<li>Memberikan perawatan dan monitoring infus/NGT/DC/CVP.</li>
<li>Mengobservasi intake output. </li>
<li>Membantu segala aktivitas (ADL) pasien (membantu makan/ minum pasien per NGT, kebersihan diri, buang air besar/ buang air kecil) </li>
<li>Mengatur posisi pasien. </li>
<li>Memonitor pasien dengan EKG monitor dan atau pernafasan pasien dengan ventilator. </li>
<li>Melakukan penghisapan lendir (suctioning). </li>
<li>Melakukan bronchial washing. </li>
<li>Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai situasi dan kondisi pasien. </li>
<li>Tindakan keperawatan mandiri lain dalam pengelolaan pasien intensive care. </li>
<li>Memberikan perawatan selama 10 - 14 jam/hari.</li>
</ol>
<br />
<div>
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-29623034961134102382017-12-12T22:50:00.003-08:002017-12-12T22:50:25.660-08:00PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tujuan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Menjaga kebersihan tubuh,</li>
<li>Mengurangi infeksi akibat kulit kotor, </li>
<li>Memperlancar sistem peredaran darah</li>
<li>Menambah kenyamanan pasien.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Alat dan bahan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat</li>
<li>Pakaian pengganti</li>
<li>Kain penutup</li>
<li>Handuk besar</li>
<li>Handuk kecil untuk mengeringkan badan</li>
<li>Sarung tangan pengusap/waslap</li>
<li>Tempat untuk pakain kotor</li>
<li>Sampiran</li>
<li>Sabun.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Prosedur kerja</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Jelaskan prosedur pada pasien</li>
<li>Cuci tangan</li>
<li>Atur posis pasien</li>
<li>Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan membentangkan handuk di bawah kepala, kemdian bersihkan muka, telinga, dan leher degan sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk.</li>
<li>Kain penutup diturukan, kedua tangan pasien diangkat dan pindahkan handuk di atas dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian kembalikan kdua tangan ke posisi awal diats handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk.</li>
<li>Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk</li>
<li>Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan kebawah punggung sampai glutea dan basahi punggung h inga glutea, lalu keringkan degan handuk. Selanjutnya miringkan pasien ke kanan dan laukan hal yang sama. Kemudian kembalikan pasien pada posisi terlentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.</li>
<li>Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh didahulukan dan keringkan dengan handuk..</li>
<li>Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.</li>
<li>Cuci tangan.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-42412411664739448822017-11-29T00:44:00.004-08:002017-11-29T00:44:46.251-08:00TERTAWA DAN SEDIH SECUKUPNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setiap kali mendengar kata secukupnya terkesan kayak kurang
mewah, kurang elegan, kurang mentereng, akan tetapi pada kenyataannya kalimat
secukupnya menandakan agar tidak terlalu berlebihan, mengapa tertawa tidak
boleh terlalu berlebihan dan sedih juga tidak boleh terlalu berlebihan? Apa yang
salah dengan itu? Jika kita tertawa secara berlebihan maka yang terjadi adalah
matinya hati dan perasaan kita, bisa jadi kepekaan kita pada lingkungan sekitar
menjadi kurang peka, ibarat mengasah indra keenam akan gagal. Tertawa yang
berlebihan sebenarnya justru tidak menyehatkan, karena endorphin bisa terlepas
dalam kondisi kita santai dan rileks. Kondisi ini tercipta ketika kita bisa
menyelaraskan diri dengan alam maupun dengan lingkungan eksternal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Memang masalah jika seseorang hatinya mati, tidak peka,
tidak memiliki rasa empati? Tentu saja orang disekelilingnya akan memberikan
makna yang sama kepada yang bersangkutan, jika dia tidak peka kepada orang lain
maka orang lainpun tidak akan peka kepada dia, ketika dia berusaha serius orang
akan tetap menganggapnya bercanda, begitu pula orang yang terbiasa serius
sekali bercanda tetap dianggap serius. Inilah pentingnya menjaga dan mengatur
irama kapan harus bercanda dan kapan harus serius.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu mengapa sedih tidak boleh berlebihan? Jika sedihnya
berlebihan maka cenderung bunuh diri, masih mending jika tidak menjadi
psikopat, banyak fakta mengatakan bahwa psychotraumatic menjadi salah satu
alasan seseorang menjadi psikopat. Perlunya memanaje hati dan perasaan akan
menghindarkan kita dari berbagai bahaya negatif hati. Jika anda merasa sedih
maka segera pulihkan perasaan sedih tersebut dengan aktifitas – aktivitas yang
diharapkan akan membuat luka tersebut segera pulih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mengelola perasaan hampir sama dengan mengelola bisnis,
dibutuhkan ketepatan dalam mengelola perasaan agar tidak terlalu sedih juga
tidak terlalu gembira. Semoga anda berhasil mengelola semua perasaan tersebut
sehingga anda mampu segera pulih ketika sedih dan segera peka ketika anda habis
