Mengapa perlu mempelajari manajemen diri? bukankah pengelolaan atau istilah manajemen hanya digunakan untuk perusahaan? bukankah manajemen berhubungan dengan bisnis? ternyata salah satu kompetensi life skill adalah self control ( Rhenald Kasali, 2012). Apa hubungan self control dengan self manajemen? sepertinya tidak nyambung sama sekali? Sekilas, dua kata tersebut seolah tidak berhubungan tetapi sebenarnya pengendalian diri adalah bagian dari manajemen diri.
Lalu, mengapa manusia harus mengelola dirinya sendiri? karena mengelola diri, mengelola rasa frustasi, mengelola keinginan yang terkadang tidak sesuai realita, mengatur emosi, mengukur kemampuan diri, berpikir logis, melihat dari perspektif yang berbeda adalah sebuah keharusan. Tanpa mengelola diri manusia tidak akan mampu menjadi aset bagi sebuah bangsa maupun masyarakat. Human capital harus dibangun dengan menyadarkan manusia terhadap fenomena perubahan, terhadap adversity quotient.
Manusia yang mampu mengelola dirinya sendiri mampu meningkatkan copingnya berlipat - lipat untuk menahan gempuran stressor, untuk menahan keinginan turnover, untuk melawan burnout yang terkadang muncul ketika seseorang berada dalam sebuah keadaan konstan dan monoton. Bahasa diagnosa keperawatannya adalah Boredom, merasa aneh dengan diagnosa boredom atau kebosanan? kira - kira perencanaan apa yang tepat pada perawat, pekerja atau siapapun yang terdiagnosa boredom?
Diagnosa boredom muncul ketika seseorang gagal memanajemen diri, dia gagal menemukan the happiness of life, gagal menemukan the meaning of life sehingga langkah dan arah kehidupannya seperti diombang - ambingkan oleh badai kehidupan, lebih capek karena melawan badai bukan memanfaatkan tenaga besar badai untuk menggerakkannya lebih maju, bukan justru mensiasati agar badai itu membawanya lebih cepat ke tujuan.
Jika anda ingin tahu bagaimana cara mensiasatinya, simak motivasi versi Merry Riana tentang cara menghadapi kehidupan dalam bentuk cerita berikut ini: