Pages

Kamis, 26 Februari 2009

MEMBANGUN E LEARNING KESEHATAN JIWA

Proses membangun e learning kesehatan jiwa membutuhkan sebuah kesungguhan dan sebuah visi untuk memfasilitasi mahasiswa maupun siapapun yang membutuhkan materi tentang kesehatan jiwa, berbekal blog gratis dari blogger kemudian mulai mengisi dengan posting yang sesuai, bahkan beberapa harus di googling di Google, proses googling ini tentu memakan waktu beberapa saat, dengan semakin banyaknya pengetahuan tentang blog maka berusaha menambah beberapa widget dan plugin...sebuah istilah yang tadinya sangat susah dipahami karena tidak memiliki latar belakang Ilmu komputer yang memadai.

Materi dibuat dengan desain sedemikian rupa agar pembaca dapat menggunakan, mengcopy paste materi dengan leluasa sehingga pengertian tentang gangguan jiwa bisa diterima oleh masyarakat dengan lebih mudah dan lebih gamblang. Kesehatan jiwa adalah sebuah situasi yang sangat mudah terjadi di masyarakat bahkan beberapa data tentang sebuah situasi rumah tangga yang memicu gangguan jiwa dapat ditemukan dengan mudah di situs suara merdeka, beberapa gangguan jiwa bahkan cenderung psikopat sehingga membuat penderitanya membunuh orang lain tanpa alasan yang jelas.

Bahkan karena suaminya gemar bermain facebook atau bermain freindster akhirnya sang suami dibunuh, gangguan jiwa ada disekitar kita, gangguan jiwa bisa diatasi dan bisa dicegah, semoga referensi tentang gangguan jiwa bisa melimpah di internet sehingga pengguna internet di Indonesia bisa dengan leluasa mengakses jutaan informasi tentang gangguan jiwa, karena gangguan jiwa ada disekitar kita ada disekeliling kita, sangat masuk akal untuk mengetahui gangguan jiwa agar mencegah stigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa

Rabu, 25 Februari 2009

KOSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ada 6 macam model :
  1. Psikoanalisa
  2. Interpersonal
  3. Social
  4. Existensial
  5. Supportive therapy
  6. Medical
Model psikoanalisis (Freud, Ericson)
Gangguan jiwa terjadi akibat :
  • Perkembangan diri: Artinya gangguan jiwa dapat terjadi karena perkembangan seseorang ketika masih kecil/kanak –kanak atau kasus yang terjadi adalah akibat masa lalu
  • Resolusi konflik perkembangan yang inadequate : Artinya gangguan jiwa terjadi karena seseorang tidak dapat menyelesaikan masalahnya di masa lalu dengan baik, sehingga muncul ketidakpuasan
  • Ego (akal) tidak dapat mengontrol id (kehendak nafsu atau insting)
Gejala – gejala yang muncul adalah hasil usaha untuk berkompromi dengan kecemasan dan berhubungan dengan konflik yang tidak teratasi
Psikoanalisa sampai saat ini dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner dibidang psikologi
Hipotesis psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif – motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia

Proses terapi
Asosiasi bebas
Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannnya tanpa penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini penderita disupport untuk bias berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal

Analisa mimpi
Terapi dilakukan dengan mengkaji mimpi – mimpi pasien, karena mimpi timbul akibat respon/memori bawah sadarnya. Mimpi umumnya timbul akibat permasalahan yang selama ini disimpan dalam alam bawah sadar yang selama ini ditutupi oleh pasien. Dengan mengkaji mimpi dan alam bawah sadar klien maka konflik dapat ditemukan dan diselesaikan

Transferen
Untuk memperbaiki traumatik masa lalu
Peran pasien dan perawat
Klien mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya
Perawat melakukan assessment atau pengkajian tentang keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu (pernah disiksa orang tua, diperkosa pada masa kanak – kanak, ditelantarkan dll) dengan pendekatan komunikasi traumatic setelah terjalin trust (saling percaya)

Interpersonal Model

(Sullivan, Peplau)


Gangguan jiwa bias muncul karena adanya ancaman, ancaman menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal)

Perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang disekitarnya misalnya : unwanted child

Proses terapi
Build Feeling Security
  • Berupaya membangun rasa aman bagi klien
  • Trusting relationship and interpersonal satisfaction
  • Menjalin hubungan saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

Peran pasien dan perawat
Klien melakukan share anxieties (sharing kepada perawat tentang apa – apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain)
Perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa – apa yang dirasakan klien. Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain

Social Model
(Caplan, Szasz)

Gangguan jiwa/penyimpangan perilaku karena banyaknya factor social dan factor lingkungan yang memicu munculnya stress pada seseorang
Akumulasi stressor yang ada dilingkungan (bising, macet, iklim sangat dingin/panas dll) akan mencetuskan stress pada individu
Stressor dari lingkungan diperparah oleh stressor dalam hubungan social (misalkan : anak nakal, atasan galak, istri cerewet dll)

Proses terapi
Environment manipulation and social support
Modifikasi lingkungan dan adanya dukungan social missal : rumah harus bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabot yang teratur

Peran pasien dan perawat
Klien menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami istri
Perawat berupaya menggali system social klien seperti suasana rumah, kantor, sekolah, masyarakat atau tempat kerja

Existensial model
(Ellis, Roger)

Gangguan jiwa atau gangguan perilaku terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya
Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur

Individu tidak bisa menjawab pertanyaan
- siapakah saya ini sebenarnya?
- Apa tujuan saya lahir ke dunia ini?
- Apa kelebihan dan kekurangan saya?
- Bagaimana seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya?
- Apa pegangan hidup saya?
- Norma mana yang saya anut?

Proses terapi
Experience in relationship
Mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dianggap bias menjadi panutan

Self assessment
Memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi

Conducted in group
Bergaul dengan kelompok social dan kemanusiaan

Encourage to accept self and control behavior
Mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain

Peran pasien dan perawat
Klien berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok
Perawat berusaha memperluas kesadaran diri klien melalui feedback, kritik, saran atau reward dan punishment

Supportive therapy model
Wermon, Rockland

Gangguan jiwa disebabkan oleh factor biopsikososial dan respon maladaptive terhadap stressor saat ini
Aspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk –batuk
Aspek psikologis : mudah cemas, kurang percaya diri, pemarah, perasaan bersalah
Aspek social : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, tidak mampu mendapat pekerjaan
Stressor saat ini : PHK, test masuk kerja

Manifestasi gangguan jiwa muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah – masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah berupaya maksimal, menyebabkan individu menjadi stress.

Proses terapi
Menguatkan respon koping adaptif individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan dirinya dan kekuatan mana yang bias dipakai alternative pemecahan masalahnya.

Peran pasien dan perawat
Klien terlibat dalam identifikasi koping yang dimiliki dan biasa dipakai klien
Perawat berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.

Medical model
(Meyer, Kraeplin)

Gangguan jiwa muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi : aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor social
Focus penatalaksanaan harus lengkap meliputi pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang
Terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan jenis pendekatan terapi yang dilakukan.

Ingin mendapatkan penghasilan dari Promosi CD keperawatan? tanpa modal, cukup memaksimalkan ilmu marketing dan promosi via facebook, friendster maupun twitter. Saatnya Internet sebagai ajang mendapatkan pemasukan tambahan caranya disini

Senin, 23 Februari 2009

SALAH MENGASUH ANAK MEMICU GANGGUAN JIWA

1. Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya , anak menjadi egois dan ingin menang sendiri, anak mudah menuntut orang tua untuk memenuhi keinginannnya, lekas berkecil hati, tidak tahan kekecewaan. Ingin menarik perhatian dengan cara - cara yang tidak normatif. Kurang memiliki rasa bertanggung jawab. Cenderung menolak peraturan dan minta di perlakukan secara berbeda.

2. Melindungi anak secara berlebihan karena sikap “berkuasa” dan “harus tunduk saja” Kurang berani dalam pekerjaan, cenderung lekas menyerah. Bersikap pasif dan bergantung kepada orang lain. Ingin menjadi “anak emas” dan menerima saja segala perintah. Menjadi takut mengambil keputusan, takut berbuat salah, mensikapi kegagalan sebagai sebuah bencana besar

3. Penolakan (anak tidak disukai) Merasa gelisah dan diasingkan. Bersikap melawan orang tua dan mencari bantuan kepada orang lain. Tidak mampu memberi dan menerima kasih-sayang.

4. Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi Menilai dirinya dan hal lain juga dengan norma yang terlalu keras dan tinggi. Sering kaku dan keras dalam pergaulan. Cenderung menjadi sempurna (“perfectionnism”) dengan cara yang berlebihan. Lekas merasa bersalah, berdosa dan tidak berarti.

5. Disiplin yang terlalu keras Menilai dan menuntut dari pada dirinya juga secara terlalu keras. Agar dapat meneruskan dan menyelesaikan sesuatu usaha dengan baik, diperlukannya sikap menghargai yang tinggi dari luar.

6. Disiplin yang tak teratur atau yang bertentangan Sikap anak terhadap nilai dan normapun menjadi tidak teratur. Kurang tetap dalam menghadapi berbagai persoalan didorong kesana kemari antara berbagai nilai yang bertentangan.

7. Masa remaja
Masa remaja dikenal sebagai masa mengkhawatirkan dalam perkembangan kepribadian, sebagai masa “badai dan stres”. Dalam masa ini individu menghadapi pertumbuhan yang cepat, perubahan-perubahan fisik dan kematangan sexual. Pada waktu yang sama status sosialnya juga mengalami perubahan, bila dahulu ia sangat tergantung kepada orangtuanya atau orang lain, sekarang ia harus belajar berdiri sendiri dan bertanggung jawab yang membawa masalah : pernikahan, pekerjaan dan status sosial umum. Kebebasan yang lebih besar membawa tanggung jawab yang lebih besar pula. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan bahwa ia harus mengubah konsep tentang diri sendiri. Tidak jarang terjadi “krisis identitas” (Erikson, 1950).

Ia harus memantapkan dirinya sebagai seorang individu yang berkepribadian lepas dari keluarganya, ia harus menyelesaikan masalah pendidikan, pernikahan dan kehidupan dalam masyarakat. Bila ia tidak dibekali dengan pegangan hidup yang kuat, maka ia akan mengalami “difusi identitas”, yaitu ia bingung tentang “siapa sebenarnya dia” dan “untuk apa dia hidup ”. Sindroma ini disebut juga “anomi”, remaja merasa terombang ambing, terapung-apung dalam hidup ini tanpa tujuan tertentu. Banyak remaja sebenarnya tidak memberontak, akan tetapi hanya sekedar sedang mencari arti dirinya sendiri serta pegangan hidup yang berarti bagi mereka.

Hal “badai dan stres” bagi kaum remaja ini sebagian besar berakar pada struktur sosial suatu masyarakat. Ada masyarakat yang membantu para remaja ini dengan adat-istiadatnya sehingga masa remaja dilalui tanpa gangguan emosional yang berarti. Kebanyakan kebutuhan kita hanya dapat diperoleh melalui hubungan dengan orang-orang lain. Jadi cara kita berhubungan dengan orang lain sangat mempengaruhi kepuasan hidup kita. Kegagalan untuk mengadakan hubungan antar manusia yang baik mungkin berasal dari dan mengakibatkan juga kekurang partisipasi dalam kelompok dan kekurangan identifikasi dengan kelompok dan konformitas (persesuaian) yang berlebihan dengan norma-norma kelompok (seperti dalam “gang” atau perkumpulan-perkumpulan rahasia para remaja). Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kemampuan utama dalam hidup dan dalam menyesuaikan diri memerlukan “penerapan” tentang beberapa masalah utama dalam hidup, seperti pernikahan, peran sebagai orang tua, pekerjaan dan hari tua. Di samping kemampuan umum ini dalam bidang fisik, emosional, sosial dan intelektual, kita memerlukan persiapan menghadapi masalah. Masalah yang mungkin akan dihadapi dalam berbagai masa kehidupan kita.

8. Faktor sosiologik dalam perkembangan yang salah
Alfin Toffler mengemukakan bahwa yang paling berbahaya di zaman modern, di negara-negara dengan “super-industrialisasi”, ialah kecepatan perubahan dan pergantian yang makin cepat dalam hal “sementara” (“transience”), “pembaruan” (“novelty”) dan “keanekaragaman” (“diversity”). Dengan demikian individu menerima rangsangan yang berlebihan sehingga kemungkinan terjadinya kekacuan mental lebih besar. Karena hal ini lebih besar kemungkinannya dalam masa depan, maka dinamakannya “shok masa depan” (“future shock”).

Telah diketahui bahwa seseorang yang mendadak berada di tengah-tengah kebudayaan asing dapat mengalami gangguan jiwa karena pengaruh kebudayaan ini yang serba baru dan asing baginya. Hal ini dinamakan “shock kebudayaan” (“culture shock”). Seperti seorang individu, suatu masyarakat secara keseluruhan dapat juga berkembang ke arah yang tidak baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik (umpamanya daerah yang dahulu subur berubah menjadi tandus) ataupun oleh keadaan sosial masyarakat itu sendiri (umpanya negara dengan pimpinan diktatorial, diskriminasi rasial. Religius yang hebat, ketidakadilan sosial, dan sebagainya). Hal-hal ini merendahkan daya tahan frustasi seluruh masyarakat (kelompok) dan menciptakan suasana sosial yang tidak baik sehingga para anggotanya secara perorangan dapat menjurus ke gangguan mental. Faktor-faktor sosiokultural membentuk, baik macam sikap individu dan jenis reaksi yang dikembangkannya, maupun jenis stres yang dihadapinya.


FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA

Sampai saat ini belum diketahui penyebab (etiologi) yang pasti yang menyebabkan seseorang Menderita skizofrenia, Beberapa factor yang diduga menjadi penyebab sikozofrenia antara lain :
1. Faktor genetik;
2. Virus;
3. Auto antibody;
4. Malnutrisi.

Genetik
Dari sebuah penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :
(1) Studi terhadap keluarga menyebutkan pada orang tua 5,6%, saudara kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan penduduk secara keseluruhan 0,9%.
(2) Studi terhadap orang kembar (twin) menyebutkan pada kembar identik 59,20%; sedangkan kembar fraternal 15,2%.

Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran bagi timbulnya skizofrenia kelak dikemudian hari. Gangguan ini muncul, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal. Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal, skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yang disebut epigenetik faktor.

Skizofrenia muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen dengan :
(a) Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin;
(b) Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan;
(c) Komplikasi kandungan; dan
(d) Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.

Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah mempunyai faktor epigenetik tersebut, bila mengalami stresor psikososial dalam kehidupannya, maka risikonya lebih besar untuk menderita skizofrenia dari pada orang yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.

Penyebab Umum Gangguan jiwa
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.

Perkiraan jumlah penderita beberapa jenis gangguan jiwa yang ada dalam satu tahun di Indonesia.
Psikosa fungsional 520.000
Sindroma otak organik akut 65.000
Sindroma otak organik menahun 130.000
Retradasi mental 2.600.000
Nerosa 6.500.000
Psikosomatik 6.500.000
Gangguan kepribadian 1.300.000
Ketergantungan obat 1.000

Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di fisik (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan fisik ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya tahan fisiknya mengalami penurunan sehingga mengalami penyakit fisik.

Sebaliknya seorang dengan penyakit fisik misalkan kanker yang melemahkan, maka secara psikologisnya juga akan menurun sehingga kemungkinan mengalami depresi. Penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa. Contoh lain adalah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena kelahiran, peradangan dan sebagainya) kemudian menjadi hiperkinetik dan sukar diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
  • Neuroanatomi
  • Neurofisiologi
  • neurokimia
  • tingkat kematangan dan perkembangan organik
  • faktor-faktor pre dan peri - natal
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
  • Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan)
  • Peranan ayah
  • Persaingan antara saudara kandung
  • inteligensi
  • hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
  • kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
  • Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentu
  • Keterampilan, bakat dan kreativitas
  • Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
  • Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
  • Kestabilan keluarga
  • Pola mengasuh anak
  • Tingkat ekonomi
  • Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
  • Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai
  • Pengaruh rasial dan keagamaan
  • Nilai-nilai

NOTES :
lihat bagaimana orang yang baik - baik saja menjadi marah dengan sangat cepat.


RESPON CEMAS DAN

Definisi
Cemas adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang
Cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan
Cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya

Tingkatan cemas (ansietas) menurut Peplau (1963)
Ansietas ringan b.d ketegangan dlm kehidupan sehari-hari, dpt memotivasi belajar/kreatifitas
Ansietas sedang : memusatkan pada hal yg penting & mengesampingkan yg lain
Ansietas berat : lapang persepsi mulai menyempit
Panik : b.d terperangah, ketakutan & teror

Rentang respon ansietas
Respon adaptif Respon maladaptif


Antisipasi ringan sedang berat panik

Faktor predisposisi
Psikoanalitik (Freud, 1969)
konflik emosional yg terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego
Interpersonal (Sullivan, 1953)
Perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan & penolakan interpersonal
Perilaku
Produk frustasi yg dpt mengganggu kemampuan sso utk mencapai tujuan yg diinginkan
Kajian keluarga
Hal yg biasa ditemui dalam suatu keluarga
Kajian biologis
Otak mengandung reseptor khusus utk benzodiazepin. Reseptor ini membantu mengatur ansietas.

Stressor pencetus
Ancaman terhadap
Integritas sso
ketidakmampuan fisiologis yg akan datang atau menurunnya kapasitas utk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Sistem diri sso
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial

Respon fisiologis terhadap ansietas
Sistem tubuh
Kardiovaskuler
palpitasi, jantung berdebar, TD , rasa mau pingsan, TD , nadi
Pernapasan
napas cepat, napas pendek, tekanan pd dada, napas dangkal, tercekik, terengah-engah
Traktus urinarius
tidak dapat menahan kencing, sering berkemih,
Neuromuskular
refleks , reaksi kejutan, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum
Gastrointestinal
nafsu makan <, mual, diare Kulit
wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal, rasa panas & dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh

Respon perilaku, kognitif & afektif
Sistem
Perilaku
gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, MD, lari dr masalah
Afektif
mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, takut, gugup, gelisah
Kognitif
perhatian terganggu, pelupa, salah dlm memberikan penilaian, hambatan berpikir, lapang persepsi , kreativitas bingung, sgt waspada, takut kehilangan kontrol, takut pd gambaran visual, takut cidera atau kematian

Sumber koping
Antonovsky (1980)
seseorang tetap sehat dan memiliki koping yang adekuat terhadap stress karena mereka memiliki generelized resistance resources (GRRs)
  • Physical and biochemical
  • Artifactual and material
  • Cognitif
  • Emotional
  • Valuative and attitudinal
  • Interpersonal-relational
  • Macrosociocultural