tertawa, jangan sampai segala sesuatu itu berlebihan.<o:p></o:p></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-8611090227025608892017-11-27T19:54:00.000-08:002017-11-27T19:54:04.626-08:00BERCANDA YANG KELEWATAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang teman yang hobby banget bercanda lewat grup wa, bercandanya terkadang melewati batas karena menggunakan panggilan - panggilan mesra sehingga teman - teman satu grup akhirnya memilih untuk tidak berkomentar. Candaan - candaan itu sebenarnya bertujuan untuk menjalin keakraban tetapi seorang laki - laki yang dirayu oleh laki - laki tentu akan menimbulkan kesan berbeda. Candaan yang melewati batas ini yang sering membuat anggota grup wa tiba - tiba left dan meninggalkan grup. Bahkan tanpa meninggalkan pesan apapun langsung left begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengelola grup wa memang tidak harus seserius mengelola bisnis, tapi jika bercandanya melewati batas pasti akan membuat orang lain tidak nyaman. Kenyamanan dalam sebuah interaksi itu penting, sangat penting malah, apa jadinya jika sebuah grup yang dibangun dengan susah payah, mengumpulkan anggota dengan pelan - pelan harus bubar karena satu dua orang yang tidak paham etika komunikasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masak sich bercanda harus menggunakan etika? mengapa? etika akan mengatur batas kebebasan seseorang, bahwa kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Jadi dalam bertutur kata, bersikap tidak bisa seenaknya sendiri, tidak bisa suka - suka gue. Bersosmed sekalipun harus menggunakan kaidah dan aturan yang baik sehingga semua anggota grup merasa nyaman. Mengapa harus memperhatikan kenyamanan? apa pentingnya? bercanda itu sesuatu yang menyenangkan tetapi ketika candaan mulai melewati batas tentu akan menggangu kenyamanan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan suka membesarkan ego teman, karena interaksi akan menjadi hidup tanpa harus bercanda yang melewati batas, bercandalah yang standar saja, tapi jika tidak ada yang gila - gilaan grupnya akan sepi? membuat ramai sebuah grup tidak harus dengan mengganggu kenyamanan orang lain apalagi sampai berdebat di dunia maya, lebih baik bertemu dan ungkapkan semua secara baik - baik. Gunakan komunikasi yang baik dan santun, hargai perbedaan, jangan suka merasa menang sendiri. Karena grup adalah milik bersama yang harus saling jaga, saling rawat, saling asuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berarti tidak boleh bercanda? sangat boleh bahkan wajib tapi tanpa harus meruntuhkan harga diri dan wibawa orang lain, bercandalah dengan takaran kalau tidak mau dikasari ya jangan mengasari orang, ibarat bumerang semua yang kita lepas akan kembali ke kita juga. </div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-80770104068093053282017-09-14T00:29:00.005-07:002017-09-14T00:29:51.865-07:00LOGOTERAPI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut Frankl (2004) logoterapi berasal dari kata <i>logos</i> berasal dari bahasa Yunani yang
berarti makna. Logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup
dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Logoterapi
berusaha membuat pasien menyadari secara tanggungjawab dirinya dan memberinya
kesempatan untuk memilih, untuk apa, atau kepada siapa dia merasa
bertanggungjawab. Logoterapi tidak menggurui
atau berkotbah melainkan pasien sendiri yang harus memutuskan apakah
tugas hidupnya bertanggung jawab terhadap masyarakat, atau terhadap hati
nuraninya sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut Frankl (dalam Trimardhany, 2003) logoterapi
memiliki wawasan mengenai manusia yang berlandaskan tiga pilar filosofis yang
satu dengan lainya erat hubunganya dan saling menunjang yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">a.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Kebebasan berkehendak ( <i>Freedom of Will</i> )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dalam pandangan Logoterapi manusia adalah mahluk yang
istimewa karena mempunyai kebebasan. Kebebasan disini bukanlah kebebasan yang
mutlak, tetapi kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan manusia bukanlah
kebebasan dari (<i>freedom from</i>)
kondisi-kondisi biologis, psikologis dan sosiokultural tetapi lebih kepada
kebebasan untuk mengambil sikap <i>( freedom
to</i> <i>take a stand</i> ) atas
kondisi-kondisi tersebut. Kelebihan manusia yang lain adalah kemampuan untuk
mengambil jarak <i>( to detach</i> ) terhadap
kondisi di luar dirinya, bahkan manusia juga mempunyai kemampuan-kemampuan
mengambil jarak terhadap dirinya sendiri <i>(
self detachment )</i>. Kemampuan-kemampuan inilah yang kemudian membuat manusia
disebut sebagai “ <i>the self deteming being</i>”
yang berarti manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang
dianggap penting dalam hidupnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">b.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Kehendak Hidup Bermakna ( <i>The Will to Meaning</i> )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut Frankl, motivasi hidup manusia yang utama adalah
mencari makna. Ini berbeda denga psikoanalisa yang memandang manusia adalah
pencari kesenangan atau juga pandangan psikologi individual bahwa manusia
adalah pencari kekuasaan. Menurut logoterapi ( Koeswara, 1992 ) bahwa kesenagan
adalah efek dari pemenuhan makna, sedangkan kekuasaan merupakan prasyarat bagi
pemenuhan makna itu. Mengenal makna itu sendiri menurut Frankl bersifat menarik
<i>( to pull )</i> dan menawari <i>( to
offer )</i> bukannya mendorong <i>( to push
).</i> Karena sifatnya menarik itu maka individu termotivasi untuk memenuhinya
agar ia menjadi individu yang bermakna dengan
berbagai kegiatan yang sarat dengan makna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">c.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Makna Hidup ( <i>The Meaning Of Life )</i> <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting,
benar dan didambakan serta memberikan
nilai khusus bagi seseorang ( Bastaman, 1996 ). Untuk tujuan praktis makna hidup
dianggap identik dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa berbeda
antara manusia satu dengan yang lainya dan berbeda setiap hari, bahkan
setiap jam. Karena itu, yang penting bukan makna hidup secara umum, melainkan
makna khusus dari hidup seseorang pada suatu saat tertentu. Setiap manusia memiliki
pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas khusus. Dalam kaitan dengan tugas
tersebut dia tidak bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu,
manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan unik untuk menyelesaikan
tugasnya ( Frankl, 2004)<o:p></o:p></span></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-72324254615803736182017-09-14T00:28:00.002-07:002017-09-14T00:28:23.628-07:00MAKNA HIDUP<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan
berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila
berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan
demikian berarti dan berharga. ( Bastaman, 1996). </span><span style="text-indent: 36pt;"> </span><span style="text-indent: 36pt;">Pengertian mengenai
makna hidup menunjukan bahwa didalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni
hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Makna hidup ini benar-benar terdapat
dalam kehidupan itu sendiri, walaupun dalam kenyataannya tidak mudah ditemukan,
karena sering tersirat dan tersembunyi di dalamnya. Bila makna hidup ini
berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan bermakana
dan berharga yang pada giliranya akan menimbulkan perasaan bahagia. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kebahagiaan adalah ganjaran atau akibat samping
dari keberhasilan seseorang memenuhi makna hidup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut pandangan Frankl ( 1970 ) makna hidup harus
dilihat sebagai suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan hubungan
individu dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna hidup itu sendiri
sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan dialami dalam
kehidupan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Frankl ( 1985 ) menyebutkan bahwa makna hidup sebagai
sesuatu hal yang bersifat personal, dan bisa berubah seiring berjalanya waktu
maupun perubahan situasi dalam kehidupannya. Individu seolah-olah ditanya apa
makna hidupnya pada setiap waktu maupun situasi dan kemudian harus
mempertanggungjawabkan. </span><span style="text-indent: 36pt;">Menurut Yalom ( dalam Bastaman, 1996 ) pengertian makna
hidup sama artinya dengan tujuan hidup yaitu segala sesuatu yang ingin dicapai
dan dipenuhi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa
makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan hidup.<o:p></o:p></span></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-28481027607900417582015-06-23T23:48:00.002-07:002021-10-31T21:40:22.483-07:00MANAJEMEN PERUBAHAN<div style="text-align: justify;">
Saya sejak lama menggemari tulisan - tulisan yang ada di website <b>rumah perubahan</b>, sudah sejak lama membaca beberapa <b>konsep - konsep perubahan</b>. Apa yang disampaikan diwebsite tersebut sedikit banyak sama dengan blog ini, hanya sudut pandang dan kompetensi penulis yang jauh berbeda. <b>Rumah perubahan</b> dikelola oleh seorang guru besar sedangkan blog ini hanya ditulis oleh seorang blogger amatiran, tetapi beberapa artikel tentang <i>agility</i>, <i>self acceptance</i> atau <i>assertive</i> dll cenderung sama. bahkan bisa dikatakan banyak ide dan argumen penulis yang sama dengan pemikiran Prof Rhenald Kasali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan sebuah mimpi besar untuk bertemu langsung dengan beliau dan mendapat langsung petuah tentang <i><b>how to be driver</b></i> dan <b><i>left passenger</i></b>, bagaimana mengelola dan memanajemen mental agar menjadi seorang dengan tingkat adaptasi yang tinggi, tidak mudah stress, mampu mengelola emosi negatif dan mampu melakukan <b>self manajemen</b> dengan sempurna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tugas kita sebagai manusia biasa adalah mengembangkan mental bola bukan mental kayu yang rapuh dan mudah patah, kita harus mengembangkan <b><i>inner motivation</i></b> untuk mencapai tujuan - tujuan hidup yang lebih bermakna, berbahagia dan sejahtera. artikel di blog ini mungkin kalah kelas dari website rumah perubahan tetapi sebuah tujuan membutuhkan proses, sebuah proses adalah kawah candradimuka agar kita makin matang, makin flexibel dan makin adaptif. Generasi ke depan dibutuhkan generasi - generasi yang hebat, kuat dan smart.