MENSOSIALISASIKAN PENANGANAN GANGGUAN JIWA
E learning menjadi media efektif dalam mensosialisasikan penatalaksanaan gangguan jiwa, mengapa penatalaksanaan gangguan jiwa perlu disosialisasikan? karena gangguan jiwa mampu menyerang siapapun, apapun status sosialnya, bagaimana kondisi keuangannya, bagaimana tingkat kesehatan fisiknya, hampir semua orang memiliki peluang untuk menderita gangguan jiwa, sehingga perlu dikenalkan penatalaksanaan pada gangguan jiwa.
Satu fakta yang sangat mengejutkan bahwa ada kaitan antara mengasuh anak dengan kejadian gangguan jiwa, bagaimana kesalahan mengasuh anak bisa memicu gangguan jiwa? apakah karena kedekatan secara emosi? atau kedekatan secara psikologis dan sosial sehingga anak yang diasuh dengan salah berpotensi mengalami gangguan jiwa lebih tinggi dari anak yang diasuh dengan baik.
Salah satu gangguan jiwa yang sangat menakutkan disebut dengan waham, sebuah keyakinan yang keliru atau salah tetapi diyakini sebagai hal yang benar oleh klien atau penderita gangguan jiwa. keyakinan ini jika berwujud sesuatu yang menyakitkan bisa menyebabkan seseorang menjadi menghindari sosial, mereka menjauh dari komunitas atau menghindar dari kerumunan dan kumpulan sosial. Keyakinan ini bisa membuat seseorang tersiksa atau menderita, bayangkan jika keyakinan yang diyakini tersebut adalah sesuatu yang menakutkan.
Ada beberapa terapi untuk menurunkan atau mereduksi gangguan jiwa, terapi aktivitas kelompok, terapi kognitif, terapi farmakologis, terapi kejang listrik atau electroconvulsive therapy, therapy lingkungan. Kombinasi dari beberapa therapy tersebut mampu mereduksi tingkat keparahan gangguan jiwa, untuk menggapai kesembuhan total maka peran keluarga menjadi supporting faktor untuk mendukung penyembuhan. Semoga dengan makin banyaknya informasi akan membuat penatalaksanaan gangguan jiwa tersosialisasi dengan baik, semakin familiar masyarakat dengan penatalaksanaan gangguan jiwa maka Indonesia sehat 2010 bisa tercapai.
E learning menjadi media efektif dalam mensosialisasikan penatalaksanaan gangguan jiwa, mengapa penatalaksanaan gangguan jiwa perlu disosialisasikan? karena gangguan jiwa mampu menyerang siapapun, apapun status sosialnya, bagaimana kondisi keuangannya, bagaimana tingkat kesehatan fisiknya, hampir semua orang memiliki peluang untuk menderita gangguan jiwa, sehingga perlu dikenalkan penatalaksanaan pada gangguan jiwa.
Satu fakta yang sangat mengejutkan bahwa ada kaitan antara mengasuh anak dengan kejadian gangguan jiwa, bagaimana kesalahan mengasuh anak bisa memicu gangguan jiwa? apakah karena kedekatan secara emosi? atau kedekatan secara psikologis dan sosial sehingga anak yang diasuh dengan salah berpotensi mengalami gangguan jiwa lebih tinggi dari anak yang diasuh dengan baik.
Salah satu gangguan jiwa yang sangat menakutkan disebut dengan waham, sebuah keyakinan yang keliru atau salah tetapi diyakini sebagai hal yang benar oleh klien atau penderita gangguan jiwa. keyakinan ini jika berwujud sesuatu yang menyakitkan bisa menyebabkan seseorang menjadi menghindari sosial, mereka menjauh dari komunitas atau menghindar dari kerumunan dan kumpulan sosial. Keyakinan ini bisa membuat seseorang tersiksa atau menderita, bayangkan jika keyakinan yang diyakini tersebut adalah sesuatu yang menakutkan.
Ada beberapa terapi untuk menurunkan atau mereduksi gangguan jiwa, terapi aktivitas kelompok, terapi kognitif, terapi farmakologis, terapi kejang listrik atau electroconvulsive therapy, therapy lingkungan. Kombinasi dari beberapa therapy tersebut mampu mereduksi tingkat keparahan gangguan jiwa, untuk menggapai kesembuhan total maka peran keluarga menjadi supporting faktor untuk mendukung penyembuhan. Semoga dengan makin banyaknya informasi akan membuat penatalaksanaan gangguan jiwa tersosialisasi dengan baik, semakin familiar masyarakat dengan penatalaksanaan gangguan jiwa maka Indonesia sehat 2010 bisa tercapai.