Mekanisme koping
Ansietas tingkat ringan biasanya ditanggulangi tanpa pemikiran yg serius
Ansietas tingkat sedang dan berat ada dua jenis koping yaitu :
- reaksi yg berorientasi pada tugas
* perilaku menyerang
* menarik diri
* kompromi
-
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme koping
represi
lebih cenderung memperkuat mekanisme egonya
supresi
Menekan hal atau pikiran yg tidak menyenangkan. Bisa mengarah ke represi
disosiasi
pemisahan dari setiap kelompok mental dari seluruh kesadaran atau identitas
identifikasi
proses utk mencoba menjadi orang yg dikagumi
introyeksi
menyatukan nilai & opini org lain ke ego-nya sendiri
proyeksi
mengkaitkan pikiran atau impuls dirinya kepada org lain
mengingkari
menghindari realitas ketidaksetujuan dgn mengabaikan aatu menolak utk mengenalinya
fantasi
simbol kepuasan thd pikiran yg tdk rasional
Rasionalisasi
memberikan penjelasan yg rasional
Reaksi formasi
pembentukan sikap & perilaku berlawanan dgn yg dirasakan
Mengalihkan
mengalihkan emosi yg seharusnya diarahkan pd org atau benda ttt ke benda yg tdk membahayakan
Intelektualisasi
alasan atau logika yg berlebihan
Spliting
memandang org sbg “semuanya buruk atau semuanya baik”
sublimasi
penerimaan tujuan pengganti yg diterima secara sosial
undoing
meniadakan yg sudah terjadi

Kriteria serangan panik
  • Palpitasi
  • Berkeringat
  • Gemetar atau goyah
  • Sesak napas
  • Merasa tersedak
  • Nyeri dada
  • Mual dan distress abdomen
  • Pening
  • Derealisasi atau depersonalisasi
  • Ketakutan kehilangan kendali diri
  • Ketakutan mati
  • parestesia

Kriteria obsesif
  • Pikiran, impuls, atau bayangan berulang dan menetap dialami pada suatu waktu
  • Tidak sekedar khawatir yg berlebihan
  • Mengabaikan atau menekan pikiran-2
  • Individu mengenali bahwa pikiran obsesi, impuls, atau bayangan mrpk hasil dari pikirannya sendiri

Kriteria kompulsi
  • Perilaku berulang atau aksi mental shg individu merasa terdorong utk melakukan respon thd obsesi
  • Ditujukan pada pencegahan atau penurunan distres atau pencegahan beberapa peristiwa atau situasi yg berurutan
NOTES :
Lihat gambaran bagaimana reaksi seseorang ketika mengalami kecemasan.

Minggu, 22 Februari 2009

LIMA TAHAP KEMAPANAN FINANSIAL

Menurut Anthony Robin ada 5 tahap yang harus dilalui utuk bisa keluar dari masalah keuangan dan mencapai kemapanan finansial. Hal ini dilakukan secara bertahap dan dilakukan sesuai dengan taraf kemampuan setiap tahap, jika mampu melakukan alokasi asset dengan baik dan disiplin maka tahap – tahap tersebut akan dilewati dengan cepat, kayuhan pertama seorang pengendara sepeda adalah berat tetapi setelah semua berjalan, maka akan terasa lebih ringan. Dibawah ini adalah 5 tahap tersebut. Dengan sumber passive income dari deposito, padahal masih banyak sumber passive income yang lain yang mampu memberikan pemasukan lebih banyak dan lebih cepat dari Deposito, tetapi sebagai landasan dasar untuk mencapai kemapanan finansial maka pelajaran sederhana ini bisa sebagai pengetahuan dasar.

1. Finansial protection : passive income cukup untuk membiayai 25 % gaya hidup kita, passive income mampu digunakan untuk menutup beberapa pengeluaran yang biasa atau rutin menjadi pengeluaran bulanan, sedangkan biaya yang lain diambil dari earned income atau uang hasil keringat (contoh listrik 900 watt adalah Rp. 50.000 perbulan, telepon Rp. 50.000 perbulan) jika bunga deposito adalah 10 % maka uang pokoknya adalah Rp. 12.000.000. dengan begitu maka kita bisa menyisihkan 20 % dari earned income untuk masuk ke alokasi asset, alokasi asset ini kelak akan kita tambahkan ke modal pokok deposito sehingga kita akan lebih cepat keluar dari belenggu finansial. Yang 5 % bisa kita kumpulkan selama 5 bulan kemudian kita gunakan untuk bersanang – senang.

2. Finansial security : passive income cukup untuk membiayai 50 % gaya hidup kita, selain untuk membiayai pengeluaran rutin bulanan, passive income juga bisa untuk membeli baju, dll) jika pengeluaran kita perbulan adalah 2 juta maka hasil dari passive income adalah 1 juta dengan bunga deposito 10 % maka uang pokok adalah Rp. 120.000.000. ada 50 % earned income yang bisa kita alokasikan ke asset, 40 % kita alokasikan ke asset dan 10 % kita alokasikan ke tabungan khusus untuk bersenang – senang.

3. Finansial independence : passive income cukup untuk membiayai 75 % gaya hidup kita, penghasilan dari passive income sekitar 1,5 juta perbulan sehingga total pokok yang harus kita miliki dengan bunga deposito 10 % adalah Rp. 180.000.000, kita memiliki 60 % dana earned income yang bisa kita gunakan untuk alokasi asset dan yang 15 % kita kumpulkan untuk bersenang – senang.

4. Financial freedom : passive income mampu membiayai 100 % gaya hidup kita, jika kebutuhan kita sesuai dengan gaya hidup adalah 2 juta perbulan maka uang pokok deposito yang kita miliki dengan bunga deposito 10 % adalah Rp. 240.000.000 , karena kita sudah sama sekali tidak terikat dengan earned income maka 75 % earned income bisa dimasukkan ke dalam alokasi asset dan yang 25 % untuk bersenang – senang.

5. Absolute financial freedom : gaya hidup kita ditambah dengan keinginan memiliki barang mewah, keinginan untuk melakukan pesiar ke luar negeri, menginap di hotel berbintang, melakukan pembelian kondominium, membeli IPO saham dan melakukan investasi secara besar – besaran tanpa mengeluarkan sepeserpun uang dari earned income. Karena secara finansial kita sudah bebas maka uang earned income 10 % kita sumbangkan ke orang lain, 25 % untuk kesenangan pribadi dan yang sisanya untuk alokasi asset.

Semua ini akan terasa berat diawal karena membutuhkan kedisiplinan dan kebulatan tekad untuk mengawali, tapi jika alokasi sudah berjalan, seperti yang dipaparkan oleh Tung Desem Waringin maka betapa dahsyatnya kekuatan positiv yang kita miliki, kita hanya mengayuh lebih cepat agar segera keluar dari jeratan belenggu finansial. Jika kita bisa keluar dari belenggu tersebut maka kita akan melihat dunia dari sudut yang berbeda.

Kata-Kata Mutiara dari Tokoh Dunia

. Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu.
( Benjamin Franklin )

. Orang yang bahagia bukanlah orang pada lingkungan tertentu, melainkan orang dengan sikap-sikap tertentu.
( Hugh Downs )

. Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi.
( Jawaharlal Nehru )

. Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.
( Confusius )

. Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik- baiknya dan berbahagia pada hari ini.
(Samuel Taylor Coleridge )

. Kesalahan terbesar yang bisa dibuat oleh manusia di dalam kehidupannya adalah terus-menerus mempunyai rasa takut bahwa mereka akan membuat kesalahan.
( Elbert Hubbard )

. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
( Confusius )

. Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.
( Alexander Pope )

. Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
( Kahlil Gibran )

. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
( Andrew Jackson )

. Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.
( Schopenhauer )

. Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan
( D Farhan Aulawi ).


BAGAIMANA BERFIKIR KRITIS

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery & Potter,2005).

Supaya bisa berfikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian yang terintegrasi tentang kemampuan dan sikap berfikir, berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan, dengan cermat menggali situasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan relevan, berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan yang berguna, mendiskusikan ide kedalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide dengan orang lain. Sebagai seorang profesional berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar.

Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain. Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar

Komponen Berfikir Kritis

Dasar Pengetahuan khusus
Komponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus seorang profesional. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi yang dijalani dan pendidikan tambahan yang harus dicari maupun ditempuh.

Pengalaman
Pengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan . seorang professional harus mengetahui bahwa pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan kerja, kualitas keunikan yang ada. Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang digunakan profesional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri.

Kompetensi berfikir kritis dibagi menjadi 3
a. Kompetensi Umum
b. Kompetensi Khusus dalam situasi kerja
c. Kompetensi khusus dalam keprofesionalan

Sikap
Sikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan.

Tanggung gugat
Tanggung gugat adalah kesiapan seorang profesional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas nama pekerjaan terhadap segala sesuatu tindakanya atau keputusannya.

Berfikir mandiri
Berfikir Mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang profesional akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.

Mengambil Resiko
Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung fakta dan bukti yang kuat.

Kerendahan Hati
Penting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.

Integritas
Integritas pribadi membangun ras percaya diri , seorang profesional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinanya.

Ketekunan
Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme , Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dari profesinya .

Kreatif
Kreatifitas mencakup berfikir original, hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal.
Komponen standar dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional. (Paul, 1993).



Kamis, 19 Februari 2009

MENGENAL TERAPI KOGNITIF

Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting lainnya.

