Pages

Jumat, 29 Mei 2009

TIPS KEBAL GANGGUAN JIWA

Postingan kali ini bukan berbicara tentang ilmu kekebalan dari Banten yang tahan di bacok, tahan di silet, tahan di pukul dengan benda keras dll, tetapi ini adalah ketahanan mental bagaimana caranya agar kita terhindar dari stress, tekanan kehidupan yang menerpa terkadang membuat ego mechanism nya menjadi terganggu.

  1. Kita akan mengenal sedikit tentang id, ego dan super ego, kapan ketiga faktor ini harus dominan dan kapan salah satu faktor harus mengalah dan memberi kesempatan agar ketiga nya berjalan seimbang. Id memiliki kecenderungan dengan hal - hal yang bersifat real atau fisik, makan, minum, tidur dll. sedang ego berhubungan dengan psikologis atau hal - hal yang terkadang disepelekan oleh manusia, sedangkan Superego cenderung berhubungan dengan spiritual context.
  2. Bagaimana menjaga id yang baik tentu saja dengan mendengarkan stimulus dan alarm yang memang selalu dikirimkan oleh tubuh, tubuh memiliki sebuah mekanisme homeostasis untuk menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan seimbang, respon lapar muncul sebagai antisipasi dari sel yang mulai membutuhkan nutrisi, haus sebagai respon dari tubuh terhadap cairan yang terbuang lewat insessible water loss (kalo tulisannya salah diralat...)
  3. Ego mengirimkan sinyal dengan perubahan mood, tiba - tiba merasa tidak nyaman dengan kehadiran seseorang (orangnya cakep banget tetapi ternyata pencopet), id tentu jadi salting melihat cowok keren atau cewek cantik tetapi ego yang akan mengontrol nyaman atau tidak kita dengan dia, merasa menyenangkan atau tidak kita dengan dia, sehingga orang yang kuat dalam ego cenderung mengabaikan fisik dan merasakan sebuah hubungan dari kenyamanan yang tercipta.
  4. Super ego adalah pengontrol dari perasaan, ketika kita sedih mengapa ditinggalkan kekasih, ditolak sama orang yang disukai, di cuekin ketika ulang tahun dll maka super ego yang akan mengontrol, nilai keyakinan dan kepercayaan terhadap Causa Prima ini yang membuat semua kesulitan hidup sebagai sebuah materi kuliah yang harus dipecahkan dan dicerna.
Sekarang sumber masalah menjadi jelas, jika kita mengalami masalah secara fisik maka penuhi secara fisik, jika lapar ya makan, jika mengantuk tidur, jika haus minum, jika malu dengan bentuk tubuh berpakaian, jika masalahnya secara psikologis maka ungkapkan perasaan ke orang yang dipercaya, beri kesempatan diri menemukan aspek positif dalam diri dan beri kesempatan otak untuk melogika apakah semua yang terjadi ada korelasi atau tidak.

Jika ingin hidup tenang maka kita harus bisa memisahkan mana kebutuhan dan mana keinginan, jika terlalu banyak keinginan maka stressor menjadi besar, jika terlalu banyak kebutuhan maka tekanan hidup juga besar, rumusnya adalah PRIORITAS.., asas yang dipakai adalah TRIAGE EMERGENCY, mana yang lebih gawat jika tidak dipenuhi maka dipenuhi terlebih dahulu baru ke kebutuhan lain yang bisa ditunda.

Syarat kita bisa ikhlas menjalani hidup adalah mensyukuri yang sudah dimiliki dan tidak terlalu banyak menginginkan yang belum dimiliki, buat keinginan sebagai motivator agar kita berbuat lebih baik hari ini, jika semua bisa dijalani dengan baik maka kita sudah berupaya mereduksi stressor dengan sangat kuat.

Masih mau manyun hari ini? gak perlu...keep smile dan teruslah melakukan apa yang menyenangkan anda, buat hidup anda saat ini bermakna dan berarti karena kita tidak tahu apakah besok kita masih bisa tersenyum atau tidak, nikmati hidup saat ini juga dan rencanakan masa depan secara terstruktu dan sistematis sehingga bisa bahagia selamanya...

Senin, 25 Mei 2009

Faktor penyebab Bunuh Diri pada Penderita Kanker

Kanker adalah penyakit terminal yang membuat penderitanya mengalami hopelessness (sebuah perasaan kehilangan harapan), hopelessness ini yang terkadang membuat penderita penyakit kanker kemudian melakukan suatu perbuatan atau perilaku dengan harapan dia segera terbebas dari derita sakitnya.


Kanker memberikan beberapa dampak ke penderitanya, dampak fisik, dampak psikologis, dampak sosial dan dampak spiritual. Akibat dari kanker secara psikologis diantaranya :


  1. Depresi dan putus asa

Perasaan tertekan oleh stressor membuat seseorang merasa kehilangan kesempatan dan kehilangan peluang untuk menatap masa depan yang lebih baik, depresi berasal dari persepsi negatif seseorang terhadap masalahnya tersebut sehingga dia merasa bahwa masalahnya tersebut tidak mampu dipecahkan.


  1. Nyeri yang tidak terkendali baik

Salah satu gejala secara fisik yang dikeluhkan para penderita kanker adalah nyeri yang mencapai skala 8 – 9, dengan skala nyeri sangat berat maka diperlukan analgetik dosis tinggi untuk meredakan rasa nyeri pada penderita kanker.


  1. Delirium ringan (disinhibisi)

Penurunan kesadaran ringan, klien secara bertahap atau tiba – tiba mengalami penurunan kesadaran, jika sampai mengalami shock neurogenik maka klien akan mengalami penurunan kesadaran yang sangat drastis.


  1. Perasaan hilang kendali

Klien merasa bahwa dia sudah tidak mampu untuk mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.


  1. Kelelahan

Klien berusaha melawan penyakitnya dan akhirnya perlawanan terhadap penyakit ini menguras konsentrasi dan energinya, menurunnya selera makan membuat input berkurang, perampokan nutrisi oleh sel kanker juga memicu kelelahan, sehingga berbeda dengan atlit, kelelahan pada penderita kanker terjadi dari dalam bukan karena aktivitas fisik yang berlebih.


  1. Kecemasan

Klien merasa cemas dengan penyakitnya, dengan tipisnya harapan kesembuhan, dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan berbagai hal yang mencemaskan lainnya


  1. Psikopatologi yang telah ada sebelumnya (penyalahgunaan zat, patologi karakter, gangguan psikiatrik utama)

Sebelum terkena kanker pasien sudah mengalami gangguan secara psikologis.


  1. Masalah keluarga

Karena ketidakmampuan berproduksi maka keluarga menganggap klien menjadi beban kehidupan mereka, sehingga klien merasa menjadi sumber masalah bagi keluarga.


  1. Ancaman dan riwayat usaha bunuh diri sebelumnya

Jika penyakit yang diderita sudah lama maka klien kemungkinan memiliki keinginan bunuh diri sejak menderita penyakit pada tahap awal.


  1. Riwayat positif bunuh diri pada keluarga

Ada salah satu anggota keluarga yang pernah melakukan bunuh diri.


  1. Faktor risiko lain yang biasanya digambarkan pada pasien psikiatrik

Pasien psikiatrik terkadang mengalami sebuah goncangan kejiwaan, gangguan sosialisasi dan beberapa hal lain yang membuat mereka akhirnya memutuskan diri untuk melakukan bunuh diri.


Akankah kita tidak perduli pada penderita kanker jika mengetahui bahwa peluang mereka untuk melakukan bunuh diri lebih tinggi dari penderita penyakit lainnya? Kepedulian kita mampu mereduksi masalah dan depresi mereka.