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Generasi - generasi yang mampu memfilter informasi, generasi yang mampu mereduksi stress sehingga tidak menderita gangguan jiwa, generasi yang setiap tantangan langsung tersenyum dan berkata, "<b>saya akan menggunakan spring trap untuk melompati rintangan dan halangan yang ada</b>, <b>saya akan menggunakan wall breaker untuk menghancurkan tembok yang menghalangi cita - cita saya</b>, lebih extrim lagi <b>saya akan menggunakan jumpspell sekaligus rage spell agar speed dan power saya bertambah</b>. (Kalimatnya kelihatan banget kalo gamer COC sejati)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Enemy must be defeated</b> dan musuh terbesar adalah negativisme, pesimisme, harga diri rendah, waham kebesaran dan <b>isolasi sosial</b>, hilangkan <b>halusinasi - halusinasi</b> dan kembali ke realita bahwa kita hanyalah manusia belaka yang punya salah dan lupa, jika sahabat semua memiliki waktu luang bacalah artikel di rumah perubahan, artikelnya berkelas, penulisnya kaliber internasional, meskipun setelah membaca anda akan dibuat pusing dengan beberapa kosakata yang masih asing ditelinga, terima saja, kelak anda akan memahaminya.</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-48198128550927825952015-03-13T21:06:00.005-07:002017-01-31T20:27:43.415-08:00HARGA DIRI TINGGI<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya diagnosa diatas tidak ada dalam klasifikasi tetapi seharusnya diagnosa tersebut ada, tanda dan gejala dari pengidap penyakit harga diri tinggi adalah "<b>MEREMEHKAN</b> kemampuan dan kompetensi orang lain, merasa yang <b>PALING</b> bisa, merasa yang paling <b>BENAR</b>" . Realitanya sebenarnya bisa saja bahwa mereka <b>sangat pandai</b>, <b>berpendidikan</b>, <b>berpengalaman</b>, memiliki wawasan yang luas, memiliki latar belakang keilmuan yang mantap, memiliki posisi dan jabatan yang mencengangkan tetapi memiliki PERILAKU yang memuakkan dan cenderung memalukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harga diri tinggi tidak menerima argumen dan ide orang lain, penderita harga diri tinggi hanya membenarkan ide dan pendapatnya, meskipun ada orang lain yang memberikan masukan menggunakan literatur - literatur yang valid dan reliabel, penderita harga diri tinggi cenderung <b>DENIAL</b> dan hanya menerima ide dan pemikiran sendiri, sehingga ketika dilibatkan dalam sebuah tim maka teman satu tim nya akan dianggap <b>TIDAK BECUS</b>, <b>TIDAK MAMPU</b>, <b>INCOMPETENT</b> dsb.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harga diri tinggi tidak masuk dalam ranah gangguan jiwa tetapi sering terjadi pada orang - orang yang merasa dirinya normal, jiwa yang sehat adalah jiwa yang <b>self acceptance</b>, jiwa yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan diri sekaligus menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Jika ingin mengecek apakah kita sudah sehat secara jiwa atau belum, evaluasi perilaku yang kita tunjukkan, suka kah orang dengan perilaku kita, relevankah perilaku kita dengan tuntutan tim, relevankah apa yang kita lakukan dan katakan dengan aturan yang dibuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harga diri tinggi bisa menghinggapi siapapun tanpa pandang bulu, kendalikan ego anda, turunkan perasaan merasa hebat anda dan sadarilah bahwa disekitar kita banyak orang - orang yang mungkin lebih hebat dari kita, bisa saja kita terlihat WOW karena belum menemukan pesaing yang sebenarnya, cobalah cari pesaing yang sepadan maka anda akan menemukan bahwa banyak langit diatas langit, perubahan harus dilakukan dari internal bukan eksternal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sadarkan setiap orang dengan potensinya termasuk dengan perilaku - perilakunya yang merugikan, lakukan approachment atau pendekatan - pendekatan humanistik sehingga orang akan berubah karena merasa perlu berubah, bukan berubah hanya karena ada kita. Perubahan membutuhkan sebuah proses, proses adalah tahapan. Jika proses dan tahapan tidak dilewati dengan baik maka yang terjadi adalah gesekan dan benturan, jika benturan dan gesekan terjadi dengan sejawat, dengan orang lain maka sudah seharusnya kita melakukan introspeksi, jangan - jangan ada yang salah dengan perilaku kita, jangan - jangan ada yang kurang etis dengan yang sudah kita lakukan, ego perlu dikendalikan oleh ego karena ego menjadi pengendali id, tanpa kontrol superego maka kita akan menjadi manusia egocentris yang beranggapan bahwa "i am the best", melakukan perbuatan terbaik itu harus tetapi merasa sebagai yang paling perfect, yang paling hebat, yang paling sempurna adalah ABSURD.</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-67386329229580850482014-10-27T09:17:00.001-07:002015-03-13T21:10:04.907-07:00Sakitnya tuh disini<div dir="ltr">
<div style="text-align: justify;">
Alkisah tejo berpacaran dengan surti, tejo yang cuma orang udik dan ndeso kemudian berangkat ke kota untuk mengadu nasib (memang nasib ada berapa kok mereka mau diadu?). Sampai dikota tejo pun mencari lowongan pekerjaan, sedangkan surti tetap didesa dan menjadi seorang penjual jamu gendong. Toko surti besar dan rame. Tejo akhirnya diterima bekerja disebuah perusahaan konstruksi sebagai tukang kayu professional (entah bersertifikat atau tidak). Setelah 3 tahun bekerja dikota tejo mampu membeli honda tiger terbaru, monoshock, velg racing dan full fairing alias modif type sport.</div>
</div>