Secara umum, tujuan dari terapi kognitif adalah :
  1. Meningkatkan aktivitas
  2. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan
  3. Meningkatkan kepuasan
  4. Meningkatkan kemampuan social
Ahli terapi kognitif percaya bahwa respon maladaptive berasal dari distorsi kognitif, yang berasal dari kesalahan logika, kesalahan mencari alasan atau pandangan individu yang tidak menggambarkan realitas. Macam – macam distorsi kognitif antara lain :

  1. Pikiran “ segalanya atau tidak sama sekali “ : anda melihat segala sesuatu dengan kategori hitam putih. Jika prestasi anda kurang dari sempurna maka anda memandang diri anda sebagai orang yang gagal total
  2. Over generalisasi : anda memandang suatu peristiwa yang negative sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir
  3. Filter mental : anda menemukan sebuah hal kecil yang negative dan terus memikirkannya sehingga pandangan anda tentang realita menjadi gelap, seperti tetesan tinta yang mengeruhkan seluruh air dalam gelas.
  4. Mendiskualifikasi yang positif : anda menolak pengalaman pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu bukan apa – apa dengan cara ini anda dapat mempertahankan suatu keyakinan negative yang bertentangan dengan pengalaman – pengalaman anda sehari – hari
  5. Loncatan kesimpulan – kesimpulan, anda membuat sebuah penafsiran negative walaupun tidak ada fakta yang jelas mendukung kesimpulan anda :
  6. Membaca pikiran : dengan sewenang – wenang anda menyimpulkan bahwa seseorang sedang berreaksi negative terhadap anda dan anda tidak mau bersusah payah mengeceknya.
  7. Kesalahan peramal : anda mengharapkan segala sesuatu akan berubah menjadi sangat buruk dan anda merasa yakin bahwa ramalan anda tersebut sudah merupakan suatu fakta yang pasti
  8. Pembesaran (pembencanaan) atau pengecilan : anda melebih – lebihkan pentingnya suatu hal (misalnya kesalahan anda atau kesuksesan orang lain atau dengan tidak tepat mengerutkan segala sesuatu sehingga menjadi sangat kecil (sifat anda yang baik atau cacad orang lain) ini disebut permainan teropong.
  9. Penalaran emosional : anda menganggap bahwa emosi – emosi anda yang negative mencerminkan bagaimana sebenarnya realita : “ saya merasa begitu, maka pastilah saya begitu.”
  10. Pernyataan harus : anda mencoba menggerakkan diri anda sendiri dengan harus serta seharusnya tidak seolah – olah anda harus dicambuk dan dihukum sebelum dapat diharapkan melakukan apapun. Perkataan “ mestinya “ juga merupakan penyerang diri anda, konsekuensi emosionalnya adalah rasa bersalah. Bila anda mengarahkan pernyataan “ harus “ tersebut kepada orang lain, maka anda akan merasakan amarah, frustasi dan kejengkelan.
  11. Memberi cap dan salah memberi cap : suatu bentuk ekstrim dari overgeneralisasi yang anda lakukan bukannya menguraikan kesalahan anda tetapi malah memberikan sebuah cap negative pada diri anda sendiri “ saya memang seorang yang sial “ jika perilaku orang lain menyinggung perasaan anda, maka anda menempelkan seluruh cap negative kepadanya “ saya memang seorang yang bodoh”. Salah memberi cap berarti menggambarkan suatu peristiwa dengan bahasa yang sangat dipengaruhi emosi.
  12. Personalisasi. Anda memandang diri anda sendiri sebagai penyebab dari suatu peristiwa eksternal yang negative, yang dalam kenyataannya sebenarnya bukanlah anda yang pertama – tama harus bertanggungjawab terhadap hal tersebut.
Strategi penanganan perilaku kognitif
  1. Menurunkan cemas
  2. Tehnik relaksasi
  3. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon perilaku.
  4. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkanperilaku yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan cemas.
  5. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas (tidak dilakukan secara berangsur – angsur) dengan menggunakan bayangan/imajinasi
  6. Pencegahan respon . Klien, klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan.
Restrukturisasi kognitif
  1. Memonitor pikiran dan perasaan (menggunakan format tertentu /daily record of dysfunction thoughts form) : pertanyaannya adalah fakta dan interpretasi fakta tersebut.
  2. Memeriksa alternative, alternative dieksplorasi berdasarkan kekuatan dan sumber koping pasien.
  3. Decatastrophizing. Disebut juga teknik “ bagaimana jika” akan menolong pasien untuk mengevaluasi situasi yang ada. Pertanyaan perawat biasanya “ apa hal yang akan terburuk yang akan terjadi?” bagaimana orang lain mengatasi situasi seperti itu?”
  4. Reframing . adalah strategi yang memodifikasi atau merubah persepsi pasien dari situasi atau perilaku yang ada dengan melihat dari perspektif yang berbeda.
  5. Berhenti berfikir. Teknik ini sangat baik digunakan pada saat disfungsi pemikiran mulai muncul. Pertama kali saat pasien mengidentifikasi pikiran tentang masalah dan membicarakan masalah (melalui imajinasi) perawatan akan berkata STOP setelah itu klien perlu melatih hal ini sendiri.
Mempelajari perilaku baru
  1. Modelling. Klien memeriksa model perilaku yang dapat ditiru
  2. Shaping. Membentuk perilaku dengan cara melihat, menunggu dan memberikan reinforcement pada klien apabila melakukan perilaku yang diinginkan.
  3. Token economy merupakan suatu bentuk reinforcement positif dengan memberikan hadiah misalnya waktu bebas, boleh keluar unit perawatan, permainan atau permen terhadap klien yang melakukan perilaku yang diharapkan.
  4. Latihan kemampuan social. Teknik ini berdasarkan pada kepercayaan bahwa kemampuan dapat dipelajari dan dapat diajarkan, prinsip latihan ini adalah :
  • Petunjuk (gambaran tingkah laku baru yang akan dipelajari)
  • Demonstrasi (memberikan contoh)
  • Praktek
  • Umpan Balik, Setelah klien mampu melakukan perilaku baru kemudian perilaku tersebut ditransfer pada lingkungan sebenarnya.
  1. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
  2. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
  3. Contingency therapy. Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
NOTES :

Silahkan diterapi salah satu korban perilaku kekerasan dibawah ini :

Rabu, 18 Februari 2009

PENYIMPANGAN SEKSUAL, GANGGUAN JIWA?

Apakah orang yang melakukan penyimpangan seksual dianggap mengalami gangguan jiwa? apakah orang yang mencintai sejenis disebut dengan orang gangguan jiwa? jawabannya bisa relatif. Kriteria gangguan jiwa cenderung berhubungan dengan kegagalan mekanisme koping untuk menangani stressor, stressor yang besar dan membuat beberapa orang gagal mengantisipasi sehingga muncul beberapa perilaku yang tidak sesuai karena persepsi dan juga pemikirannya sudah tidak mampu menemukan jalan keluar dari masalah yang telah menimpanya.

Sebut saja namanya A pria berusia 28 tahun, menyukai sesama jenis karena ketika kecil dia pernah mendapatkan sebuah perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seniornya di sebuah asrama sekolah, perbuatan tidak menyenangkan tersebut dilakukan secara berulang - ulang, tadinya si A ini merasa risih dengan apa yang dialaminya, tetapi lama kelamaan muncul sebuah persepsi aneh terhadap perbuatan tersebut, hal yang tadinya dia anggap menjijikkan tersebut lama kelamaan justru membuat dia semakin penasaran dengan hubungan sesama jenis.

Sekarang A ini sudah menikah dengan seorang wanita, memiliki anak 2 dengan perilaku seksual yang bisa dikatakan normal, meskipun pernah sempat menikmati sebuah perilaku menyimpang tetapi perubahan persepsi terhadap stressor atau stimulus tersebut membuatnya menemukan kembali konsep dirinya. Apakah orang dengan penyimpangan seksual mengalami gangguan jiwa? secara konsep diri mereka bisa dikatakan memiliki gangguan peran, tetapi secara gambaran diri, mereka bisa mengalami gangguan gambaran diri atau kerancuan identitas.

Kesimpulan dari posting ini, konsep diri pada orang dengan penyimpangan seksual bisa disebut buruk, jika buruknya konsep diri ini mengganggu orang lain dan lingkungan maka bisakah mereka disebut gangguan jiwa? coba lah anda analisa menurut pemikiran anda.

Selasa, 17 Februari 2009

PENGEN DOWLOAD EBOOK GRATIS

Pengen nonton film tapi belum tahu jalan cerita film yang belum di tonton tersebut, pengen mencari review tapi terlalu menguras jam akses, download ebook ini jika ingin mendapatkan tentang review film, bisa dijadikan panduan sebelum melihat tayangan filmnya di televisi maupun meminjam CD di rental, buat hiburan ketika sedang liburan.


Bingung gaji selalu habis di tengah bulan, berusaha mencari tambahan penghasilan malah ketipu kesana kemari, mengapa tidak mencoba membaca ebook tentang perencanaan keuangan dari safir Senduk ini?


Hidup terasa membosankan, pengen mencari teman tapi kok gak ada temen, punya banyak masalah yang terasa menggumpal di dada, mengapa tidak mendownload ebook dari Andrie Wongso saja sebagai teman dalam kesendirian dan teman dalam kesepian.


Lanjutan dari ebook diatas yang juga layak baca


kisah kepahlawanan seorang pemimpin besar Umar Bin Khatab dalam mengendalikan diri dari godaan duniawi, sebuah kisah yang layak dibaca dengan penuh penghayatan.

Ingin bangkit dari keterpurukan dan rasa kalah dalam kehidupan? ebook ini layak dibaca!