Selasa, 19 Mei 2009

DIAGNOSA TUNGGAL PADA ASKEP GANGGUAN JIWA

Rumusan diagnosa pada asuhan keperawatan gangguan jiwa pada awalnya berbentuk problem related to etiology, namun sejak Konas III di Semarang maka rumusan diagnosa keperawatan jiwa dibuat menjadi tunggal sehingga hanya menyebutkan problem tanpa perlu menuliskan etiologi. Proses keperawatan jiwa tentu saja mengalami imbasnya, jika tadinya rencananya adalah mengatasi penyebab maka sekarang benar – benar mengarah ke mengatasi masalah. Rumusan diagnosa tunggal keperawatan jiwa ini mengacu pada North American Diagnosis Association (NANDA) 2005-2006.

Perbandingan :

Pohon Masalah Jaman Dulu

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi b.d Isolasi Sosial Menarik Diri

Isolasi Sosial Menarik Diri b.d Harga Diri Rendah

Harga Diri Rendah b.d Koping Mekanisme Tidak Efektif


Pohon Masalah yang Baru

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial (Dulu dikenal dengan Menarik Diri)

Harga Diri Rendah

Berdasarkan perkembangan ini maka diagnosa tersebut diatas perlu menyertakan data mayor dan minor yang menunjang ditegakkannya diagnosa. Sedangkan untuk intervensi asuhan keperawatan mencakup tiga hal; intervensi kepada klien, intervensi terhadap kelompok dapat berupa terapi aktivitas kelompok (TAK), dan intervensi terhadap keluarga.

Satu Intervensi yang lumayan berat adalah intervensi terhadap keluarga, dengan berbagai kendala, keluarga tidak mau hadir di acara family gathering, biaya melakukan home visit belum tersedia secara memadai, andaikan ada biasanya masih belum mencukupi untuk membuat intervensi keluarga menjadi maksimal. Semoga kedepan intervensi terhadap keluarga menjadi maksimal karena tanpa dukungan dari keluarga penyembuhan pasien menjadi sebuah target yang berat.

Senin, 18 Mei 2009

TOKOH JIWA DUNIA : SIGMUND FREUD

Sigmund Freud lahir pada 6 Mei 1856 di kota Freiberg yang kini terletak di Cekoslowakia tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria. Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang berprestasi di sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer orang Wina.

Ia adalah seorang neurology yang mendirikan aliran psikoanalisis dalam psikologi. Psikoanalisis adalah gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, ia memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan manusia semenjak kecil dari ibunya.

Pengalaman seksual dari ibu, seperti menyusui, mengalami perkembangan atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai perilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma ayah. Salah satu kolega Freud, Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati di dalam diri manusia. Awalnya Freud menolak pernyataan dari Adler ini. Tetapi pada akhirnya Freud menerima ketika hasrat seksualitas disandingkan dengan insting mati (thanatos).

Freud tertarik dan belajar hipnosis di Prancis. Ia menggunakan ilmu itu untuk membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnosis setelah berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan psikologis, yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi.

Teori-teori Freud dan caranya mengobati pasien menimbulkan kontroversi di Wina abad ke-19. Teori dan cara kerjanya juga masih diperdebatkan hingga kini. Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Baru pada tahun 1895 buku pertamanya yang berisi Penyelidikan tentang Histeria terbit, tulisan tersebut adalah hasil kerja samanya dengan Breuer. Buku Freud berikutnya adalah Tafsir Mimpi yang terbit pada tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul terkenal. Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.

Freud Menikah dan memiliki enam orang anak. Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena serangan kanker pada tulang rahangnya, sejak tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun karena keturunan Yahudi dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di London pada tahun 1939.

Beberapa pemikiran Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga sulit untuk disingkat. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia menunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan pembicaraan yang tidak tepat, salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan diri menderita karena kesalahan dalam membentuk proses pikir yang benar.

Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga yang mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal khitan, perasaan tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit semenjak dilontarkan.

Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.

Karena banyaknya ide dan gagasan Freud yang masih bertentangan satu sama lain, orang - orang mengalami kesulitan untuk mencatatnya dalam sejarah Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud tidak pernah berhasil memperoleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan dan terlalu sulit untuk mengungkapkan bagian-bagian yang mana dari gagasannya yang akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.

Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.

Memang betul, psikoanalisa merupakan cara penyembuhan yang teramat mahal dan amat serius dan tidak berhasil. Tetapi,teknik itu meraih sukses-sukses besar. Para psikolog di masa depan berkesimpulan bahwa keinginan seksual yang tertekan akan semakin penting peranannya dalam tingkah laku manusia daripada anggapan para penganut faham Freud. Tetapi, gairah ini sudah pasti punya saham besar dari anggapan sebagian psikolog sebelum Freud. Begitu pula, mayoritas psikolog kini yakin bahwa proses mental bawah-sadar memegang peranan yang menentukan dalam tingkah laku manusia, sesuatu hal yang diremehkan orang sebelum Freud.



dimodifikasi dari : http://media.isnet.org
source asli :
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

Kamis, 14 Mei 2009

TERAPI KELUARGA

Peran serta keluarga dlm perawatan klien gangguan jiwa
  1. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dg lingkungannya
  2. Keluarga dipandang sbg satu sistem sehingga gangguan yg tjd pd salah satu anggota dpt mempengaruhi sistem, disfungsi dlm keluarga dpt sbg penyebab gangguan
  3. Berbagai pelayanan keperawatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup
  4. Salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah keluarga tdk tahu cara merawat klien dirumah
KENYATAAN :
  1. Banyak klien di RSJ yg jarang dikunjungi keluarga, keluarga tdk mengikuti proses perawatan klien
  2. Tim kesehatan jiwa di RS merasa bertanggug jawab thd upaya penyembuhan klien & jarang melibatkan keluarga
  3. Setelah sembuh, RS memulangkan klien, beberapa hari, minggu, bulan klien kembali dirawat dg alasan perilaku klien tdk bisa diterima oleh keluarga & lingkungan
MENGAPA TERJADI ?

Selama dirumah klien tdk boleh keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dg curigai
Keluarga mempunyai tangung jawab dlm Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah
Adaptasi klien dg lingkunganberjalan baik.

Terapi keluarga ADALAH Suatu cara utk menata kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart & Sundeen, 1991)

TUJUAN :

1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga
2. Meningkatkan kesadaran keluarga thd kebutuhan masing-masing anggota keluarga
3. Meningkatkan kemampuan penanganan thd krisis
4. Mengembangkan hubungan peran yg sesuai
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dlm maupun dari luar anggota keluarga
6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dg tingkat perkembangan anggota keluarga

Mengintegrasikan keluarga ke dlm sistem yg besar di dlm masyarakat
Keluarga tdk terisolasi

MANFAAT TERAPI KELUARGA :

Klien

1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal
3. Menurunkan angka kekambuhan

Keluarga
  1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
  2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian thd klien shg lebih dpt menerima, toleran & menghargai klien sbg manusia
  3. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
PERAN PERAWAT

1. Merawat klien secara utuh : observasi stress emosi klien & keluarga
2. Mengkaji fungsional & disfungsional keluarga

aktifitas :
  1. Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes ttg gg.jiwa, sistem keswa & yankep
  2. Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku & stress
  3. Komponen emosi : memberikan kesempatan utk memvalidasi perasaan & bertukar pengalaman
  4. Komponen proses keluarga fokus pd koping keluarga & gejala sisa thd keluarga
  5. Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal utk klien & keluarga

CIRI-CIRI FUNGSIONAL KELUARGA
  1. Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap transisi dlm hidup
  2. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu
  3. Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga
  4. Hubungan antar keluarga yg erat & hindari menjauhi masalah
  5. Perbedaan antar anggota keluarga mendorong utk meningkatkan pertumbuhan & kreativitas individu
  6. Orang tua & anak hubungan terbuka
DISFUNGSI KELUARGA

1. Tdk memiliki satu atau lebih fungsi keluarga
2. Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yg tdk dirumah
3. Ayah & ibu yg super, sibuk, pasif dll
4. Pasangan yg tdk harmonis


INDIKASI TERAPI KELUARGA
  1. Konflik perkawinan, sibling konflik, konflik beberapa generasi
  2. Konflik orang tua & anak
  3. Proses transisi dlm keluarga ; pasangan baru menikah, kelahiran anak pertama, anak mulai remaja
  4. Terapi individu yg perlu melibatkan anggota keluarga lain
  5. Tdk ada kemajuan terapi individu
STRUKTUR TERAPI KELUARGA

Identifikasi keluarga

1. Perubahan/transisi keluarga
2. Tahap perkembangan
3. Struktur keluarga

HARAPAN:

1. Memberikan stimuli dlm perkembangan anak
2. Menumbuhkan hubungan interpersonal
3. Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa
4. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
5. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
6. Mengetahui fungsi & tugas keluarga
7. Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
8. Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas


Sumber : (Stuard & Sundeen, Budiana Keliat)

Alokasi Dana untuk Penyakit Jiwa hanya 1%

BATAM--MIOL: Pemerintah hanya mengalokasikan anggaran di bawah 1% untuk penyakit jiwa (mental health) dari total anggaran kesehatan di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Thailand yang mengalokasikan dana untuk penyakit jiwa sebesar 3%, Australia 8%, dan negara maju di atas 10%, persentase anggaran kesehatan jiwa di Indonesia sangat kecil, bahkan yang terkecil di Asia. Seperti diungkapkan oleh Irmansyah, Ketua Umum Panitia Penyelenggara Konferensi Nasional Skizofrenia IV di Batam, Minggu (19/11).

Acara yang berlangsung selama tiga hari, 17-19 November, dihadiri para dokter kesehatan jiwa, pers, dan pemerhati kesehatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang. Kecilnya anggaran untuk menangani pasien sakit jiwa juga berdampak pada pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa.

Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), saat ini hanya tersedia sekitar 8.500 tempat tidur di rumah sakit jiwa seluruh Indonesia. Demikian juga dengan tenaga medis, seperti dokter jiwa, saat ini hanya sekitar 500 orang, yang menangani 2.500 pasien. Hal ini berbeda dengan kondisi di Thailand. Setiap dokter jiwa hanya menangani satu pasien gangguan jiwa, sehingga pemantauannya lebih mudah. Padahal reputasi dokter kesehatan jiwa Indonesia cukup baik dalam menangani pasien gangguan jiwa. ''Para dokter kesehatan jiwa di Indonesia mampu menangani pasien gangguan jiwa dengan tingkat kesembuhan mencapai 70%,'' kata Irwansyah.

Hanya saja, penanganan gangguan jiwa ini menjadi tidak maksimal karena minimnya dana dan sumber pendukung untuk melakukan riset lebih lanjut. Akibatnya, banyak kasus gangguan jiwa yang pada akhirnya tidak dapat tertangani secara konsisten. ''Untuk menangani gejala gangguan jiwa, para psikiatri Indonesia mampu menanganinya dengan baik. Sebagai contoh menangani pasien skizofrenia, penyakit kejiwaan yang menyerang fungsi kognitif otak, para psikiatri Indonesia telah melakukan riset dan penanganan yang lebih baik dibandingkan dokter luar negeri,'' kata Irmansyah.

Penanganan dini Dalam kesempatan sama, Ketua Umum PDKSJI HM Syamsulhadi mengatakan, meskipun penyakit gangguan jiwa belum bisa disembuhkan 100%, para dokter telah melakukan pertemuan dan tukar informasi terkini dalam penanganan dini penyakit jiwa. Pasalnya, banyak penanganan pasien gangguan jiwa di masyarakat yang salah. Sebagai contoh, masyarakat melakukan pemasungan, mengurung penderita gangguan jiwa, dan memperlakukan dengan tidak manusiawi.

Bahkan keluarga dengan sengaja 'membuang' anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa karena dianggap aib. Demikian juga ketika keluarga mengetahui salah satu anggotanya mulai menampakkan gejala gangguan jiwa, dianggap kemasukan roh halus. Masyarakat memilih membawanya ke dukun, bukan ke dokter jiwa. ''Tukar informasi terkini itu cukup penting untuk menambah pengetahuan di bidang kedokteran jiwa. Dan dokter jiwa pun masih terus berusaha untuk memberikan arti bagi kesembuhan pasien gangguan jiwa,'' ungkapnya.

sumber : http://www.depkes.go.id

Rabu, 13 Mei 2009

Halusinasi vs Ilusi

Menurut Prof. Willy F. Maramis DSJ halusinasi adalah suatu persepsi sensori yang salah tanpa rangsangan dari luar yang sebenarnya, mungkin karena gangguan emosi atau stress (reaksi histerik, deprivasi sensorik), psikosa fungsional atau keracunan (obat, alkohol, halusinogen) dan dapat terjadi pada setiap indra.

Tapi yang sering terjadi adalah halusinasi auditorik (pendengaran) dan halusinasi Visual (penglihatan), halusinasi auditorik lebih sering terjadi karena adanya gangguan jiwa, sedangkan halusinasi visual biasanya terjadi karena pengaruh zat halusinogen seperti alkohol, narkoba dan perubahan molekuler neuron otak.

Ilusi adalah sebuah kondisi mempersepsikan berbeda terhadap sebuah obyek, sebagai contoh mengapa ketika anda melihat sebuah permainan sulap sebenarnya anda sedang mengalami ilusi, pesulap melakukan tehnik membuat sebuah obyek dipersepsi berbeda oleh seseorang. Dedy Corbuizer menyebut dirinya sebagai seorang Mentalis Illusionis, David Coperfield menganggap dirinya sebagai seorang Ilusionis sejati bukan seorang Halusionis.

Ada yang beranggapan bahwa ilusi terjadi karena ada rangsang sedangkan halusinasi terjadi tanpa ada rangsang, dengan pendapat ini tentu untuk orang awam pengertiannya menjadi sulit dicerna meskipun sebenarnya maksud atau pengertiannnya benar, untuk menyederhanakan arti maka halusinasi adalah merasa melihat obyek tanpa benar - benar ada obyek. Contoh : Seorang klien berusia 35 tahun bernama Tn M merasa mendengar bisikan - bisikan yang mengatakan "kamu jelek, kamu jahat, kamu gak bisa apa - apa", ketika di evaluasi di lingkungan tidak ada saksi yang mendukung bahwa mereka mendengar suara seperti yang didengar Tn. M.

Sedangkan Ilusi terjadi ketika anda melihat sebuah sendok dibengkokkan, sendok tersebut tidak benar - benar bengkok tetapi oleh sang magician kita di ilusikan sehingga melihat sendok tersebut menjadi bengkok. Tenik ilusi ini yang membuat segala hal mustahil menjadi masuk akal. Bagaimana dengan orang yang melihat hantu? ada dua versi yang muncul, dia memiliki indra ke enam atau dia berhalusinasi. Untuk mengukurnya maka jika dia merasa memiliki indra ke enam maka orang dengan kemampuan indra ke enam pula dapat melihat sama persis dengan orang yang mengatakan melihat hantu, dikatakan halusinasi jika hanya dia yang melihat hantu dan orang yang memiliki indra keenam tidak menemukan dan tidak melihat apa - apa.

Halusinasi dan ilusi maupun melihat hantu bisa diukur dan dievaluasi, sehingga akan sangat mudah membedakan mana ilusi, mana halusinasi, mana yang memiliki indra ke enam. Dengan mengetahui perbedaan 3 fenomena tersebut maka kita lebih mudah mendeteksi apakah seseorang tersebut mengalami halusinasi atau memang dia seorang paranormal. Seorang paranormal yang merasa melihat hantu akan didukung oleh paranormal lain yang juga melihat hantu, sedangkan seorang penderita halusinasi hanya dia yang melihat hantu sedangkan paranormal atau orang dengan indra ke enam tidak merasakan dan melihat apa - apa. Jika menderita halusinasi maka harus diterapi seperti penderita halusinasi lainnya.


