Pages

Rabu, 29 April 2009

MENSOSIALISASIKAN PENANGANAN GANGGUAN JIWA

E learning menjadi media efektif dalam mensosialisasikan penatalaksanaan gangguan jiwa, mengapa penatalaksanaan gangguan jiwa perlu disosialisasikan? karena gangguan jiwa mampu menyerang siapapun, apapun status sosialnya, bagaimana kondisi keuangannya, bagaimana tingkat kesehatan fisiknya, hampir semua orang memiliki peluang untuk menderita gangguan jiwa, sehingga perlu dikenalkan penatalaksanaan pada gangguan jiwa.

Satu fakta yang sangat mengejutkan bahwa ada kaitan antara mengasuh anak dengan kejadian gangguan jiwa, bagaimana kesalahan mengasuh anak bisa memicu gangguan jiwa? apakah karena kedekatan secara emosi? atau kedekatan secara psikologis dan sosial sehingga anak yang diasuh dengan salah berpotensi mengalami gangguan jiwa lebih tinggi dari anak yang diasuh dengan baik.

Salah satu gangguan jiwa yang sangat menakutkan disebut dengan waham, sebuah keyakinan yang keliru atau salah tetapi diyakini sebagai hal yang benar oleh klien atau penderita gangguan jiwa. keyakinan ini jika berwujud sesuatu yang menyakitkan bisa menyebabkan seseorang menjadi menghindari sosial, mereka menjauh dari komunitas atau menghindar dari kerumunan dan kumpulan sosial. Keyakinan ini bisa membuat seseorang tersiksa atau menderita, bayangkan jika keyakinan yang diyakini tersebut adalah sesuatu yang menakutkan.

Ada beberapa terapi untuk menurunkan atau mereduksi gangguan jiwa, terapi aktivitas kelompok, terapi kognitif, terapi farmakologis, terapi kejang listrik atau electroconvulsive therapy, therapy lingkungan. Kombinasi dari beberapa therapy tersebut mampu mereduksi tingkat keparahan gangguan jiwa, untuk menggapai kesembuhan total maka peran keluarga menjadi supporting faktor untuk mendukung penyembuhan. Semoga dengan makin banyaknya informasi akan membuat penatalaksanaan gangguan jiwa tersosialisasi dengan baik, semakin familiar masyarakat dengan penatalaksanaan gangguan jiwa maka Indonesia sehat 2010 bisa tercapai.

Minggu, 26 April 2009

Mencegah gangguan jiwa dengan kemapanan finansial

Meski belum ada penelitian yang mendukung bahwa orang yang mapan secara finansial pasti bebas dari gangguan jiwa, tetapi fenomena bahwa banyak orang yang mengalami gangguan jiwa karena mengalami jeratan hutang yang terlalu besar, kehilangan uang dalam jumlah besar karena tertipu produk investasi, kehilangan uang dalam jumlah besar karena keruntuhan pasar saham, bahkan hanya gara - gara uang Rp. 100,00 dua orang kenek angkota bisa beradu pukul.

Meski tidak ada korelasi yang mendasar antara finansial dengan gangguan jiwa tetapi kemapanan finansial telah mengubah konsep diri seseorang, seorang pemalu bisa menjadi percaya diri, seorang yang kurang yakin dengan kemampuan diri menjadi merasa lebih baik setelah apa yang dia miliki juga bertambah, mau tidak mau kita harus melihat sebuah sudut pandang baru bahwa ternyata dengan kemapanan finansial kita mampu berupaya mencegah gangguan jiwa dan mengobati gangguan jiwa secara lebih cepat.

Salah satu cara untuk memantapkan fondasi finansial tanpa harus meninggalkan pekerjaan adalah money from blogging atau mencari uang dari ngeblog, menulis postingan bisa dilakukan ketika jam istirahat kantor sekitar 1 s.d 2 jam, satu motivasi dari ngeblog adalah terjualnya www.jackbook.com yang mencapai 800 juta, jika memang harga blog bisa semahal itu maka ketika kita menargetkan uang beberapa juta dari ngeblog adalah sebuah hal yang masuk akal, jika tidak percaya tanyakan pada Cosaaranda, sang master adsense dari Indonesia atau Bayumukti, kedua pakar ini sudah membuktikan bahwa ngeblog bisa mengalirkan uang ke rekening.

Meski belum sebesar kedua orang yang saya sebutkan tadi tetapi pemasukan lewat internet mampu menopang konsep diri saya, tanpa harus mengorbankan waktu di kantor, terkadang postingan sepulang kerja di warnet. Jika anda tertarik untuk money from blogging mengapa tidak menjadi affiliate dari Yaro Starak sang pakar money from blogging. Caranya mudah, anda bisa klik link di pojok kiri atas dari blog ini (maaf hanya untuk mempermudah, jika anda bisa mencari atau mendapatkan dari alamat blog lain silahkan menggunakan saluran yang memudahkan anda, sama sekali bukan bermaksud promosi hanya ingin memudahkan anda sehingga tidak perlu mengetikkan alamat blog Yaro Starak).