Kesulitan dalam melakukan komunikasi, kenali kendala dan cara mengatasinya, sehingga komunikasi lebih efektif dan punya dampak baik.


Kata - kata inspiratif Mario Teguh yang sering mengisi acara Golden Ways diMetro TV

Minggu, 15 Februari 2009

KEKERASAN PADA LANSIA

PENGERTIAN
Tindakan yang disengaja atau kelalaian terhadap lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga atau luka fisik, psikologis oleh orang lain yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan, nutrisi, pakaian, pengawasan, pelayanan medis,rehabilitasi dan perlindungan yang dibutuhkan.

BENTUK
  • Fisik
  • Psikologis
  • Pengabaian fisik
  • Pengabaian psikologis
  • Eksploitasi harta
  • Pelanggaran HAM
  • Pengabaian diri sendiri

PENYEBAB
  • Stress
  • Lingkungan yang kurang kondusif
  • Harapan yang besar
  • Faktor finansial
  • Kedekatan keluarga
  • Cara pandang hidup dari pengasuh
  • Riwayat personal dan mental
  • Riwayat pemakaian obat – obatan atau alkohol
  • Pengetahuan keluarga
  • Gender/jenis kelamin

ABUSE DAN NEGLECT
Abuse : suatu tindakan kekerasan yang disengaja seperti kekerasan fisik, mental dan psikologi serta jenis penyiksaan lainnya yang tidak dibenarkan

Neglect : suatu keadaan dimana lansia yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri tidak mendapatkan bantuan dari keluarga maupun caregiver

AKIBAT
  • Penyesalan
  • Bunuh diri
  • Gangguan jiwa atau depresi
  • Malnutrisi
  • Maltreatment
  • Terluka
  • Kondisi patologis
  • Dehidrasi

TINDAKAN - TINDAKAN
Primer : pendekatan kepada komunitas/lingkungan pemberian support pada lansia, memperkuat koping individu dan keluarga, pola sehat lingkungan, melihat tanda – tanda resiko tinggi

Sekunder : diskusi, komunikasi yang efektif dengan keluarga

Tersier : tidak mentoleransi kekerasan, menghargai dan perduli pada anggota keluarga memprioritaskan kepada keamanan, tulus secara utuh dan pendayagunaan

PENGKAJIAN
  • Memperlihatkan rasa takut yang berlebihan terhadap caregiver
  • Malnutrisi
  • Ada tanda memar di rahang, bokong atau lengan atas, ada bekas luka bakar atau luka tekan
  • Lansia tampak seperti tidak terawat
  • Ditemukan bekas luka memar dengan tingkat kesembuhan yang berbeda
  • Kurang perhatian pada kesehatan/pengobatan
  • Lansia mengatakan tidak diperhatikan
  • Selalu keluar masuk rumah sakit dengan keluhan yang tidak jelas

INTERVENSI
  • Bina hubungan saling percaya
  • Observasi adanya tanda – tanda memar, luka bakar atau injury lainnya yang tidak jelas
  • Catat jenis luka
  • Identifikasi alternatif support sistem lansia
  • Observasi keharmonisan hubungan antar anggota keluarga
  • Catat adanya malnutrisi, perawatan tidak adekuat
  • Laporkan pada dokter atau yayasan sosial jika diperlukan
  • Meningkatkan hubungan saling percaya dengan lansia
  • Bicara dengan korban dan pelaku secara terpisah
  • Amati kemampuan pelaku untuk bertindak
  • Pindahkan klien ke tempat yang aman dan terkontrol
  • Kaji lebih dalam tentang cara – cara lansia untuk bisa lebih mandiri
  • Kaji adanya status mental pada lansia agar tidak ada kesalahan tuduhan
  • Akui kemampuan positif dari caregiver
  • Kaji tingkat stress caregiver
  • Kaji penggunaan alkohol terhadap penanganan stress
  • Dukung ekspresi perasaan khususnya marah dan permusuhan
  • Gali tehnik penurunan tingkat stress
  • Sarankan untuk mengatur situasi yang dapat meningkatkan stress



GAYA HIDUP DAN POTENSI GANGGUAN JIWA

Pernahkah anda merasa hidup dengan tidak menjadi diri sendiri? mencoba untuk menjadi orang lain, kisah nyata :

Seorang pemuda sebut saja namanya Ande, usia sekitar 30 tahunan, sudah menikah dan sudah dikaruniai seorang anak berusia sekitar 5 tahunan karena menikah pada usia muda, kakaknya yang pertama menikah dengan seorang bankir kaya, kakaknya yang kedua adalah seorang pengusaha dibidang material bangunan, dan kakaknya yang ketiga membuka usaha play station dan juga berdagang beberapa peralatan rumah tangga.

Dia bekerja sebagai supir di tempat usaha kakaknya, hal yang kemudian merusak hidupnya adalah kehidupan makmur kakaknya merangsang dia untuk mencoba bergaya hidup sama dengan kakak - kakaknya, dari cara berpakaian, handphone yang keluaran terbaru, kendaraan bermotor, bahkan terkadang untuk menutupi gaya hidupnya tersebut dia rela meminjam kendaraan bahkan mobil kakak atau temannya agar dia kelihatan kaya.

Sekilas kehidupannya normal - normal saja, tetapi sebenarnya apa yang terjadi dengan pemuda ini, dia mengalami kegagalan pembentukan konsep diri, dia masih belum mampu mengenal hirarki Maslow dengan sempurna, aktualisasi diri yang harus di topang kuatnya harga diri justru diloncati dengan sangat cepat, aktualisasi yang tidak sesuai dengan kenyataan ini mampu memaksanya dalam beberapa keadaan :
1. Menjadi kriminal agar mendapat uang dengan cepat.
2. Meminjam kepada temannya sejumlah uang untuk membiayai gaya glamournya.
3. Melakukan penipuan sejumlah uang sehingga memperkaya diri sendiri
4. Membuat cerita seolah - olah dia orang yang sukses dan kaya
5. Berusaha berkumpul dengan orang - orang yang kaya saja
6. Menjilat orang lain agar tujuannya tercapai

Hal yang paling buruk dapat terjadi adalah, dia mengalami gangguan jiwa ketika realita tidak seindah angannya, ketika dia harus menerima sebuah kenyataan, ketika ada orang yang mengetahui bahwa sebenarnya dia tidak kaya, guys..harta bukanlah kunci menuju kebahagiaan, harta adalah alat untuk bertahan hidup saja. Jika saja kita menyadari siapa kita, apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan maka hidup ini menjadi sangat indah dan sangat nyaman. Memiliki sebuah visi atau impian tidak harus membuat kita memaksakan sebuah hidup seperti di angan - angan, jika memang belum berhasil terima keadaan tersebut sebagai sebuah situasi nyata.

Jika ingin sehat secara jiwa maka kenali diri anda dan semua yang ada dalam pikiran anda, kontrol semua dengan hati nurani bukan dengan nafsu angkara murka, jika keinginan mengungguli orang lain terlanjur merasuki hati dan pikiran kita maka stress, cemas, HDR bahkan yang paling parah adalah resiko untuk mengalahkan pesaing dengan cara - cara yang tidak etis, untuk beberapa elit politik di negeri ini, dialog lah dengan diri sendiri dan jujurlah dengan diri sendiri apakah yang anda katakan, yang anda pikirkan dan anda lakukan semua sesuai dengan kebenara. Hanya anda yang mampu menjawab.






HALUSINASI ATAU INDRA KE ENAM

Pengertian

Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari luar(Maramis, 1998).
Penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993).
Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2001)

Jenis Halusinasi
Halusinasi pendengaran (70%)
Halusinasi penglihatan (20%)
Halusinasi penghidu
Halusinasi pengecapan
Halusinasi perabaan 10%
Halusinasi kinestetik
Halusinasi cenestetik

Untuk asuhan keperawatan halusinasi yang lengkap silahkan download di sini http://www.ziddu.com/download/3537469/ASKEPHALUSINASI.ppt.html

Contoh kasus

John Nash seorang pemenang nobel tahun 1994 adalah seorang penderita halusinasi, dalam halusinasinya John Nash merasa memiliki teman sekamar, memiliki seorang keponakan dan juga dia merasa terlibat dalam sebuah agenda militer, dalam pikiran John Nash dia merasa menemukan beberapa rumus ekonomi, dia di ajak ke markas tentara, dikejar - kejar para militer dan mobilnya ditembaki.

Dalam film tersebut digambarkan apa yang menyebabkan seseorang mengalami halusinasi, beberapa pakar fisiologi mengatakan karena gangguan neurotransmitter yang disebut dengan serotonin dan dopamin yang berperan dalam kejadian gangguan jiwa, bahkan secara genetis jika kedua orang tuanya mengalami gangguan jiwa maka berpeluang 35 %, dalam film Beautiful Mind disebutkan bahwa kesendirian, antisosial, jarang bergaul, sering berkhayal ikut mendukung kemunculan halusinasi, kalo halusinasi ini mengganggu maka pasien berpotensi melakukan perusakan terhadap benda - benda disekitarnya maupun mencederai orang lain.

Halusinasi muncul pada orang - orang yang menghindari kontak sosial, hidup di dunianya sendiri dan orang - orang yang mencoba mencari kenyamanan dalam sebuah alam non realistik yang sengaja diciptakan untuk membuatnya tetap hidup, bahkan jika dia sudah menyakini bahwa halusinasi tersebut adalah sebuah realita maka penyembuhannnya akan menjadi semakin lama, bahkan setelah terapi sekalipun halusinasi masih berpeluang muncul.