<div dir="ltr">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika bertemu didesa maksud hati tejo mau pamer dengan surti, betapa shock nya dia ketika melihat surti duduk diteras rumah dengan seorang cowok atletis bertampang indo naik toyota fortuner, hati tejo langsung hancur (kalo cek SGPT dan SGOT sih normal). Kalo istilah sekarang tejo akan bilang "sakitnya tuh disini" sambil nunjuk jantung (ada masalah dengan ST depresi atau ST elevasi kah?)</div>
</div>
<div dir="ltr">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semenjak kejadian itu tejo jengkel, mudah uring2an dll, tejo marah karena hati dan perasaannya buat mainan (hatinya berubah jadi boneka marsha mungkin). Ato hatinya berubah jadi robot gundam (berlanjut part 2)</div>
</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-42046181100461452992014-10-17T06:10:00.001-07:002015-03-13T21:11:36.654-07:00Mengorbankan ego<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Setiap membaca sebuah berita si A terpaksa harus mengorbankan egonya, si B selalu memperturutkan ego nya. Si C entah apalagi yang dilakukan, ego bukan kambing yang bisa dikorbankan, ego bukan benda yang bisa diletakkan dimana saja, ego adalah perasaan, ego adalah sarana manusia bertahan. Tanpa ego manusia hanya bisa menuruti id atau super ego, tanpa ego orang hanya makan untuk kenyang, berpakaian dari karung goni, tidur didipan kayu, kemana-mana jalan kaki dan tetap bahagia. Ego adalah melihat diri dan membuat nilai diri agar sama atau lebih tinggi dari orang lain.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tanpa ego tidak ada perang, adu mulut, konflik, cekcok dll. Ego adalah penyeimbang antara nafsu binatang dan kebajikan malaikat/angel. Ego tidak bisa dikorbankan, dia hanya bisa diproporsi agar menyeimbangkan id dan superego, tidak akan lahir sengkuni, bisma, kurawa dan pandawa kalo tidak ada ego, tanpa ego tidak ada sliding tackle, menggunting dalam lipatan, menusuk dari belakang, musuh dalam selimut, srigala berbulu domba dll. Ego adalah timbangan yang akan mengukur sisi mana yang harus ditambah, sisi mana yang harus dikurangi.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ego tidak perlu dikorbankan, ego hanya perlu distabilkan, dikendalikan, dikelola, dikontrol. Ego bukan binatang buas yang tak bertuan, ego adalah sumber persaingan, persaingan sumber kreativitas. Tanpa ego manusia mirip robot, tidak pernah berbuat jahat tidak pula berbuat baik, datar, tumpul, tanpa ekspresi, tidak ada stress dll.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ego adalah alat yang membuat kita masih bertahan sampai hari ini, tanpa ego hidup seperti melihat tivi hitam putih, boring dan membosankan.</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-69570286665557323182014-10-15T05:49:00.001-07:002015-03-13T21:13:18.021-07:00Aktualisasi diri, gengsi atau kurang percaya diri<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Beli mobil baru biar terlihat kaya, bangun rumah megah biar di wah sama orang, jalan - jalan ke luar negeri biar dikira sukses. Trus upaya untuk menjamin semua itu dengan bukti dokumen foto, sambil nyetir, sambil foto dibawah patung singa di singapura atau foto didepan menara kembar petronas. Aktualisasi diri biar dikira kaya, gaya hidup orang kaya atau sebenarnya pura-pura kaya?</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aktualisasi diri adalah self acceptance, menerima diri kemudian menampilkan diri utuh tanpa topeng, senyum karena memang bahagia dan cemberut karena bete, dongkol, emosi dll. Aktualisasi diri adalah "inilah aku", tanpa polesan dan tanpa settingan. Nanti kalo gak gitu aku dikira miskin, disebut miskin dsb. Accept the reality, aktualisasi diri adalah menerima realita, menerima fakta kehidupan tanpa harus beralibi ini dan itu.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Bob sadino pede aja pakai celana pendek, banyak orang sukses beneran tidak perduli penilaian orang, mereka perduli fakta dan realita, mengkalkulasi aset, menurunkan liabilitas, memutar uang, memaksimalkan potensi pendapatan, menikmati dan menjalani hidup dengan enjoy, terencana ke masa depan but still happiness.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Jarang mengeluh, just do it, do it better, better service dsb. Orang sukses beneran tidak perlu cerita punya uang berapa, mobilnya apa dll. Orang sukses beneran sudah kenyang pujian dan caci maki, mereka hanya fokus pada growth asset, growth mindset, homeostasis life dsb. Orang sukses beneran gak perlu pamer.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Jadi aktualisasikan diri anda tanpa perlu lebay dan kebanyakan akting, natural saja, mengalir seperti air dan berhembus seperti angin, aktualisasi is mindset bukan attitude, attitude adalah bentuk fisik dari mindset, asal mindset benar, right word, right behaviour, right attitude your future is bright.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Gampang sekali bicara, be good and you will success, jadilah baik maka anda akan sukses, jadilah natural person yang tidak terdikte eksternal.