Pages

Senin, 01 Juni 2009

KEKACAUAN MENTAL KARENA MAKANAN

Selama ini orang yang hobi makan tidak pernah menyadari bahwa makan adalah sebuah kegiatan yang bisa menimbulkan bahaya, pasti akan muncul dibenak kita semua "masa sih gara - gara makan bisa menjadi masalah, masalah apa saja yang terkait dengan makanan?

1. Orthorexia

suatu penyakit mental yang terobsesi dengan makan makanan-makanan sehat, orthorexics (pengidap orthorexia) merasakan suatu kebutuhan akan makanan yang sehat atau makanan "murni" atau alami. Orthorexia tidak dikenal oleh DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) dan secara umum tidak terdiagnose.

2. Prader-Willi Syndrom (PWS)

Disebabkan oleh cacat chromosomal. Ini bukanlah penyakit turunan dan penyakit ini bisa menyerang laki-laki atau perempuan semua ras. PWS dapat membawa serta sejumlah gejala-gejala termasuk kekurangan ketrampilan gerak motorik tubuh, pertumbuhan yang tidak sempurna, dan keterbelakangan mental. Sebagai tambahan, PWS juga menyebabkan selera yang tak terpuaskan.

3. Pica

Pica barangkali penyakit paling menarik di daftar ini. Ini adalah gabungan antara kekacauan mental mengenai makanan dan masalah kejiwaan umum. Orang-orang dengan pica merasakan adanya paksaan untuk memakan benda yang bukan makanan dan bukan bahan nutrisi. Seperti memakan puntung rokok, obat nyamuk bakar, rambut, tanah, atau kaca dan benda tajam lainnya. Penderita pica beresiko sakit atau bahkan kematian disebabkan masuknya bahan-bahan berbahaya ke dalam tubuh.

4. Bigorexia

Bigorexics adalah latihan penuh paksaan, mengambil suplemen tambahan, dan sangat memperketat diet mereka. Bagaimana pun berotot dan kekarnya tubuh mereka, mereka tetap merasa malu untuk memperlihatkan tubuh mereka karena mereka pikir tubuh mereka belum cukup bagus. Karena gangguan mental jenis ini sudah lama diihat sebagai penyakit anak perempuan sehingga banyak kaum yang mengidap gangguan malu untuk mengakuinya.

5. BED (Binge Eating Disorder=gangguan kesenangan berlebihan dengan makanan)

BED adalah suatu kondisi yang terpisah dibanding bulimia. Kondisi ini dianggap sebagai kekacauan yang umum karena makanan, namun ditetapkan di dalam DSM IV sebagai suatu bagian dari EDNOS (Eating Disorder Not Otherwise Specified=Kekacauan makan bukan oleh sebab-sebab yang spesifik). Ini adalah suatu kategori yang luas dari kekacauan mental disebabkan makanan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

- Pada perioide tertentu mengonsumsi makanan secara tidak terkontrol, baik jumlahnya maupun temponya, di luar serangan bisa normal kembali.

- Makan dengan gelisah, dan biasanya makan dalam jumlah berlebihan saat bosan, stres atau depresi.

- Makan dalam jumlah besar walaupun tidak benar-benar lapar.

- Takut makan di depan orang lain karena malu dengan kelainan ini.

- Timbul perasaan bersalah, menyesal diakhiri dengan depresi pada pasca serangan.

6. Anorexia Athletica

seseorang dengan anoreksia athletica melampaui perasaan yang normal dari kebanyakan kita setelah mereka menempuh sebuah latihan lari panjang yang bagus atau suatu sesi yang berhasil di dalam ruang senam atau fitness. Perasaan ini bukanlah pilihan untuk mereka pada penyakit ini, dan mereka sering kali mendorong diri mereka sendiri untuk melakukan tindakan berlebihan atau bahkan rasa sakit serius hanya untuk mendapatkan tubuh yang sempurna.