ASKEP GANGGUAN JIWA KRONIS

Didasari oleh 3 aspek:
  • Beratnya gangguan jiwa
  • Lama gangguan (lamanya dirawat di RS)
  • Tingkat kemandirian klien untuk berfungsi

Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa penting, karena:
  • Klg mrpk tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungan.
  • Keluarga sebagai suatu sistem
  • Yankeswa mrpk fasilitas untuk membantu klien dan klg mengembangkan kemampuan dalam mencegah terjadinya masalah, bukan tempat tinggal klien seumur hidup
  • Klg mrpk salah satu faktor kambuhnya gangguan jiwa, krn tidak tau bgmn cara merawat klien.

DAMPAK GANGGUAN JIWA KRONIS
  • ADL : Klien tidak mampu melakukan fungsi dasarnya secara mandiri.
  • Hubungan interpersonal : Apatis, MD, terisolasi dari teman dan klg, ketrampilan interpersonal minim
  • Sumber Koping : Isolasi sosial, kurangnya sistem pendukung, adanya g3 fungsi pada klien menyebabkan kurangnya kesempatan menggunakan sumber koping untuk mengatasi stres
  • Kebutuhan terapi yang lama
Disebut g3 jiwa kronis, jika:
  • Dirawat dalam 1 periode selama 6 bulan terus menerus dalam 5 tahun
  • 2 x/lebih dirawat di RS dalam 1 tahun
  • Faktor yang membuat klien diklg/masy adalah program aftercare
contoh :
HDR
Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangan, tidak berani mencapai sukses

Motivasi
Klien mempunyai pengalaman gagal yang berulang shg tidak dapat memenuhi harapannya sendiri maupun harapan teman, klg dan masyarakat
Situasi ini akan memperberat klien jika lingkungan mengucilkan klien

Kekuatan
Kemampuan, ketrampilan atau interes yang dimiliki dan pernah digunakan klien pada masa lalu

Faktor yang mempengaruhi kambuh
Klien dgn dx skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50 % pada tahun pertama, 70 % pada tahun kedua, dan 100 % pada tahun kelima.

Empat faktor yang menyebabkan klien kambuh dan perlu dirawat di RS:
Klien : Gagal minum obat
Dokter (pemberi resep) : Minum obat dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping tardive dyskinesia (gerakan yang tidak terkontrol)
Penanggung jawab klien
Perawat Puskesmas, mengkaji gejala kambuh yang diidentifikasi oleh klg dan klien.
Keluarga : Klg dgn ekspresi emosi yang tinggi mempercepat kekambuhan klien (9 bulan)

PERAN SERTA KLG DALAM PERAWATAN KLIEN G3 JIWA
Klg mrpk sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan klien.
Perawat membantu klg agar mampu melakukan 5 tugas kesehatan (Bailon &Maglaya, 1978)
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga
4. Menciptakan lingkungan klg yang sehat
5. Menggunakan sumber yang ada dalam masyarakat

PERAWATAN KLIEN DI RUMAH SAKIT
Rencana tindakan yang dilakukan selama klien dirawat
Perawat melakukan kontrak hubungan dengan klien dan keluarga (BHSP)

Persiapan pulang
  • Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
  • Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga
  • Melaksanakan rentang perawatan antara rumah sakit dan masyarakat
  • Menyelenggarakan proses pulang yang bertahap
Tindakan keperawatan dalam persiapan pulang :
Pendidikan
Program pulang bertahap : Melatih klien kembali ke keluarga dan masyrakat
Rujukan

PERAWATAN DI RUMAH
Perawat, klien dan keluarga bekerja sama untuk membantu proses adaptasi klien dimasyarakat
Perawat dan keluarga membuat kontrak untuk jadwal kunjungan rumah dan program aftercare.


HALUSINASI DALAM A BEAUTIFUL MIND

Tahukah anda bahwa John Forbes Nash Jr., peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 1994 adalah seorang penderita schizophrenia, kisah tentang keberhasilan seorang penderita schizofrenia memenangkan nobel ini kemudian di filmkan, film berjudul A Beatiful Mind yang menguak sedikit banyak tentang halusinasi, apa yang dialami oleh penderita halusinasi. Film yang dibintangi oleh Russell Crowe ini sangat layak mendapat acungan jempol, sosok John Nash dalam film ini digambarkan sebagai seorang pemuda yang tidak gaul sama sekali, karena anti sosial maka dia mengakui bahwa dia memiliki teman sekamar dan juga keponakan, kisah tentang John Nash ini mengundang banyak simpati banyak pihak. Bandingkan dengan di Indonesia, penderita schizophrenia malah tidak mendapatkan tempat. Padahal penyakit ini bisa disembuhkan. Schizophrenia merupakan penyakit otak yang sanggup merusak dan menghancurkan emosi. Selain karena faktor genetik, penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan tinggi di sekelilingnya.

Menurut psikolog Prof. Dr. Dadang Hawari, jumlah penderita schizophrenia di Indonesia adalah tiga sampai lima per 1000 penduduk. Mayoritas penderita berada di kota besar. Ini terkait dengan tingginya stress yang muncul di daerah perkotaan. Schizophrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes. Penyakit ini diyakini muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni salah satu sel kimia dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel saraf yang disebut neuron dan kimia yang disebut neurotransmitter. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, jenis neurotransmitter yang lain, juga berperan dalam menimbulkan gejala schizophrenia.

Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari schizophrenia dapat dipicu dari faktor genetik. Namun jika lingkungan sosial mendukung seseorang menjadi pribadi yang terbuka maka sebenarnya faktor genetika ini bisa diabaikan. ”Gejala schizophrenia bahkan bisa tidak muncul sama sekali, Namun jika kondisi lingkungan justru mendukung seseorang bersikap anti-sosial maka penyakit schizophrenia menemukan lahan suburnya.

Data tentang Schizofrenia dapat dilihat di www.schizophrenia.com. Menurut pusat penelitian schizofrenia tersebut penyakit ini memiliki landasan biologis dan tidak terkait dengan kesalahan pola asuh atau kelemahan kepribadian seseorang. Ada dua gejala yang menyertai schizophrenia yakni gejala negatif dan gejala positif. Gejala negatif berupa tindakan yang tidak membawa dampak merugikan bagi lingkungannya, seperti mengurung diri di kamar, melamun, menarik diri dari pergaulan, dan sebagainya. Sementara gejala positif adalah tindakan yang mulai membawa dampak bagi lingkungannya, seperti mengamuk dan berteriak-teriak. Dalam dua gejala ini, penderita mengalami gangguan berpikir dan sering memiliki khayalan serta halusinasi. Manifestasi dari khayalan ini adalah mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan. Halusinasi tersebut benar-benar dapat didengar, dilihat, bahkan dirasakan oleh si penderita. Seringkali halusinasi mengarahkan tindakan penderita, memperingatkan tentang suatu bahaya atau memberitahu dia apa yang harus dilakukan. Bahkan tak jarang si penderita asyik bercakap-cakap dengan para tokoh yang muncul dalam halusinasi ini. Menurut Dadang, halusinasi ini merupakan proyeksi dari pikirannya sendiri.

Film A Beatiful Mind menggambarkan dengan cukup bagus bagaimana John Nash berkomunikasi dengan tokoh-tokoh khayalannya seolah mereka benar-benar nyata. Ia bahkan meyakini dirinya terlibat dalam sebuah konspirasi militer tingkat tinggi. Para penderita schizophrenia sangat yakin bahwa apa yang ia dengar dan lihat juga didengar dan dilihat oleh lingkungan sekelilingnya. Keyakinan ini, menurut Dadang, kadang menjadi kendala bagi penyembuhannya. Karena jika si penderita masih meyakini halusinasinya maka ia tetap menganggap dirinya waras. Schizophrenia dapat menimpa siapa pun, terutama orang yang memiliki keturunan secara genetis. Episode kegilaan pertama umumnya terjadi pada akhir masa remaja dan awal masa dewasa. Pada anak yang kedua orang tuanya tidak menderita schizophrenia, kemungkinan terkena penyakit ini adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orang tuanya menderita schizophrenia, kemungkinan terkena adalah 13 persen. Dan jika kedua orang tua menderita schizophrenia maka risiko terkena adalah 35 persen. Data yang ditunjukkan pusat data schizophrenia AS, tiga perempat penderita schizophrenia berusia 16-25 tahun. Data ini memiliki kesamaan dengan pernyataan Dadang yang mengatakan bahwa schizophrenia di Indonesia umumnya menyerang remaja. Pada kelompok usia 16-25 tahun, schizophrenia mempengaruhi lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Pada kelompok usia 25-30 tahun, penyakit ini lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki.

Terapi
Sejak tahun 1950-an sudah ditemukan obat bagi penderita schizophrenia. Obat yang disebut neuroleptics ini mampu mengurangi gejala kegilaan yang muncul pada penderita schizophrenia. Kelemahannya obat schizophrenia versi lama hanya menyembuhkan gejala positif schizophrenia, seperti gampang mengamuk dan gemar berteriak-teriak. Sayangnya, obat tersebut tidak menyembuhkan gejala negatif schizophrenia. Penderita schizophrenia yang mengonsumsi obat versi lama masih sering tampak bengong dan gemar melamun.