</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-56339520434965911132014-10-10T09:33:00.001-07:002015-03-13T21:14:49.393-07:00Blog Otoritas Gangguan Jiwa<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dulu ketika pertama kali blog ini dibuat, masih minim pesaing, minim kompetitor, sering mejeng di page one search engine google, punya banyak backlink, banyak blogger lain blogwalking dan meninggalkan tulisan dikolom komentar. Sekarang tulisan bertema gangguan jiwa sudah menjamur bak cendawan dimusim hujan. Blog ini bukan blog otoritas gangguan jiwa karena penulis bukan seorang dokter spesialis jiwa, bukan perawat spesialis jiwa, bukan psikolog klinik. Penulis hanya seorang Ners Generalis dengan otoritas justru di manajemen keperawatan. Itupun masih minim pengalaman dan jam terbang.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Blog ini dibuat untuk mematangkan kemampuan penulis yang masih sering typo, masih lemah dalam analisis, masih lemah dalam literasi. Sekali lagi penulis tekankan, blog ini bukan blog otoritas. Kalopun banyak artikel yang berkaitan dan berkorelasi dengan gangguan jiwa semua itu hasil pembelajaran yang penulis alami untuk menjadi ners generalis. Penulis terus berupaya mengasah kompetensi dan mengasah analisis agar mampu menghasilkan tulisan yang makin berkualitas.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Albert Einstein pernah menyatakan "jika tidak mampu menjelaskan dengan bahasa yang sederhana berarti kita belum memahami". Artikel yang ada diblog ini ditujukan untung orang - orang yang punya interes pada penderita gangguan jiwa. Membantu berbagi ilmu secara gratis, membantu mahasiswa menyusun tugas dll. Blog ini akan terus terupdate agar konten yang tersaji bermutu.</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-41201961929342183692014-10-08T11:24:00.001-07:002015-03-13T21:16:00.204-07:00Gila atau sekedar stress<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Anda seharusnya marah jika disebut gila, tapi cukup menahan senyum jika disebut stress. Orang normal mengalami stres, orang normal akan mendapatkan tekanan psikologis yang bertubi-tubi. Orang normal punya tembok pertahanan bernama coping mechanism, plus ego defence mechanism. Mirip sepakbola, kemampuan menahan serangan tergantung dari rapat, kokoh dan kompaknya lini pertahanan. Jika pertahanan kokoh dan kuat maka bukan tidak mungkin semua gempuran stressor akan mentah.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Coping mechanism bisa dilatih, bisa juga matang karena keterpaksaan, coping mechanism berhasil ketika kita berdamai dengan sisi internal kemudian berdamai dengan sisi external, semakin kuat anda self acceptance, semakin baik konsep diri, semakin baik daya tilik diri maka semakin kokoh lini belakang yang dimiliki. Kokohnya pertahanan membuat peluang menjadi gila mengecil, depresi dan frustasi menurun, tereduksi bahkan tereliminasi, coping mechanism yang tepat menguntungkan semua pihak.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Lalu bagaimana cara memperkuat koping, terima kesalahan, terima kegagalan, jangan membenarkan diri, evaluasi diri, lalu jujur pada diri. Runtuhkan ego dan bangun kearifan diri. Indikator kekuatan koping adalah kebijaksanaan, semakin anda matang mengelola kekecewaan, kegagalan, rasa bersalah maka anda sedang membangun tembok pertahanan yang kokoh.</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-50303143648135201852014-10-01T11:08:00.001-07:002015-03-13T21:16:53.213-07:00Membaca drama atau realita<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Salah satu ciri gejala pada pasien schizofrenia disebut dengan halusinasi, ketidakmampuan untuk membedakan realita dan non reality. Tetapi akhir - akhir ini mungkin kita disuguhi drama, opera atau entah apa namanya. Sebuah tontonan tentang dua kubu yang saling merasa benar, merasa sebagai pihak pandawa. Hal ini membuat orang dengan status mental paling bagus sekalipun kesulitan membaca realita yang ada, fakta yang sebenarnya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Paradigma, mindset yang tertanam adalah benar vs salah, kurawa vs pandawa, superhero vs penjahat. Realitanya bisa saja salah vs salah atau benar vs benar. Bahkan superhero vs superhero pun wajar - wajar saja. Bahwa yang berkonflik sama - sama benar pun bisa terjadi. Mindset hitam putih ini tertanam dibenak kita dan terendap dialam bawah sadar.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Teori manajemen konflik menjelaskan bahwa konflik ada di 3 area, keduanya benar, keduanya salah, atau salah satu benar/salah. Jika kita ingin melihat realita dengan baik, benar dan tepat maka sudah seharusnya kita memberi 3 opsi pada logika. Logika tidak harus terbiaskan oleh realita - realita semu. Kita tidak mampu membaca mana pandawa dan mana kurawa. Asas obyektif tetap mengedepankan segala peluang yang bisa muncul.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Jika ingin melihat realita dengan baik hanya mata batin, naluri, insting, indra ke enam dan kejernihan hati yang bisa melihatnya. Otak cenderung mudah di denial of service oleh banjir informasi, kalo otak hang maka kendali hati yang memimpin tubuh. Halusinasi2 pada schizofrenia bisa diobati tapi halusinasi pada orang normal dengan olah rasa dan self manajemen.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Semoga anda makin jernih melihat fakta dan realita, bukan lagi halusinasi yang terjadi karena hang otak akibat overload informasi.</div>
<div class="gmail_quote">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-5955759887623368182014-08-27T08:52:00.001-07:002015-03-13T21:17:27.601-07:00Merasa waras atau tidak waras<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ada yang berseloroh bahwa waras itu ketika merasa gila karena orang gila tidak pernah merasa bahwa dirinya gila, Albert einstein mengatakan bahwa "gila adalah menginginkan hal berbeda tapi tetap melakukan hal yang sama". Jika mengacu ke kalimat Albert Einstein berapa banyak orang yang langsung terjustifikasi gila. Berharap sukses tapi tidak memulai bisnis atau belajar investasi. Bahkan membuat statemen bahwa "sukses itu adalah bukan pencapaian". Sukses itu tetaplah sebuah pencapaian.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sukses itu sebuah pencapaian yang meskipun kecil tapi berdampak psikologis besar. Banyak harta mungkin impian besar banyak orang tapi ada juga yang bermimpi punya keturunan. Bahkan rela mengeluarkan harta banyak agar punya keturunan. Lalu mana yang lebih penting? Hanya anda yang mampu menafsirkan kesuksesan bukan orang lain. Hanya anda yang mampu mengejawantahkan kesuksesan itu dengan fakta dan realita masing - masing.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Waras itu bukan situasi, waras adalah efek dari kematangan psikologis. Jika menjomblo kelamaan pasti ada yang salah dengan psikologis. Traumatis atau justru terlalu perfeksionis, jadi waras bisa termanifestasi dalam berbagai aspek kewajaran, aspek general dan aspek - aspek lain yang berfundamen kuat. Waras adalah posisi atau keadaan homeostasis psikologis. Assertive dengan hitam dan putihnya dunia. Assertive dengan manis dan pahitnya kehidupan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Waras adalah anda tidak marah disebut gila karena anda sadar bahwa ada psikometri yang dapat digunakan untuk mengukur kadar kewarasan, jika anda marah disebut gila jangan- jangan "gila beneran". Waras artinya anda sadar diri, daya tilik diri positiv, harga diri medium tidak tinggi tidak pula rendah, punya shock absorber yang tidak takut kalah, tidak takut gagal, tidak takut jatuh, berani kecewa dll.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Coba cek kewarasan anda, maka anda akan menemukan banyak orang gila seperti definisi albert einstein.</div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-12925074256791133562014-08-24T09:51:00.001-07:002014-08-24T09:51:53.410-07:00Syukur<p dir="ltr">Syukur kamu putus<br> Syukur kamu jatuh dari motor<br> Syukur mobilmu lecet<br> Atau<br> Alhamdulillah bisa makan kenyang<br> Alhamdulillah bisa tidur nyenyak<br> Alhamdulillah bisa menikmati kopi</p> <p dir="ltr">Syukur<br> Adalah ekspresi assertive untuk menerima realita<br> Seperti Rany yang bapaknya tukang becak<br> Seperti Nick Vujicic yang terlahir dengan tanpa lengan</p> <p dir="ltr">Syukur is psychologic condition<br> Situasi mental to accept the reality</p> <p dir="ltr">Syukur adalah this is the reality<br> Tak perlu memakai topeng<br> Tampil apa adanya tapi tetap hardwork, smartwork, teamwork dan full of smile</p> <p dir="ltr">Syukur is enjoy the life journey<br> Life is travelling<br> Life is touring<br> Life is adventure</p> <p dir="ltr">Syukur is accept all of the condition <br> Syukur is accept that we have a weakness</p> Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-75346654383661170382014-02-09T17:47:00.004-08:002014-02-16T23:39:47.686-08:00Dampak dan Bahaya Bullying serta kaitannya dengan gangguan jiwa<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Pengertian</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bullying adalah <span lang="IN">menggunakan kekuatan, melakukan pengancaman,
memaksa orang lain melakukan sesuatu, melakukan intimidasi maupun berperilaku
agresif terhadap orang lain. (</span><a href="http://www.en.wikipedia.org/"><span lang="IN">www.en.wikipedia.org</span></a><span lang="IN">).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Tujuan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">1.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Menunjukkan
dominasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">2.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Memberi
efek jera pada korban<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">3.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kebiasaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">4.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Meniru
apa yang dilihat dari film, video, games dll.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">5.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kesenangan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Jenis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">1.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Fisik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">2.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Sosial<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">3.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Cyber<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">4.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Verbal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Dampak<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">1.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Penurunan
harga diri (minder, cemas, depresi)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">2.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Isolasi
