Menurut Data WHO disebutkan bahwa, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi. Faktor ekonomi ini, membuat seseorang menjadi rentan terhadap stress, cemas, ketergantungan pada zat psikoaktif serta berperilaku menyimpang. Kecenderungan untuk mengakhiri hidup ini muncul ketika koping mekanisme yang digunakan oleh seseorang gagal untuk menangani stressor atau tekanan yang menimpa seseorang. Ketika penghasilan yang sangat minim sementara tuntutan kebutuhan hidup justru melambung tinggi, orang bias kehilangan akal sehat dan mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang salah, ketika mereka sudah mencoba melakukan supresi atau memendam permasalahan ke alam bawah sadar, suatu saat pertahanan atau ego mechanisme defence mereka tidak kuat menahan akhirnya orang memilih suicide atau bunuh diri sebagai pilihan terakhir.
Bunuh diri muncul ketika seseorang sudah merasa bahwa stressor yang menimpa terlalu besar dan tidak mungkin di atasi, ditinggal pacar, kehilangan orang yang dicintai, keruntuhan saham, penurunan harga saham, kebakaran kios pasar, bahkan kematian binatang peliharaan saja mampu memicu orang depresi sampai akhirnya bunuh diri. Alkisah seorang pemelihara sapi membeli bunga jemani seharga 5 juta, bunga tersebut di taruh di halaman belakang, suatu ketika kambing tetangga memakan bunga tersebut, melihat bunga berharga mahalnya dimakan sapai, sang empunya bunga mengalami gangguan jiwa.
Himpitan ekonomi ditengah resesi global yang melanda dunia, begitu banyak perusahaan mem PHK karyawannya membuat beberapa orang mengalami gangguan jiwa, jika koping yang digunakan sudah gagal untuk membendung stressor maka bukan tidak mungkin bunuh diri menjadi sebuah pilihan, sekarang saatnya bagi kita berperan aktif menjadi pendengar, menjadi tempat curhat bagi orang – orang yang sedang tertimpa musibah atau masalah, mungkin dengan support system atau dukungan dari orang – orang terdekat, peluang untuk bunuh diri dapat ditekan seminimal mungkin.
Bunuh diri muncul ketika seseorang sudah merasa bahwa stressor yang menimpa terlalu besar dan tidak mungkin di atasi, ditinggal pacar, kehilangan orang yang dicintai, keruntuhan saham, penurunan harga saham, kebakaran kios pasar, bahkan kematian binatang peliharaan saja mampu memicu orang depresi sampai akhirnya bunuh diri. Alkisah seorang pemelihara sapi membeli bunga jemani seharga 5 juta, bunga tersebut di taruh di halaman belakang, suatu ketika kambing tetangga memakan bunga tersebut, melihat bunga berharga mahalnya dimakan sapai, sang empunya bunga mengalami gangguan jiwa.
Himpitan ekonomi ditengah resesi global yang melanda dunia, begitu banyak perusahaan mem PHK karyawannya membuat beberapa orang mengalami gangguan jiwa, jika koping yang digunakan sudah gagal untuk membendung stressor maka bukan tidak mungkin bunuh diri menjadi sebuah pilihan, sekarang saatnya bagi kita berperan aktif menjadi pendengar, menjadi tempat curhat bagi orang – orang yang sedang tertimpa musibah atau masalah, mungkin dengan support system atau dukungan dari orang – orang terdekat, peluang untuk bunuh diri dapat ditekan seminimal mungkin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jika anda merasa tersesat di blog ini, mohon beri komentar sebagai perbaikan kualitas postingan.