Sementara obat schizophrenia versi baru, berhasil menyembuhkan gejala negatif sekaligus positif. Persoalannya, obat yang harus dikonsumsi satu kali sehari tersebut dijual dengan harga 50 ribu rupiah per bijinya. Padahal, penderita schizophrenia harus mengonsumsi obat tersebut antara tiga sampai enam bulan. Selain terapi obat, penderita schizophrenia juga mendapatkan terapi konsultasi. Melalui konsultasi, maka pasien bisa dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. Keluarga dan kawan merupakan pihak yang juga sangat berperan dalam membantu pasien bersosialisasi. Dalam kasus schizophrenia akut, pasien harus mendapat terapi khusus dari rumah sakit. Kalau perlu, ia harus tinggal di rumah sakit tersebut untuk beberapa lama sehingga dokter dapat melakukan kontrol dengan teratur dan memastikan keamanan penderita.

hal yang paling penting dalam penyembuhan pasien halusinasi, adalah dukungan dari keluarga penderita. Karena jika dukungan ini tidak diperoleh, bukan tidak mungkin para penderita mengalami halusinasi kembali. Sejumlah penderita schizophrenia juga sering kambuh meski telah menyelesaikan terapi selama enam bulan. Karena itu, agar halusinasi ini tidak muncul lagi, maka penderita harus terus menerus diajak berkomunikasi dengan realitas. peran Alicia Nash dalam penyembuhan suaminya layak menjadi sebuah contoh betapa seorang istri bisa berperan besar untuk suaminya, John Nash bisa berdiskusi asyik dengan para mahasiswa, ia telah membuktikan kepada dunia bahwa penderita schizophrenia bisa disembuhkan. Meski terkadang halusinasi itu masih sering melintas dalam penglihatannya, tapi dengan Support system yang sesuai dia berhasil mengabaikan halusinasi tersebut. (san)

NOTES :
Jika bencana yang terjadi seperti ini, kira - kira efek trauma seperti apa yang terjadi pada semua korban, mudahkah menghilangkan trauma mereka dengan trauma healing?

MATERI KULIAH JIWA I

Jumat, 13 Februari 2009

TERAPI PADA GANGGUAN JIWA

Terdiri atas:

1. Psikoterapi
2. Tx medikamentosa
3. Tx kerja
4. Tx rekreasi
5. Tx drama
6. Tx kejang listrik
7. Tx pembedahan


Psikoterapi = Tx Wawancara

1. Suportif = dukungan
2. Analitik = membongkar kondisi jiwa & mencari permasalahan

Tx Medikamentosa = Tx obat-obatan

1. Anti-psikotik
2. Anti-ansietas
3. Anti-depresan
4. Lain-lain

Anti-psikotik Gangguan Psikotik

Skizofrenia

1. Golongan Phenothiazine
2. Golongan Butirophenon
3. Golongan Diphenil butil piperidin
4. Golongan Benzamide
5. Golongan Dibenzodiazepine
6. Golongan Benzisoxazol


1 s/d 3 = tipikal (konvensional)

4 & 6 = atipikal

Anti-psikotik tipikal (konvensional)

Cirinya:

1. Mampu menghilangkan gejala (+)
2. Tdk mampu menghilangkan gejala (-)
3. Efek samping ekstrapiramidal, kuat.
4. Efek samping sedatif, kuat.
5. Relatif murah
6. Pasien kurang suka


Gejala (+): pasien, ada VS normal tdk ada

waham

halusinasi

Gejala (-): normal, ada VS pasien, menurun

penarikan diri

hendaya: pekerjaan

perawatan diri


Golongan Phenothiazine:

Chlorpromazine (CPZ)

Trifluoperazine (TPZ)

Perphenazine (PPZ)


Efek: anti psikotik

sedatif

Sediaan

CPZ : tab (25 mg & 100 mg) & injeksi

TPZ (5 mg) & PPZ (4 mg)


Golongan Butirophenon: Haloperidol (HLP)

Sediaan: tab (5 mg & 1,5 mg)

injeksi short acting: 5 mg/cc

long acting: 50 mg/cc

(2-4 minggu)


Perbedaan CPZ HLP

1. Efek anti-psikotik lemah kuat

2. Efek sedatif kuat lemah

3. Efek ekstra piramidal lemah kuat

4. Penggunaan gaduh tenang

Gelisah

sulit stupor

tidur


Golongan Diphenil butil piperidine :pimozide

Golongan Benzamide :Sulpiride

Golongan Dibenzodiazepine :Clozapine

Golongan Benzisoxazole :Risperidone


Anti-psikotik atipikal

Golongan

Sulpiride

Dibenzodiazepine & Benzisoxazole


Cirinya:

1. Mampu menghilangkan gejala (+) & (-)

2. Efek samping minimal

3. Relatif mahal


Efek samping injeksi yg dpt segera terjadi

1. Hipotensi orthostatik

2. Syok anafilaktik

3. Reaksi alergi


Efek samping jangka panjang anti-psikotik

oral :

1. Ekstra piramidal

2. Hormonal

3. Sistem pembentukan darah

4. Sistem pencernaan


Ekstrapiramidal

1. Parkinsonisme

2. Tardive diskinesia

3. Akatisia


Parkinsonisme

1. tremor

2. rigiditas

3. bradikinesia

diatasi dgn obat anti parkinson

tab: trihexyphenidil atau Inj S.A./im


Efek samping hormonal:

Wanita : galaktorrhoe,amenorrhoe

Pria: impotensi,ginekomastia


Efek samping sistem pembentukan darah:

1. agranulositosis

2. leukopenia

3. thromobositopenia

4. anemia

Efek samping sistem pencernaan:

- mulut kering

- lidah kaku

- diare

- kerusakan hepar ikterus


Obat anti cemas = anti ansietas

Golongan : benzodiazepine

non benzodiazepine

Benzodiazepine Contoh:diazepam

efek

- anti cemas - alprazolam

- sedatif - chlordiazepoxide

- pelemas otot - Lorazepam

- Clobazam


Diazepam

Injeksi digunakan untuk Gaduh gelisah

Pemakaian jangka panjang menyebabkanketergantungan

Obat anti-depresan

1. Golongan trisiklik

2. Golongan tetrasiklik

3. Golongan monoamine oksidase inhibitor

4. Golongan Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor


Golongan trisiklik

Amitriptylin: menghambat induksi jantung

Imipramin: mengatasi ngompol pd anak-anak


Tx kejang listrik

Electro Convulsive Therapy (ECT)

2 macam : - konvensional

- monitor (premedikasi)


Indikasi :

- gaduh gelisah

- konversi histeri

- manik

- depresi berat

- pasien resisten tx obat

- psikosis akut


Kontra indikasi

- absolut:

1. penyakit otak

2. penyakit jantung

3. penyakit paru : kaverne

4. penyakit tulang : patah tulang


- relatif:

1. kehamilan trimester I

2. penyakit paru nonkaverne

3. keadaan umum lemah


Persiapan ECT

1. Px fisik tanpa kontra indikasi

2. Puasa minimal 4 jam

3. BAK & BAB lebih dulu

4. Spatel lidah dari karet

5. Larutan garam fisiologis

6. Baju yg longgar

7. Asisten memegangi pasien


Efek samping ECT

1. Patah tulang vertebra

2. Luksasi mandibula

3. Apnoe memanjang

4. Aspirasi pneumonia

5. Kematian


ECT monitor

- Ada alat monitor

- Dimonitor: otak & jantung ; EEG & ECG

- Ke-2 organ: vital & sensitip arus listrik


ECT premedikasi sebelum ECT diberikan:

1.Sulfas atropin menurunkan lendir paru

2.Penthotal : anestesi

3.Suksinil koline : melemaskan otot (Bahayanya Suksinil koline dpt melumpuhkan otot pernafasan)


Manfaat

1. Kontra indikasi

2. Efek samping minimal

3. Pasien tdk takut rasa sakit

4. Rasa nyaman (+)


NOTES :
lihatlah video dibawah ini yang menceritakan tentang korban bullying yang nyaris depresi kemudian berlatih keras menjadi seorang violis terbaik atau pemain biola terbaik.

Kamis, 12 Februari 2009

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN JIWA

Menurut Data WHO disebutkan bahwa, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi. Faktor ekonomi ini, membuat seseorang menjadi rentan terhadap stress, cemas, ketergantungan pada zat psikoaktif serta berperilaku menyimpang. Kecenderungan untuk mengakhiri hidup ini muncul ketika koping mekanisme yang digunakan oleh seseorang gagal untuk menangani stressor atau tekanan yang menimpa seseorang. Ketika penghasilan yang sangat minim sementara tuntutan kebutuhan hidup justru melambung tinggi, orang bias kehilangan akal sehat dan mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang salah, ketika mereka sudah mencoba melakukan supresi atau memendam permasalahan ke alam bawah sadar, suatu saat pertahanan atau ego mechanisme defence mereka tidak kuat menahan akhirnya orang memilih suicide atau bunuh diri sebagai pilihan terakhir.

Bunuh diri muncul ketika seseorang sudah merasa bahwa stressor yang menimpa terlalu besar dan tidak mungkin di atasi, ditinggal pacar, kehilangan orang yang dicintai, keruntuhan saham, penurunan harga saham, kebakaran kios pasar, bahkan kematian binatang peliharaan saja mampu memicu orang depresi sampai akhirnya bunuh diri. Alkisah seorang pemelihara sapi membeli bunga jemani seharga 5 juta, bunga tersebut di taruh di halaman belakang, suatu ketika kambing tetangga memakan bunga tersebut, melihat bunga berharga mahalnya dimakan sapai, sang empunya bunga mengalami gangguan jiwa.