sosial (menghindari kontak dengan pembully)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">3.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Bunuh
diri (jika efek bullying sudah parah)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">4.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Ketergantungan
obat (jika efek cemas sudah mengarah ke gangguan jiwa)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">5.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Gangguan
Jiwa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Bagaimana prosesnya?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN">Ketika seorang korban bulyying di bully maka dia akan merasa tidak
berharga, merasa takut, merasa terancam, jika secara fisik atau sosial dia
tidak memiliki kekuatan untuk melawan maka dia akan semakin terpuruk dalam
ketidakberdayaan, sebagai akibatnya secara psikologis dia akan merasa terluka,
tercederai bahkan mengalami sebuah tekanan batin yang sangat luar biasa,
semakin sering dia dibully maka akan semakin besar stressor yang dia terima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN">Bagaimana terapinya?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">1.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Terapi
kognitif<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">2.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Cognitive
behaviour therapy<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">3.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Trauma
healing<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">4.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Farmakotherapi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN">5.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Terapi
aktivitas kelompok<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
ini contoh cyber bullying :<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="390" src="//www.youtube.com/embed/BZ9cDkKTsvk" width="640"></iframe></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8466108215510990725.post-11565109988852941152014-01-15T20:16:00.000-08:002014-01-27T23:36:07.586-08:00KONSISTENSI SEORANG BLOGGER<div style="text-align: justify;">
Menjadi seorang <b>blogger </b>bukanlah sebuah pilihan yang mudah ditengah era komersialisasi dan era konsumerisme, ketika menulis dijadikan sebagai ajang <b>mencari dollar</b> dan rupiah. Menjadi <b>Blogger </b>seharusnya adalah <b>panggilan jiwa</b> dan <b>panggilan hati</b>, sebuah keinginan untuk berbagi ide, berbagi sedikit pengalaman, berbagi sedikit pengetahuan dan beberapa hal yang mungkin dibutuhkan oleh orang lain. Jika anda <b>membangun website/blog</b> dengan niat awal <b>monetisasi</b> kemudian <b>pagerank</b> anda tidak kunjung naik, <b>alexa rank</b> anda tidak kunjung membaik, bahkan <b>pageview</b> anda tidak juga menjadi bertambah banyak, teruslah menulis di blog. Pelajari hal - hal baru sampai suatu saat anda mencapai level yang diimpikan banyak orang, <b>Adsense Publisher Profesional</b>, seorang blogger yang digaji bulanan karena menayangkan iklan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi seorang <b>professional</b> membutuhkan langkah sistematis, <b>kompetensi</b> yang cukup, mampu <b>membangun brand</b> yang jelas, mampu memberi manfaat dalam setiap tulisan, rajin update, menjalin hubungan baik dengan banyak <b>blogger</b> lain, sering melakukan <b>Blogwalking</b>, menjadi <b>Blogger tamu</b> akan semakin memantapkan posisi anda sebagai seorang <b>blogger</b>. Niat awal menjadi Blogger adalah memiliki diary online yang mampu menjadi tempat mencurahkan ide dan gagasan yang tertuang dalam tulisan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tadinya setiap melihat <b>rekening paypal</b> dan <b>akun Google Adsense</b> rasanya pengen berhenti sebagai <b>Blogger </b>tetapi dengan niat baik untuk berbagi keilmuan untuk semua orang maka menulis harus tetap jalan, menjadi publisher akan mendatangkan pundi - pundi uang jika semua tulisan kita bermanfaat bagi banyak orang, jika tulisan - tulisan kita membawa kebaikan bagi banyak orang, kelak tanpa sadar semua itu akan mencapai masa yang tepat. Sama hal nya ketika menunggu naiknya pagerank blog ini dari 1 menuju 3 semoga dalam waktu yang tidak lama bisa menjadi 5 dan bisa berbagi link dengan blog - blog lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetaplah berkarya, teruslah menciptakan segala hal yang memang mampu anda bagikan untuk semua orang karena kelak dalam sebuah episode kehidupan segala hal yang anda lakukan dan bangun saat ini akan menjadi sebuah bangunan fenomenal yang dikenang sejarah, sebuah bangunan monumental yang menjadi rujukan banyak orang, tetaplah menulis, tetaplah berkarya, hasil menunggu kerja keras kita didepan.<br />
<br />
Mungkin selama ini anda diminta oleh dosen pembimbing anda untuk mencari jurnal terbaru, anda sudah berupaya keras tetapi belum menemukan, jika anda butuh informasi cara mencari jurnal melalui Google Cendekia, saya tunjukkan caranya<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="360" src="//www.youtube.com/embed/54SNjo2r3wc?feature=player_detailpage" width="640"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Imron Rosyidihttp://www.blogger.com/profile/12744498329587353355noreply@blogger.com4