Source :
Kaplan & Sadock’s, Comprehensive Textbook of Psychiatry

W.F. Maramis, Catatan ilmu kedokteran jiwa

Kopi dan Halusinasi

Menurut penelitian di Inggris, orang yang terlalu banyak minum kopi cenderung lebih mudah mengalami efek halusinasi. Tim peneliti dari Universitas Dunham menyimpulkan orang yang minum lebih dari tujuh cangkir kopi instan sehari cenderung tiga kali lipat lebih mudah mengalami halusinasi daripada orang yang hanya minum satu cangkir kopi sehari. Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka menyurvei 200 mahasiswa mengenai kebiasaan mengonsumsi kopi dan pengalamannya melihat hal-hal mistis.


"Ini merupakan langkah awal untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan halusinasi secara lebih luas," ujar Simon Jones, yang memimpin penelitian tersebut. Ia mengatakan pada penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa tekanan seperti trauma masa kecil berhubungan dengan halusinasi.


Menurut James hubungan antara kopi dan halusinasi mungkin terkait dengan hormon kortisol. Halusinasi sendiri timbul saat tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon tersebut dihasilkan saat seseorang mengalami stres. Konsumsi kafein juga memicu produksi hormon tersebut.


Meski demikian, James menekankan bahwa hubungan tersebut bukan sebab akibat. Kalaupun kafein memicu halusinasi, pengaruhnya mungkin tak sebesar faktor psikologis lainnya. Selain itu, tak hanya kopi yang berpengaruh melainkan teh, kopi, dan minuman yang mengandung kadar kafein tinggi. Penelitian langsung dan percobaan dibuuthkan untuk mengukur hubungan kafein dengan efek halusinasi.


Masih dibutuhkan penelitian lanjutan bahwa minum kopi secara continue mampu menstimulasi munculnya halusinasi, karena halusinasi memiliki dua bentuk yaitu halusinasi menyenangkan dan halusinasi menakutkan atau menyedihkan. Contoh halusinasi menyenangkan adalah halusinasi bertemu dengan Agnes Monica dan Halusinasi menakutkan adalah dikejar – kejar Robot Gedek.


Mereduksi halusinasi menyenangkan maupun menakutkan sama - sama menyulitkan jika menurut klien halusinasi tersebut tidak mengganggu, klien yang menganggap halusinasi menyenangkan akan menganggap halusinasi sebagai alat menggapai kenyamanan, sedangkan jika halusinasi dianggap mengganggu maka klien mampu diminta untuk mengontrol halusinasi.


Dimodifikasi dari www.Kompas.com

Selasa, 12 Mei 2009

WAHAM PADA PENDERITA SCHIZOFRENIA

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman dirinya buruk (Kaplan dan Sadock, 1997).

Gejalanya schizophrenia dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Gejala Primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan otisme.
Gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala katatonik.

Gejala Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan primer. Skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
1. Simplex,
2. Hebefrenik,
3. Katatonik,
4. Paranoid,
5. Tak terinci,
6. Residual (maslim, 2000).

Dari beberapa jenis skizofrenia diatas, terdapat skizofrenia paranoid. Jenis ini ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi, dan tidak ada perilaku pada tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya waham kebesaran atau waham kejar, jalannya penyakit agak konstan (Kaplan dan Sadock, 1998). Pikiran melayang (Flight of ideas) lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih sering inkoherensi (Maramis, 1998). Kriteria waktunya berdasarkan pada teori Townsend (1998), yang mengatakan kondisi klien jiwa sulit diramalkan, karena setiap saat dapat berubah.

Waham menurut Maramis (1998), Keliat (1998) dan Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah. Mayer-Gross dalam Maramis (1998) membagi waham dalam 2 kelompok, yaitu primer dan sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis, tanpa penyebab dari luar. Sedangkan waham sekunder biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain, waham dinamakan menurut isinya, salah satunya adalah waham kebesaran

download materi waham komplet dalam bentuk Ms Word agar mudah anda edit disini..