Himpitan ekonomi ditengah resesi global yang melanda dunia, begitu banyak perusahaan mem PHK karyawannya membuat beberapa orang mengalami gangguan jiwa, jika koping yang digunakan sudah gagal untuk membendung stressor maka bukan tidak mungkin bunuh diri menjadi sebuah pilihan, sekarang saatnya bagi kita berperan aktif menjadi pendengar, menjadi tempat curhat bagi orang – orang yang sedang tertimpa musibah atau masalah, mungkin dengan support system atau dukungan dari orang – orang terdekat, peluang untuk bunuh diri dapat ditekan seminimal mungkin.

APAKAH ANDA CEMAS?

Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihandari susunan saraf autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

ETIOLOGI

Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbic

DIAGNOSIS Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:

• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

GAMBARAN KLINIS

Ansietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi, palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing. Rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.Gejala utama dari depresi adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah:

• konsentrasi dan perhatian berkurang;

• harga diri dan kepercayaan diri berkurang;

• gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;

• pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;

• gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;

• tidur terganggu;

• nafsu makan berkurang.

Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala anxietas maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan lainnya. 3,4,6,7

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding gangguan campuran anxietas dan depresi hampir semua kondisi medis yang menyebabkan kecemasan. Mengingat keadaan cemas biasanya disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk diagnosis dibutuhkan penentuan kreteria yang tepat antara berat ringannya gejala, penyebab serta perlangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap. Pada gangguan cemas lainnya biasanya depresi adalah bentuk akhir bila penderita tidak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada cemas menyeluruh depresi biasanya bersifat sementara dan lebih ringan gejalanya dibanding anxietas, gangguan penyesuaian memiliki gejala yang jelas berkaitan erat dengan stres kehidupan.

TERAPI

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik, farmakoterapetik, dan pendekatan suportif. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat, terlepas dari apakah klinisi adalah seorang dokter psikiatrik, seorang dokter keluarga, atau spesialis lainnya.

Psikoterapi

Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan kecemasan umum adalah kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan. Data masih terbatas tentang manfaat relatif dari pendekatan-pendekatan tersebut, walaupun penelitian yang paling canggih telah dilakukan dengan teknik kognitif-perilaku, yang tampaknya memiliki kemanjuran jangka panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien yang dihipotesiskan, dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan dalam pendekatan kognitif dan perilaku adalah lebih efektif dibandingkan teknik tersebut jika digunakan sendiri-sendiri. Tetapi suportif menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien, walaupun manfaat jangka panjangnya adalah meragukan. Psikoterapi berorientasi-tilikan memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan untuk gangguan kecemasan umum dilaporkan pada banyak kasus anekdotal, tetapi tidak terdapat penelitian besar yang terkendali.

Sebagian besar pasien mengalami kekenduran keeemasan yang jelas jika diberikan kesempatan untuk membicarakan kesulitannya dengan dokter yang prihatin dan simpatik. Jika klinisi menemukan situasi eksternal yang menyebabkan kecemasan, klinisi mungkin mampu — sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya — untuk mengubah lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan. Penurunan gejala seringkali memungkinankan pasien untuk berfungsi secara efektif dalam pekerjaan dan hubungannya sehari-hari, yagn memberikan kesenangan dan pemuasan baru yang dengan sendirinya bersifat terapetik.

Pandangan psikoanalitik adalah bahwa dalam kasus tertentu kecemasan adalah suatu sinyal dari kekacauan bawah sadar yang memerlukan pemeriksaan. Kecemasan dapat normal, adaptif, maladaptif, terlalu kuat, atau terlalu iingan, tergantung pada keadaan. Kecemasan tampak dalam berbagai situasi selama peijalanan siklus hidup seseorang; pada banyak kasus, pengurangan gejala bukan merupakan tujuan tindakan yang paling tepat.

Bagi pasien yang secara psikologis bermaksud dan termotivasi untuk mengerti sumber kecemasannya, psikoterapi mungkin merupakan pengobatan terpilih. Tetapi psikodinamika bekerja dengan anggapan bahwa keeemasan mungkin meningkat pada pengobatan yang efektif. Tujuan pendekatan dinamika adalah untuk meningkatkan toleransi kecemasan pasien (didefmisikan sebagai kemampuan untuk mengalami kecemasan tanpa hares melampiaskannya), bukannya untuk menghilangkan kecemasan. Penelitian empiris menyatakan banyak pasien yang menjalani psikoterapetik secara berhasil mungkin terus mengalami kecemasan setelah dihentikannya psikoterapi. Tetapi, peningkatan penguasaan ego memungkinkan mereka untuk menggunakan gejala kecemasan sebagai sinyal untuk mencerminkan perjuangan hidup dan untuk meluaskan tilikan dan pengertian mereka. Suatu pendekatan psikodinamika pada pasien dengan gangguan kecemasan umum melibatkan pencarian rasa takut pasien yang mendasarinya.

Farmakoterapi

Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan kecemasan campuran anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada kunjungan pertama. Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan hares dengan cermat dijelaskan. Dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan utama. Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama.

Benzodiazepine (Diazepam). Benzodiazepin telah merupakan obat terpilih untuk gangguan kecemasan umum. Benzodiazepin dapat diresepkan atas dasar jika diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepin kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan alternatif adalah dengan meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode terbatas, selama mans pendekatan terapetik psikososial diterapkan.

Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian benzadiazepin dalam gangguan anxietas. Kira-kira 25 sampai 30 persen dari semua pasien tidak berespon, dan dapat terjadi toleransi dan ketergantungan. Beberapa pasien juga mengalami gangguan kesadaran saat menggunakan obat dan, dengan demikian, adalah berada dalam risiko untuk mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau mesin.

Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin hares dipertimbangkan dan spesifik. Diagonosis pasien, gejala sasaran spesifik, dan lamanya pengobatan — semuanya hares ditentukan, dan harus diberikan informasi kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian besar keadaan kecemasan berlangksung selama dua sampai enam minggu, diikuti oleh satu atau dua minggu menurunkan obat perlahan-lahan (tapering) sebelum akhirnya obat dihentikan. Kekeliruan klinis yang sering dengan terapi benzodiazepin adalah dengan memutuskan secara pasif untuk melanjutklan pengobatan atas dasar tanpa batas.

Untuk pengobatan kecemasan, biasanya memulai dengan obat pada rentang rendah terapetiknya dan meningkatkan dosis untuk mencapai respon terapetik. Pemakaian benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam) kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan yang berhubungan dengan penggunaan benzodiazepin dengan waktu paruh panjang. Pemakaian dosis terbagi mencegah perkembangan efek merugikan yang berhubungan dengan kadar plasma puncak yang tinggi. Perbaikan yang didapatkan dengan benzodiazepin mungkin lebih dan sekedar efek antikecemasan. Sebagai contohnya, obat dapat menyebabkan pasien memandang berbagai kejadian dalam pandangan yang positif. Obat juga dapat memiliki kerja disinhibisi ringah, serupa dengan yang dilihat setelah sejumlah kecil alkohol. Untuk diazepam sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.

Non-Benzodiazepine (Buspirone). Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 sampai 80 persen pasien dengan gangguan cemas. Data menyatakan bahwa buspirone adalah lebih efektif dalam menurunkan gejala kognitif dari gangguan kecemasan umum dibandingkan dengan menurunkan gejala somatik. Bukti-bukti juga menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya telah diobati dengan benzodiazepin kemungkinan tidak berespon dengan pengobatan buspirone. Tidak adanya respons tersebut mungkin disebabkan oleh tidak adanya efek nonansiolitik dari benzodiazepin (seperti relaksasi otot dan rasa kesehatan tambahan), yang terjadi pada terapi buspirone. Namun demikian, rasio manfaat-risiko yang lebih balk, tidak adanya efek kognitif dan psikomotor, dan tidak adanya gejala putus that menyebabkan buspirone merupakan obat lini pertama dalam pengobatan gangguan kecemasan umum. Kerugian utama dari buspirone adalah bahwa efeknya memerlukan dua sampai tiga minggu sebelum terlihat, berbeda dengan efek ansiolitik benzodiazepin yang hampir segera terlihat. Buspirone bukan merupakan terapi efektif untuk putus benzodiazepin. Sediaan tab. 10mg dosis anjuran 3×25mg/h.

Anti-Depresi. mekanisme kerja Obat Anti-depresi, adalahmenghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”, menghambat penghancuran oleh ensirn “Monoamine Oxidase” Sehingga terjadi peningkatan jurnlah “arninergic neurotransmitter” pada sinaps neuron di SSP. Efek samping Obal Anti-depresi dapat berupa :

• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif rnenurun, d11)

• Efek Antikolinergik (mulut keying, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb)

• Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)

• Efek Nourotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia)

Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu. SSRI dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini memiliki harga yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan. Contoh obat golongan ini adalah fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamine. 2.4.6,7,8

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan. Namun demikian, beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya gangguan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.

2. Tomb D. Buku Saku Psikiatri. Edisi Enam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.

3. WHO. PPDGJ III. Cetakan pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik; 1993

4. Kay J, Tasman A. Essentials of Psychiatry. England: John Wiley& Sons Ltd; 2006

5. Kumar P, Clark M. Kumar&Clark Clinical Medicine. 5th ed. UK: WB Saunders; 2002

6. Yates R W. Anxiety Disorders. [online]. 2007 Aug 23 [cited 2008 Feb 18]; [14 screens]. Available from http://www.emedicine.com/emerg/topic152.htm

7. Ravinder N Bhalla, MD. Depression. [online]. 2006 Oct 30 [cited 2008 Feb 181; [14 screens]. Available from http://www.emedicine.com/emerg/topic532.htm

8. Kaplan H, Sadock B, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat Widya Medika, Jakarta, 1998