7. NES (Night Eating Syndrome=sindrom makan malam)

NES adalah jenis kekacauan baru, mirip seperti orthorexia dalam diagnosa cepat. Korban makan malam berupa kegemukan biasa atau kegemukan berlebihan, yang hampir tidak makan apa pun di pagi hari dan sepanjang hari atau makan kurang dari separuh kalori yang dimakan pada malam hari. Mereka sering kali mengalami kesulitan untuk tidur atau terjaga pada malam hari untuk memenuhi hasrat untuk makan. Seperti orang dengan ED lainnya, orang-orang dengan NES sering tertutup tentang kebiasaan makan mereka dan tidak suka mengakui bahwa ada masalah.

8. BBD (Body Dysmorphic Disorder=kekacauan tubuh dysmorphic)

Sementara BDD bisa saja didiagnose tanpa kehadiran suatu ED. Orang-orang dengan BDD diyakinkan mereka mempunyai sejumlah cacat-cacat, tidak hanya termasuk perasaan kegemukan yang jelek, tapi juga karena mempunyai rambut, gigi yang jelek, atau bau badan yang sangat tidak enak. Hal ini melampaui kegelisahan remaja secara umum tentang penampilan. Ketika seorang penderita BDD melihat bayangan dirinya di dalam cermin, mereka melihat sosok yang benar-benar berbeda dibanding orang di sekitarnya.

9. Bulimia Nervosa

Bulimia dicirikan ditandai oleh lingkaran kesenangan berlebihan akan makanan dan pembersihan. Ketika kebanyakan orang berpikir tentang bulimics (pengidap bulimia), mereka berpikir tentang diri sendiri yang terbujuk memuntahkan makanan dengan maksud membersihkan. Selain dengan cara memuntahkan untuk membersihkan, para bulimics juga melakukan pembuangan air seni dan berak. Selain itu, para bulimics menggunakan sirop ipecac atau gerakan menggelitik kerongkongan untuk memuntahkan. Seorang bulimics sangat menyadari perilaku mereka itu adalah hal yang tidak biasa atau tidak benar, dan mereka akan bersusah payah untuk menyembunyikannya. Yang menarik, seorang bulimics dengan siklus pembersihan yang tidak berlebihan akan mempunyai berat badan yang normal. Hanya mereka yang membersihkan lebih dari ukuran normal yang memperlihatkan tanda-tanda suatu ED.

10. Anorexia Nervosa

Penelitian-penelitian terbaru memperkiraka ada 1 dari 100 gadis remaja menderita anorexia, yakni kekacauan berupa kesediaan untuk tidak makan dan lapar dalam jangka waktu lama, dengan hanya makan sedikit sekali disebabkan stres untuk menjaga berat badan. Anak-anak perempuan berusia 8 tahun-an sudah ada yang diopname dengan kondisi ini. Pemetaan otak pada penderita anorexia menunjukkan kecanduan mereka untuk tidak makan adalah sama besarnya seperti orang yang kecanduan narkoba atau alkohol berat. Anorexics (penderita anorexia) beresiko lebih besar untuk berbuat lebih parah disebabkan anorexia itu sendiri dan kemungkinan mengidap ED yang lain, seperti kebanyakan rasa kecanduan, tidak pernah hilang begitu saja. Mereka yang mengalami perawatan dan tidak lagi menunjukkan gejala-gejala atau tanda-tanda kekambuhan mereka dipertimbangkan di dalam penyembuhan dan harus menjaga diri dari dorongan-dorongan di luar kendali. Bahkan orang sembuh setelah bertahun-tahun, hanya karena suatu peristiwa dapat memicu ulang penyakit ini. Bagaimanapun, mereka yang sungguh-sungguh mengatur untuk memelihara datangnya penyakit dapat memulihkan diri secara penuh dan dapat hidup dan makan secara normal.


Sumber : Wikipedia

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Jika anda merasa tersesat di blog ini, mohon beri komentar sebagai perbaikan kualitas postingan.