Menjadi affiliatenya amazon, memasang kode google adsense, paid review dengan sponsored review, jualan link lewat text link ad, bahkan menjadi kolumnis di surat kabar nasional yang dikirim via email. Ini hanya gambaran bahwa money for blogging adalah sebuah upaya untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa, jika pun mengalami paling tidak ada sumber pemasukan untuk mengobati gangguan agar tidak menjadi gangguan jiwa kronik.

Ini hanya sekedar opini, sekedar sebuah pemikiran yang belum dibuktikan dengan penelitian dengan judul "hubungan antara kemapanan finansial dengan kejadian gangguan jiwa", semoga saja teori ini keliru dan tidak ada hubungan antara kemapanan finansial dengan gangguan jiwa, penulis hanya terinspirasi beberapa cara untuk mencegah gangguan jiwa, cara - cara yang lain akan dipostingkan di blog ini.

Jumat, 24 April 2009

Mengapa penderita gangguan jiwa enggan pulang

mengapa penderita gangguan jiwa banyak yang enggan kembali ke rumah sendiri dan betah menjadi pasien di rumah sakit jiwa, bahkan beberapa menjadi pembantu tanpa dibayar di rumah sakit jiwa, mereka memilih tetap berstatus pasien gangguan jiwa meski sebenarnya secara pemeriksaan mereka sudah diperbolehkan pulang, ada beberapa alasan yang mendasari.

1. Keluarga tidak menerima kehadiran anggota keluarg yang menderita gangguan jiwa
2. masyarakat membentuk stigma negatif terhadap penderita
3. pasien belum memiliki satu alasan mengapa dia harus kembali
4. pasien masih belum siap dengan perubahan situasi
5. secara total pasien tidak bisa sembuh tanpa dukungan sosial

mengapa sebagai masyarakat setiap melihat penderita gangguan jiwa ada yang merasa terancam, ada yang memberikan stigma dengan julukan misalkan "stress" atau istilah lain yang terkesan merendahkan martabat manusia, penderita gangguan jiwa juga manusia yang membutuhkan perhatian dari siapapun.

penderita gangguan jiwa bukanlah kriminal yang harus dimusuhi, mereka tidak pernah mengharapkan untuk menderita gangguan jiwa, situasi yang membuat mereka tidak kuat dan akhirnya mengalami gangguan jiwa.

edukasi yang benar tentang klien gangguan jiwa akan menambah wawasan masyarakat bahwa peran mereka sangat penting, penderita gangguan jiwa adalah korban yang harus ditangani dan dikelola.

rumah sakit jiwa adalah satu bagian dari proses rehabilitasi tetapi keluarga dan masyarakat yang membuat penderita jiwa bisa kembali hidup di masyarakat secara normal, jika masih banyak orang negatif yang memberikan stigma ke mereka maka penderita gangguan jiwa akan merasa tidak berguna dan menikmati gangguan jiwanya.

Minggu, 19 April 2009

MENEBAK SESEORANG TERKENA GANGGUAN JIWA/TIDAK

Pernah mencoba menebak seseorang mengalami gangguan jiwa atau tidak? dibawah ini ada beberapa tips dan trik untuk menebak apakah seseorang menderita gangguan jiwa atau tidak.
  1. Dia sering mengungkapkan hal negatif tentang dirinya " saya jelek, saya tidak berharga, saya bodoh dll" ungkapan ini bisa muncul karena doktrin dari orang tua atau doktrin dari orang terdekat, perasaan tidak berharga, bodoh bisa muncul dari reaksi negative orang lain terhadap dirinya. Pengungkapan negative ini membuatnya mengalami penurunan kepercayaan terhadap dirinya sendiri.
  2. Tertawa dan berbicara sendiri tanpa stimulus yang jelas, halusinasi karena peristiwa lucu, merasa melihat kejadian lucu yang memaksanya untuk tertawa tanpa stimulus, berbicara sendiri karena merasa melihat atau bertemu dengan seseorang.
  3. Kesepian di dalam keramaian, ketika berkumpul dengan banyak orang dia mulai merasa gelisah, tersiksa dan menganggap bahwa keramaian itu menyiksa dirinya, dia ingin menyendiri dan menikmati khayalan atau halusinasinya.
  4. Perilaku mengancam dan melukai orang lain, menganggap orang lain sebagai sumber stressor dan menganggap bahwa orang lain sebagai penyebab kesengsaraan yang dia alami.
  5. Acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya, ketika teman - temannya asyik melakukan kegiatan terapi aktivitas atau melakukan kegiatan yang lain, dia memilih menghindar dari kerumunan, menjauh dari keramaian dan berusaha mencari kesibukan sendiri.
  6. Merasa diri paling hebat, paling ter atau paling apa, waham kebesaran membuat dia merasa lebih tinggi dari orang lain, waham kejar membuat dia merasa dikejar oleh seseorang.
  7. Aliran komunikasinya tidak lancar, bisa diam seribu bahasa ketika ditanya bisa juga sangat aktiv memberikan ide yang terkadang ide itu sangat irrasional, meyakini sesuatu yang salah sebagai sebuah hal yang benar.
  8. Perilaku aneh, dalam berpakaian tidak sesuai dengan kewajaran, berpakaian tidak dilandasi dengan estetika sehingga tidak memperhatikan penampilan.
  9. Sering menunduk dan mengindari kontak mata ketika berbicara, merasa bahwa orang yang berbicara dengannya lebih tinggi dalam beberapa hal sehingga tidak pede ketika berkomunikasi.
  10. Kehilangan kemampuan mempertahankan pemenuhan kebutuhan sehari - hari, mau mandi jika dibentak atau dipaksa, mau makan jika disajikan didepannya, tidak mau berganti baju, sulit tidur.
  11. Memiliki kebiasaan irrasional, jalan sendiri tengah malam tanpa tujuan yang jelas, berjalan kaki dalam jarak jauh tanpa mengetahui sampai dimana dan akan kemana arah yang dituju, setelah ingin pulang baru berjalan ke arah pulang.
  12. Mengabaikan lingkungan, tempat tidur dikasih seprai tapi malah memilih tidur di lantai.
  13. Kehilangan rasa malu, berjalan kesana - kemari sambil bugil atau telanjang dan tidak merasa risih ketika ada yang melihat anggota tubuhnya.

sebenarnya tanda - tanda nya sangat banyak sekali, tetapi bagi seorang perawat jiwa, dokter spesialis jiwa dan psikolog, orang - orang gangguan jiwa ini sangat mudah terbaca dari komunikasi verbal dan non verbalnya. Jika anda melihat ada orang dengan salah satu ciri diatas maka berikan perhatian ke mereka, pasien gangguan jiwa juga manusia, mereka membutuhkan diperlakukan secara wajar.

Perlakukan penderita gangguan jiwa seperti orang sehat secara mental, faktor kekambuhan terkadang dipicu oleh kurangnya dukungan sosial dari lingkungan terdekat.

Jumat, 17 April 2009

GAGAL JADI CALEG JADI STRESS

Seorang Caleg dari sebuah partai kecil, seperti beli kaos dalam jumlah kecil saja, sang caleg ini memiliki sebuah rumah warisan yang terjual dengan harga mendekati 1 milyar yang dijadikan modal untuk menggalang massa pada saat pemilihan umum legislatif kemarin tetapi apa daya tanpa jaringan yang kuat, sanga caleg ini harus puas jika jumlah pendukungnya tidak mencukupi untuk membuatnya melenggang ke kursi anggota dewan, sekarang dia pusing tujuh keliling (kenapa tujuh bukan sembilan ya?)

Alkisah sang caleg keliling kampung dan mulai merubah penampilan, ada saja mulut usil yang berusaha menjatuhkan mentalnya disaat dia jatuh "tuh liat sang caleg sedang berkunjung ke konstituennya untuk mencari dukungan agar bisa masuk bursa presiden",bukannya dihibur malah tambah dipojokkan, dibumbui kata - kata yang menyakitkan dengan sindiran yang menukik tajam setajam celurit dan samurai, siap mencabik - cabik perasaan orang yang gagal ini.

konsep diri sang caleg boleh jadi tangguh tetapi ketangguhan ini justru diuji oleh orang - orang berpikiran picik dan sempit yang justru memojokkan sang caleg, mengapa tidak mencoba sesuatu yang lebih baik, menghibur kek, memberi advise atau saran - saran bijak untuk membuat sang caleg tidak drop. Dengan kehilangan uang dalam jumlah besar, siapa sich yang tidak drop kayaknya semua orang gak mau dech kehilangan uang dalam jumlah besar.

Dukungan yang bisa dikatakan tidak ada, perasaan negative karena reaksi negative dari masyarakat,membuat para caleg gagal banyak yang nekad, ada yang bunuh diri, menabrakkan motor ke pohon dan berbagai kejadian lainnya. Jika memang tidak bisa memberikan dukungan kenapa tidak mencegah mulut dari ungkapan dan ucapan sinis, minimal angka penderita gangguan jiwa jangan sampai meningkat, jika penderita gangguan jiwa meningkat toh yang rugi banyak orang. Kasihan mereka, sudah kalah tambah di reaksi negativ oleh masyarakat...akhirnya stress dech..